Blog Pesantren Budaya Nusantara adalah sebuah inovasi pendidikan non formal berbasis Budaya Islam Nusantara di dunia maya yang memiliki tujuan memelihara, melestarikan, mengembangkan secara inovatif warisan budaya Nusantara yang adiluhung di tengah arus gelombang globalisasi yang akan menghapus identitas etnis, budaya, bahasa, agama, negara

KH M.Hasyim Asy'ari - Guru, Ilmuwan, Pejuang, Pahlawan Nasional (2)

Oleh: Ahmad Murtaqi Jauhari
Karya KH. M. Hasyim Asy’ari
      Di samping aktif mengajar, berdakwah, dan berjuang, Kiai Hasyim juga penulis yang produktif.  Beliau meluangkan waktu untuk menulis pada pagi hari, antara pukul 10.00 sampai menjelang dzuhur.  Waktu ini merupakan waktu longgar yang biasa digunakan untuk membaca kitab, menulis, juga
menerima tamu. Karya-karya Kiai Hasyim banyak yang merupakan jawaban atas berbagai problematika  masyarakat. Misalnya, ketika umat Islam banyak yang belum faham persoalan tauhid atau aqidah, Kiai  Hasyim lalu menyusun kitab tentang aqidah, diantaranya Al-Qalaid fi Bayani ma Yajib min al-Aqaid,
Ar-Risalah al-Tauhidiyah, Risalah Ahli Sunnah Wa al-Jama’ah, Al-Risalah fi al-Tasawwuf, dan lain  sebagainya.
       Kiai Hasyim juga sering menjadi kolumnis di majalah-majalah, seperti Majalah Nahdhatul  Ulama’, Panji Masyarakat, dan Swara Nahdhotoel Oelama’. Biasanya tulisan Kiai Hasyim berisi  jawaban-jawaban atas masalah-masalah fiqhiyyah yang ditanyakan banyak orang, seperti hukum  memakai  dasi, hukum mengajari tulisan kepada kaum wanita, hukum rokok, dll. Selain membahas  tentang masail fiqhiyah, Kiai Hasyim juga mengeluarkan fatwa dan nasehat kepada kaum muslimin,  seperti al-Mawaidz, doa-doa untuk kalangan Nahdhiyyin, keutamaan bercocok tanam, anjuran  menegakkan keadilan, dan lain-lain. Kitab ada Al-‘Alim wa Al-Muta’allimin merupakan kitab yang berisi tentang konsep pendidikan.  Kitab ini selesai disusun hari Ahad pada tanggal 22 Jumadi Al-Tsani tahun 1343. KH Hasyim Asy’ari  menulis kitab ini didasari oleh kesadaran akan perlunya literatur yang membahas tentang etika (adab)  dalam mencari ilmu pengetahuan. Menuntut ilmu merupakan pekerjaan agama yang sangat luhur  sehingga orang yang mencarinya harus memperlihatkan etika-etika yang luhur pula.

Karya Kitab Klasik
     Peninggalan lain yang sangat berharga adalah sejumlah kitab yang beliau tulis disela-sela  kehidupan beliau didalam mendidik santri, mengayomi ribuat umat, membela dan memperjuangkan  bumi pertiwi dari penjajahan. Ini merupakan bukti riil dari skap dan prilakunya, pemikiranya dapat  dilacak  dalam beberapa karyanya yang rata-rata berbahasa Arab. Tetapi sangat disayangkan, karena kurang lengkapnya dokumentasi, kitab-kitab yang sangat berharga itu lenyap tak tentu rimbanya. Sebenarnya, kitab yang beliau tulis tidak kurang dari dua  puluhan judul. Namun diakungkan yang bisa diselamatkan hanya beberapa judul saja, di antaranya:
1. Al-Nurul Mubin Fi Mahabati Sayyidil Mursalin. Kajian kewajiban beriman, mentaati,  meneladani, berlaku ikhlas, mencintai Nabi Saw & sejarah hidupnya;
2. Al-Tanbihat al-Wajibat Liman Yashna'u al-Maulida Bi al-Munkarat. Kajian mengenai maulid  Nabi dalam kaitannya dengan amar ma’ruf nahi mungkar;
3. Risalah Ahli Sunnah Wal Jama’ah. Kajian mengenai pandangan terhadap bid’ah, Konsisi salah satu madzhab, dan pecahnya umat menjadi 73 golongan;
4. Al-Durasul Muntasyiroh Fi Masail Tis’a ‘asyaraoh. Kajian tentang wali dan thoriqoh yang  terangkum dalam sembilan belas permasalahan.
5. Al-Tibyan Fi Nahyi'an Muqatha'ah al-Arham Wa al-Aqrab Wa al-Akhwal. Kajian tentang  pentingnya jalinan silaturahmi antar sesama manusia ;
6. Adabul ‘Alim Wa Muata’alim. Pandangan tentang etika belajar dan mengajar didalam  pendidikan pesantrren pada khususnya ;
7. Dlau' al-Misbah Fi Bayani Ahkami Nikah. Kajian hukum-hukum nikah, syarat, rukun, dan hak- hak dalam perkawinan;
8. Ziyadah Ta’liqot. Kitab yang berisikan polemik beliau dengan Syaikh Abdullah bin Yasir Pasuruaan;
9.  Hasyiyah ‘Ala Fath Al-Rahman bi Syarh Risalat Al-Wali Ruslan li Syekh Al-Isam Zakariya Al-Anshari;
10. Al-Qalaid fi Bayan ma Yajib min Al-‘Aqaid;
11.Irsyaadus Saarii

Analisis
         Mengajar merupakan profesi yang di tekuni oleh K. H. Hasyim Asy’ari sejak muda. Sejak  masih di pondok pesantren ia sering dipercayakan mengajar santri-santri yang baru masuk oleh  gurunya. Bahkan, ketika di Mekkah ia pun sudah mengajar. Sepulang dari Mekkah ia membantu  ayahnya  mengajar di pondok ayahnya, pondok Nggedang. Kemudian ia mendirikan pondok pesantren  sendiri di desa Tebuireng, Jombang. Hasyim Asy’ari sengaja memilih lokasi yang penduduknya dikenal  banyak penjudi, perampok, dan pemabuk. Mulanya pilihan itu ditentang oleh sahabat dan sanak  keluarganya.  Akan tetapi, Hasyim Asy’ari meyakinkan bahwa mereka bahwa dakwah Islam harus lebih  banyak ditujukan kepada masyarakat yang jauh dari kehidupan beragama. Demikianlah pada tahun  1899 di Tebuireng berdiri sebuah pondok yang sangat sederhana. Bertahun-tahun kiai Hasyim membina  pesantrennya, menghadapi berbagai rintangan dan hambatan, terutama dari masyarakat sekelilingnya.  Akhirnya, pesantren itu tumbuh dan berkembang dengan pesat karena bersinergi dengan masyarakat sekitar.

Kesimpulan
        Dari pemaparan di atas, dapatlah diketahui bahwa ketokohan kiai Hasyim Asy’ari dikalangan  masyarakat dan organisasi Islam tradisional bukan saja sangat sentral tetapi juga menjadi tipe utama  seorang pemimpin, sebagaimana diketahui dalam sejarah pendidikan tradisional, khususnya di Jawa.
Peranan kiai Hasyim Asy’ari yang kemudian dikenal dengan sebutan Hadrat Asy-Syaikh (guru besar di  lingkungan pesantren).
        Peranan kiai Hasyim Asy’ari sangat besar dalam pembentukan kader-kader ulama pemimpin  pesantren, terutama yang berkembang di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Dalam bidang organisasi keagamaan, ia pun aktif mengoganisir perjuangan politik melawan  kolonial untuk menggerakkan masa, dalam upaya menentang dominasi politik Belanda. Dan pada tanggal 7 September 1947 (1367 H), K. H. Hasyim Asy’ari, yang bergelar Hadratu  Asy-Syaikh wafat.  Berdasarkan keputusan Presiden RI No. 29/1964, KH Hasyim Asy’ari diangkat  sebagai seorang pahlawan  kemerdekaan nasional, suatu bukti bahwa  beliau bukan saja tokoh utama agama, tetapi juga sebagai tokoh  pejuang nasional.
Ahmad Murtaqi jauhari, Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris FIB Universitas Brawijaya
Sumber: Intelektualisme Pesantren – A.Mujib, www.pesantrentebuireng.net, Ensiklopedi Tokoh Pendidikan Islam – Van Hoeve, riwayat.wordpress.com, habibah-kolis.blogspot.com, id.wikipedia.org
You have read this article Sejarah with the title KH M.Hasyim Asy'ari - Guru, Ilmuwan, Pejuang, Pahlawan Nasional (2). You can bookmark this page URL https://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2011/11/kh-mhasyim-asy-guru-ilmuwan-pejuang.html. Thanks!

No comment for "KH M.Hasyim Asy'ari - Guru, Ilmuwan, Pejuang, Pahlawan Nasional (2)"

Post a Comment