Blog Pesantren Budaya Nusantara adalah sebuah inovasi pendidikan non formal berbasis Budaya Islam Nusantara di dunia maya yang memiliki tujuan memelihara, melestarikan, mengembangkan secara inovatif warisan budaya Nusantara yang adiluhung di tengah arus gelombang globalisasi yang akan menghapus identitas etnis, budaya, bahasa, agama, negara

St Augustine of Hippo - Bapak Gereja Abad Pertengahan

Oleh: Nanang Syafi'udin

          
St.Augustine of Hippo
Augustine hidup disaat tahun-tahun Kekaisaran Romawi sedang merosot. Ia pun menjadi teolog terbesar di zamannya. Tulisannya yang mendasar dan mendalam sangat mempengaruhi doktrin dan sikap Kristen sepanjang abad pertengahan. Bahkan masih sangat berpengaruh bagi teologi Kristen hingga saat ini.
            Augustine lahir tahun 354 M di kota Tagase (Souk-Ahras di Negara Aljazair), kira-kira 73 km arah selatan kota pantai terbesar Hippo (Annaba). Ayahnya penganut aliran paganisme, sedangkan ibunya pemeluk agama Kristen yang taat. Namun saat kecil dirinya tidak terbaptis.
             Kecerdasan Augustine yang mengesankan membuatnya dikirim ke Chartago pada usia 16 tahun. Dia menuntut ilmu dan pada usia 19 tahun dirinya berani belajar filosofi. Tak lama kemudian dirinya memeluk Manichaeisme, “agama” yang didirikan sekitar tahun 240 oleh seorang “nabi” yang bernama Mani. Buat si muda Augustine, Kristen kurang menarik sedangkan Manichaeisme masuk akal.
            Selang sembilan tahun berikutnya dirinya mulai meragukan Manichaeisme, dan pindah ke Roma saat usia 29 tahun. Hanya sebentar di Roma dirinya pindah ke Milan. Di kota ini dirinya menjadi gurubesar ahli retorika, berkenalan dengan faham Neoplatonisme, dan mendengar ceramah Uskup Milan waktu itu tentang faham Kristen yang lebih bermutu.

              Perkenalannya dengan Uskup Milan St. Ambrose menyebabkan dirinya menjadi pemeluk Kristen yang benar-benar taat.  St. Ambrose membaptisnya pada tahun 387 dan menyuruhnya kembali ke kota Tagase.
             Tahun 391 Augustine pindah ke Hippo dan menjadi asisten Uskup Hippo. Saat lima tahun kemudian dirinya menggantikan sang Uskup yang meninggal. Augustine yang sudah berusia 42 tahun menggantikan kedudukannya sebagai uskup hingga akhir hayatnya.
              Meski Hippo adalah kota kecil, namun berkat kecermelangannya dalam tempo singkat dirinya menjadi pemimpin yang dihormati dikalangan gereja pada waktu. Dirinya memiliki pembantu yang menuliskan karya-karyanya seputar agama Kristen. Sekitar 500 petuah dan 200 surat-suratnya masih bisa diketemukan sekarang. Karya yang paling masyhur adalah The City of God dan Confession,yang disebut sebagai buku otobiografi terbaik yang pernah dibuat orang tatkala umurnya memasuki usia 40 tahun.
             Surat dan petuah Augustine banyak ditujukan untuk membantah faham Manichaenisme, penganut Donatis (sebuah sekte Kristen Murtad), dan kaum Pelagian (para pembangkang gereja pada waktu itu). Namun yang terpenting dari pemikirannya adalah pertentangannya dengan kaum Pelagian yang sangat mempengaruhi doktrin keagamaan Kristen versi Augustine. Dalam anggapan kaum Pelagian masing-masing manusia tidak terbebani dosa orisinal yang terbawa sejak lahir. Masing-masing manusia memiliki kebebasan memilih kebaikan dan keburukan. Dengan hidup yang lempang dan kerja baik, tiap pribadi akan terbebas dari beban dosa.
             Augustine membantah anggapan kaum Pelagian tersebut. Menurut Augutine,semua orang tercemar dosa Adam. Manusia tak berkesanggupan memperoleh pengampunan dosa semata-mata lewat usaha sendiri dan kerja baik. Berkah dan restu Tuhan penting dalam pengampunan dosa. Pandangan Augustine ini memperkokoh gereja sebagai pusat untuk memperoleh pengampunan dari Tuhan.
               Augustine beranggapan bahwa Tuhan sudah maklum siapa yang akan diselamatkan dan siapa yang tidak,sebagian  dari manusia sudah ditakdirkan untuk jadi selamat. Pendapat tentang takdir inilah yang kemudian dianut oleh teolog-teolog belakangan seperti St. Thomas Aquinas dan John Calvin.
              Selanjutnya pemikiran yang paling berpengaruh adalah pandangan Augustine tentang seks. Dalam tulisannya yang dibukukan yang berjudul Confessions, menegaskan bahwa penolakan terhadap seks adalah sesuatu yang mustahil. Penolakan terhadap seks membuat manusia menderita dan berbuat kejahatan. Berdamai dengan aktifitas seksual adalah sebuah kedamaian dalam beragama. Pandangan seperti ini yang mempengaruhi sikap masyarakat di abad pertengahan.
              Buku lain dari Augustine yang berjudul The City of God sebagiannya merupakan pembelaan Kristen terhadap klaim kaum Visigoth yang menganggap bahwa orang Roma terkena kutuk oleh dewa. Kaum Visigoth  adalah penakluk Roma pada tahu 410 M dengan pemimpinnya yang bernama Alaric. Di bawah kekuasaan Kaum tersebut Roma mengalami kemerosotan dan orang-orang Roma mulai kehilangan kepercayaan kepada Kristen. Namun berdasar ulasan Augustine, Kristen memiliki makna penting dalam kemajuan Negara kota dunia itu. Idealnya adalah terciptanya “kota Surgawi” dan menjadi alat kemajuan spiritual manusia. Alat untuk mencapai kemajuan spiritual manusia inilah yang diperlukan gereja. Doktrin tidak ada ampunan selain melalui gereja menjadi dalil penting bagi peran Paus dan Uskup.
             Meski Augustine belum final menyampaikan konsepsi kenegaraannya, dorongan argumennya memudahkan  terbentuknya kesimpulan bahwa penguasa mesti berada di bawah seorang Paus. Para Paus pada abad pertengahan bersorak mendengar kesimpulan ini dan doktrinya menjadi dasar pertentangan jangka lama antara negara dan gereja yang menjadi ciri sejarah Eropa selama ratusan tahun.
              Augustine adalah teolog Kristen terbesar terkhir sebelum abad gelap Eropa. Karya besarnya menjadi doktrin gereja dalam garis besarnya selama abad pertengahan (Medieval Era). Dirinya adalah sosok yang menonjol dari para pendiri gereja latin dan buah pikirnya luas tersebar dan terbaca di kalangan Uskup dan Paus.
                Augustine Wafat tahun 430 M di Hippo pada umur tujuh puluh enam tahun, bertepatan sewaktu  Kaum Vandal  menyerang dan membumihanguskan Hippo pada sat itu. Namun untungnya perpustakaan serta gereja Augustine selamat dari malapetaka yang diciptakan suku-suku perusak itu. 
Nanang Syafi’udin, santri Pesantren Global Tarbiyyatul Arifin Malang



You have read this article Filsafat with the title St Augustine of Hippo - Bapak Gereja Abad Pertengahan. You can bookmark this page URL https://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2013/09/st-augustine-of-hippo-bapak-gereja-abad.html. Thanks!

No comment for "St Augustine of Hippo - Bapak Gereja Abad Pertengahan"

Post a Comment