Blog Pesantren Budaya Nusantara adalah sebuah inovasi pendidikan non formal berbasis Budaya Islam Nusantara di dunia maya yang memiliki tujuan memelihara, melestarikan, mengembangkan secara inovatif warisan budaya Nusantara yang adiluhung di tengah arus gelombang globalisasi yang akan menghapus identitas etnis, budaya, bahasa, agama, negara

Haramkan Wanita Sekolah, Boko Haram Culik Ratusan Siswi SLTP


Aksi Kekerasan Boko Haram
Aksi kelompok Wahhabi Nigeria yang dikenal dengan sebutan Boko Haram untuk kali ke sekian telah mengguncang dunia, yaitu dengan menculik lebih dari 300 orang siswi di sekolah puteri Chibok di mana setelah sebagian berhasil meloloskan diri sisanya yang berjumlah sekitar 276 orang digiring lasykar Boko Haram ke hutan. Peristiwa penculikan siswi sekolah puteri itu terkait dengan keyakinan faham Wahhabi yang mengharamkan perempuan mendapat pendidikan formal maupun non formal, dengan dalih isteri-isteri dan puteri-puteri Nabi Muhammad Saw semua buta huruf dan tidak mendapat pendidikan apa pun dari siapa pun kecuali dari Nabi Muhammad Saw

            Sebelum itu, seorang pria bersenjata diyakini dari kelompok Boko Haram menembak mati seorang ulama terkemuka Ibrahim Birkuti di Nigeria utara. Ibrahim Birkuti selain diketahui sebagai ulama yang membolehkan perempuan belajar di sekolah di samping mengkritik Boko Haram karena membunuh puluhan agen keamanan dan politisi dalam beberapa bulan terakhir di dekat kota Maiduguri.
         Bagi masyarakat umum, aksi penculikan terhadap ratusan orang gadis berpendidikan setingkat SLTP itu dianggap aksi kekerasan pertama yang dilakukan pemeluk Wahhabi terhadap umat Islam dan masyarakat bukan Islam. Namun bagi mereka yang faham dengan sejarah gerakan Wahhabi, sangat faham bagaimana sejak awal gerakan Wahhabi disulut pada perempat akhir abad ke-18 berbagai macam aksi kekerasan yang berujung kepada pembantaian massal sudah menjadi goresan tinta darah sejarah Wahhabi.
Abu Bakar Shekau Pimpinan Boko Haram
       Sejarah kelam kekejaman Wahhabi terhadap perempuan tercatat sejak para penganut Wahhabi memulai penaklukan di Sumatera Barat dan Sumatera Utara pada awal abad ke-19. Mangaradja Onggang Parlindungan, cucu buyut dari seorang panglima Paderi bernama Idris Nasution gelar Tuanku Lelo, dengan menggunakan catatan-catatan kakek-kakek dan kerabat kakeknya yang menjadi pelaku aksi gerakan Wahhabi itu menyusunnya sebagai kesaksian sejarah yang diterbitkan dalam sebuah buku yang diprotes oleh kalangan Islam Modernis, sehingga atas kesadaran sendiri buku itu ditarik dari peredaran. Lepas dari pro dan kontra, data dari catatan para pelaku gerakan Wahhabi antara 1803-1821 yng dilanjut hingga tahun 1837 itu melukiskan kekejaman, kebiadaban, kebrutalan, keganasan, dan kebrengsekan penganut Wahhabi dewasa itu.
Kembalikan dan Jangan Jual puteri-2 kami

          Aksi-aksi kebiadaban Wahhabi terhadap perempuan, dilukiskan oleh Parlindungan berupa penangkapan beribu-ribu wanita selama penaklukan desa-desa yang ditandai oleh kegiatan Sexual Orgies (Pesta Seks) yang dilakukan lasykar Wahhabi terhadap para perempuan yang diperkosa rame-rame di tempat terbuka. Tuanku Lelo, kakek buyut Parlindungan itu pun jadi pemimpin Sexual Orgies bahkan memperkosa perempuan yang baru melahirkan sehingga Parlindungan dengan segala hormat menyebut kakeknya itu dengan ‘gelar’ : Tuanku Lelo The Big Scoundrel!
          Tidak diketahui pasti berapa jumlah perempuian yang menjadi korban kejahatan seksual lasykar Wahhabi, namun Parlindungan mencatat dalam tempo 2 hari 2 malam sudah terkumpul di kawasan Red Light District Sigumpar, lebih dari 12.000 orang perempuan Toba yang ditawan dan dibawa ke daerah selatan. Setiap perempuan Toba yang dibawa itu jika menunjukkan tanda-tanda sakit, seketika dipancung supaya tidak menulari yang lain. Saking kejamnya Wahhabi terhadap perempuan, sampai Parlindungan menyatakan bahwa eksekusi terhadap para perempuan yang ditawan para Wahhabi itu tidak mungkin dilukiskan dengan kata-kata yang bagaimana pun superlative-nya. Bahkan untuk melukiskan kekejaman Wahhabi, Parlindungan melukiskan bagaimana kakek buyutnya yang disebutnya Tuanku Lelo The Big Scoundrel memelihara ketajaman pedang pusaka pemberian Haji Piabang (pembawa Wahhabi ke Sumatera Barat) dengan mengasah sampai tajam  untuk diuji ketajamannya dengan menebas leher salah satu isterinya yang berjumlah ribuan orang. Begitulah, pedang hadiah Haji Piabang itu selalu terpelihara ketajamannya untuk sekali tebas memenggal leher orang, dengan diujikan kepada leher para perempuan terutama isteri-isteri Tuanku Lelo.
Wanita Sekolah? Culik dan Jual Sebagai Budak Belian
           Penculikan terhadap siswi sekolah di Chibok di Nigeria yang rencananya siswi-siswi itu akan dijual sebagai budak belian ke luar negeri, pada dasarnya hanya sebagian saja dari  salah  satu  aksi kebiadaban para penganut Wahhabi. Yang terpenting dari hikmah atas kasus di Nigeria itu bagi  umat Islam Indonesia adalah timbulnya kesadaran akan wajibnya  mewaspadai dan mengantisipasi atas kemungkinan buruk dari terulangnya kembali kasus-kasus tak bermoral itu di negeri tercinta ini. Ingat pesan Father Founding Indonesia, Bung Karno:: JASMERAH – Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah! Sejarah! Sejarah! Sejarah!
Posted by Agus Sunyoto




You have read this article Sejarah with the title Haramkan Wanita Sekolah, Boko Haram Culik Ratusan Siswi SLTP. You can bookmark this page URL https://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2014/05/haramkan-wanita-sekolah-boko-haram_10.html. Thanks!

No comment for "Haramkan Wanita Sekolah, Boko Haram Culik Ratusan Siswi SLTP"

Post a Comment