Blog Pesantren Budaya Nusantara adalah sebuah inovasi pendidikan non formal berbasis Budaya Islam Nusantara di dunia maya yang memiliki tujuan memelihara, melestarikan, mengembangkan secara inovatif warisan budaya Nusantara yang adiluhung di tengah arus gelombang globalisasi yang akan menghapus identitas etnis, budaya, bahasa, agama, negara

Showing posts with label Misteri. Show all posts
Showing posts with label Misteri. Show all posts
Saturday 28 September 2013

Stephen Hawking dan Teori Big Bang


 Oleh: Yossi
          
Stephen Hawking
           Stephen William Hawking, CH, CBE, FRS (lahir di Oxford, Britania Raya, 8 Januari 1942; umur 71 tahun), adalah seorang ahli fisika teoretis. Ia adalah seorang profesor Lucasian dalam bidang matematika di Universitas Cambridge dan anggota dari Gonville and Caius College, Cambridge. Ia dikenal akan sumbangannya di bidang fisika kuantum, terutama karena teori-teorinya mengenai teori kosmologi, gravitasi kuantum, lubang hitam, dan radiasi Hawking. Salah satu tulisannya adalah A Brief History of Time, yang tercantum dalam daftar bestseller di Sunday Times London selama 237 minggu berturut-turut.Pada tahun 2010 Hawking bersama Leonard Mladinow menyusun buku The Grand Design.
              Meskipun mengalami tetraplegia (kelumpuhan) karena sklerosis lateral amiotrofik, karier ilmiahnya terus berlanjut selama lebih dari empat puluh tahun. Buku-buku dan penampilan publiknya menjadikan ia sebagai seorang selebritis akademik dan teoretikus fisika yang termasyhur di dunia.

Latar Belakang Kehidupan Stephen Hawking

        Stephen Hawking lahir pada 8 Januari 1942 dari pasangan Dr. Frank Hawking, seorang biolog, dan Isobel Hawking. Ia memiliki dua saudara kandung, yaitu Philippa dan Mary, dan saudara adopsi, Edward. Orang tua Hawking tinggal di North London dan pindah ke Oxford ketika ibu Hawking sedang mengandung dirinya untuk mencari tempat yang lebih aman. (London saat itu berada di bawah serangan Luftwaffe Jerman).

               Setelah Hawking lahir, keluarga mereka kembali ke London. Ayahnya lalu mengepalai divisi parasitologi di National Institute for Medical Research. Pada tahun 1950, Hawking dan keluarganya pindah ke St Albans, Hertfordshire. Di sana ia bersekolah di St Albans High School for Girls dari tahun 1950 hingga 1953 (pada masa itu, laki-laki dapat masuk ke sekolah perempuan hingga usia sepuluh tahun).  Dari usia sebelas tahun, Hawking bersekolah di St Albans School.
            Hawking selalu tertarik pada ilmu pengetahuan. Ia terinspirasi dari guru matematikanya yang bernama Dikran Tahta untuk mempelajari matematika di universitas. Ayahnya ingin agar Hawking masuk ke University College, Oxford, tempat ayahnya dulu bersekolah. Hawking lalu mempelajari ilmu pengetahuan alam. Ia mendapat beasiswa, dan lalu berspesialisasi dalam fisika.
          Setelah menerima gelar B.A. di Oxford pada 1962, ia tetap tinggal untuk mempelajari astronomi. Ia memilih pergi ketika mengetahui bahwa mempelajari bintik matahari tidak sesuai untuknya dan Hawking lebih tertarik pada teori daripada observasi. Hawking lalu masuk ke Trinity Hall, Cambridge. Ia mempelajari astronomi teoretis dan kosmologi.
    Segera setelah tiba di Cambridge, gejala sklerosis lateral amiotrofik (ALS) yang akan membuatnya kehilangan hampir seluruh kendali neuromuskularnya mulai muncul. Pada tahun 1974, ia tidak mampu makan atau bangun tidur sendiri. Suaranya menjadi tidak jelas sehingga hanya dapat dimengerti oleh orang yang mengenalnya dengan baik. Pada tahun 1985, ia terkena penyakit pneumonia dan harus dilakukan trakeostomi sehingga ia tidak dapat berbicara sama sekali. Seorang ilmuwan Cambridge membuat alat yang memperbolehkan Hawking menulis apa yang ingin ia katakan pada sebuah komputer, lalu akan dilafalkan melalui sebuah voice synthesizer'.

Ledakan Besar Atom Membentuk Alam Raya
        Hawking menikah dengan Jane Wilde, seorang murid bahasa, pada tahun 1965. Jane Hawking mengurusnya hingga perceraian mereka pada tahun 1991. Mereka bercerai karena tekanan ketenaran dan meningkatnya kecacatan Hawking. Mereka telah dikaruniai tiga anak: Robert (lahir 1967), Lucy (lahir 1969), dan Timothy (lahir 1979). Hawking lalu menikahi perawatnya, Elaine Mason (sebelumnya menikah dengan David Mason, perancang komputer bicara Hawking), pada tahun 1995. Pada Oktober 2006, Hawking meminta bercerai dari istri keduanya.
    Ketika ditanyakan mengenai IQnya pada tahun 2004, Hawking menjawab, "Saya tidak tahu. Orang yang membanggakan IQnya adalah seorang pecundang."   
Galaxy Bima Sakti
Karir Stephen Hawking Tahun 1966-1975
    Tahun pertama pernikahan yang sibuk: Jane tinggal di London selama seminggu saat ia menyelesaikan gelarnya dan mereka melakukan perjalanan ke Amerika Serikat beberapa kali untuk konferensi dan kunjungan fisika terkait. Jane memulai sebuah program Ph.D, dan seorang putra, Robert, lahir pada Mei 1967. Dalam karyanya, dan bekerja sama dengan Penrose, Hawking memperpanjang konsep teorema singularitas pertama dieksplorasi dalam tesis doktornya. Ini termasuk tidak hanya keberadaan singularitas tetapi juga teori bahwa alam semesta mungkin telah dimulai sebagai singularitas. Esai bersama mereka adalah runner-up di kompetisi Gravity Yayasan Penelitian 1968.
    Pada tahun 1970 mereka menerbitkan bukti bahwa jika alam semesta mematuhi teori relativitas umum dan cocok salah satu model kosmologi fisik yang dikembangkan oleh Alexander Friedmann, maka harus dimulai sebagai singularitas. Selama akhir 1960-an, kemampuan fisik Hawking menurun sekali lagi: ia mulai menggunakan kruk dan berhenti mengajar secara teratur. Saat ia perlahan-lahan kehilangan kemampuan untuk menulis, ia mengembangkan metode visual kompensasi, termasuk melihat persamaan dalam hal geometri.
        Seorang anak perempuan, Lucy, lahir pada tahun 1970. Segera setelah Hawking menemukan apa yang dikenal sebagai hukum kedua dinamika lubang hitam, bahwa cakrawala peristiwa lubang hitam tidak pernah bisa lebih kecil. Dengan James M. Bardeen dan Brandon Carter, ia mengusulkan empat hukum mekanika lubang hitam, menggambar sebuah analogi    dengan    termodinamika.
    Pada awal 1970-an, karya Hawking dengan Carter, Werner Israel dan David C. Robinson sangat mendukung no-hair theorem Wheeler bahwa tidak peduli apa bahan asli dari lubang hitam terbentuk bisa sepenuhnya dijelaskan oleh sifat massa, muatan listrik dan rotasi. esai yang berjudul "Black Holes" memenangkan Gravity Yayasan Research Award pada bulan Januari 1971. Hawking buku pertama The Large Struktur Skala Space-Time ditulis dengan George Ellis diterbitkan    pada tahun 1973.
    Dimulai pada tahun 1973, Hawking pindah ke studi gravitasi kuantum dan mekanika kuantum. Karyanya di daerah ini didorong oleh kunjungan ke Moskow dan diskusi dengan Yakov Borisovich Zel'dovich dan Alexander Starobinsky, yang karyanya menunjukkan bahwa sesuai dengan prinsip ketidakpastian berputar lubang hitam memancarkan partikel. Hawking menyampaikan pada tahun 1974, menunjukkan bahwa lubang hitam memancarkan radiasi, yang sekarang dikenal sebagai radiasi Hawking, yang mungkin berlanjut sampai mereka menguras energi mereka dan menguap. Awalnya, radiasi Hawking adalah kontroversial. Namun pada 1970-an dan setelah publikasi penelitian lebih lanjut, penemuan itu secara luas diterima sebagai terobosan signifikan dalam teori fisika. Pada Maret 1974, beberapa minggu setelah pengumuman radiasi Hawking, Hawking. diinvestasikan sebagai Fellow dari Royal Society, salah satu ilmuwan termuda yang begitu dihormati.
        Ketika pada tahun 1974 Hawking diangkat ke Sherman Fairchild Distinguished Scholar mengunjungi guru besar di California Institute of Technology (Caltech), Jane mengusulkan bahwa mahasiswa pascasarjana atau post-doktoral tinggal bersama mereka dan membantu perawatan nya.
   
Tahun 1975-1990
        Pada tahun 1975 ia dianugerahi  the Eddington Medal and the Pius XI Gold Medal, and pada tahun 1976 the Dannie Heineman Prize, the Maxwell Prize and the Hughes Medal. Hawking diangkat seorang profesor dengan kursi dalam fisika gravitasi pada tahun 1977. Tahun berikutnya ia menerima Albert Einstein Medal dan gelar doktor kehormatan    dari Universitas Oxford. Keluarga Hawking menyambut anak ketiga, Timotius, pada bulan April 1979. Itu musim gugur Hawking diangkat Profesor Lucasian Matematika di Universitas Cambridge.
Angel Eye Galaxy
  Pada tahun 1981 ia mengusulkan bahwa informasi dalam lubang hitam irretrievably hilang ketika sebuah lubang hitam menguap. Informasi ini paradoks melanggar prinsip dasar mekanika kuantum, dan mengarah pada tahun perdebatan, termasuk "Black Hole Perang" dengan Leonard Susskind dan Gerand’t Hooft.   
    Pada bulan Desember tahun 1977, Jane bertemu organ Jonathan Hellyer Jones ketika bernyanyi dalam paduan suara gereja. Hellyer Jones menjadi dekat dengan keluarga Hawking, dan pada pertengahan 1980-an, ia dan Jane telah mengembangkan perasaan romantis satu sama lain.
    Setelah sebuah konferensi di Moskow pada bulan Oktober 1981, Hawking dan Gary Gibbons menyelenggarakan Lokakarya tiga minggu Nuffield pada musim panas 1982 tentang The Very Early Universe di Cambridge University, yang difokuskan terutama pada teori inflasi. Pada tahun 1981 di sebuah konferensi Vatikan ia menyampaikan bahwa mungkin ada ada batas-atau awal atau akhir-ke alam semesta. Ia kemudian mengembangkan penelitian bekerja sama dengan Jim Hartle, dan pada tahun 1983 mereka menerbitkan model, dikenal sebagai Hartle-Hawking State. Ini mengusulkan bahwa sebelum zaman Planck, alam semesta tidak memiliki batas dalam ruang-waktu,. Sebelum Big Bang, waktu itu tidak ada dan konsep awal alam semesta tidak berarti.
    Buku “A Brief History of Time” diterbitkan pada bulan April 1988 di Amerika Serikat dan pada bulan Juni di Inggris, dan terbukti sukses luar biasa, naik cepat ke puncak buku terlaris daftar di kedua negara dan tinggal di sana selama berminggu-minggu dan berbulan-bulan. Buku itu diterjemahkan ke dalam beberapa bahasa, dan akhirnya menjual sekitar 9 juta kopi. Perhatian media yang intens, dan majalah Newsweek penutup dan televisi khusus baik menggambarkan dia sebagai "Master of the Universe".
    Ia menerima pengakuan lebih lanjut akademik, termasuk lima gelar kehormatan. Medali Emas dari Royal Astronomical Society (1985), Paul Dirac Medal (1987) dan, bersama-sama dengan Penrose, Wolf Prize bergengsi (1988). Pada tahun 1989, ia diangkat menjadi Sahabat Kehormatan oleh Ratu Elizabeth II.
Pada akhir 1980-an Hawking telah dekat dengan salah satu perawatnya, Elaine Mason, dengan cemas dari beberapa rekan-rekan, pengasuh dan anggota keluarga. Hawking mengatakan kepada Jane bahwa ia meninggalkan dia untuk Mason, dan berangkat ke rumah keluarga pada bulan Februari 1990. Setelah perceraiannya dengan Jane pada musim semi tahun 1995, Hawking menikah Mason pada bulan September.
    Hawking mengejar karyanya dalam fisika: pada tahun 1993 ia mengedit sebuah buku tentang Euclidean gravitasi kuantum dengan Gary Gibbons, dan menerbitkan edisi dikumpulkan dari artikel sendiri tentang lubang hitam dan Big Bang.
Galaxy tampak samping
Pada tahun 1994 di Cambridge Newton Institute,. Hawking dan Penrose menyampaikan serangkaian enam kuliah, yang diterbitkan pada tahun 1996 sebagai "Sifat Ruang dan Waktu". Pada tahun 1992 premier versi film "A Brief History of Time"-disutradarai oleh Errol Morris dan diproduksi oleh Steven Spielberg.
    Pada pesta rilis untuk rumah versi video dari "A Brief History of Time", Leonard Nimoy, yang telah memainkan Spock di Star Trek, belajar bahwa Hawking tertarik tampil di acara itu. Nimoy membuat kontak yang diperlukan dan Hawking muncul sebagai dirinya sendiri pada Star Trek: The Next Generation pada tahun 1993. Pada tahun yang sama, suara synthesizer tercatat untuk Floyd lagu Pink "Keep Talking", dan pada tahun 1999    untuk    penampilannya    di    The    Simpsons.
    Pada 1990-an, Hawking diterima lebih terbuka sebagai panutan bagi penyandang cacat, termasuk berceramah tentang subjek dan berpartisipasi dalam kegiatan penggalangan dana. Pada pergantian abad, ia dan sebelas tokoh-tokoh lainnya menandatangani  "Charter for the Third Millenium on Disability" yang meminta pemerintah untuk mencegah kecacatan    dan melindungi hak-hak penyandang cacat.
        Pada tahun 1999 Hawking dianugerahi Julius Edgar Lilienfeld Hadiah dari American Physical Society. Pada tahun yang sama, Jane Hawking menerbitkan sebuah memoir, Musik untuk Pindahkan Bintang, menggambarkan    pernikahannya    dengan    Hawking    dan    rusaknya.perkawinan mereka.

Tahun 2000-sekarang
    Hawking meyakini bahwa kehidupan ekstraterestrial memang ada, dan ia menggunakan basis matematis untuk asumsinya. "Menurut otak matematisku, angka menunjukan bahwa keberadaan alien sangatlah rasional. Tantangan terbesar adalah memperkirakan seperti apakah alien itu." Ia meyakini bahwa alien tidak hanya ada di planet-planet, tetapi mungkin juga di tempat lain, seperti bintang atau mengapung di angkasa luas. Hawking juga memperingati bahwa beberapa spesies alien mungkin memiliki peradaban yang maju dan dapat mengancam Bumi. Hubungan dengan spesies seperti itu dapat membahayakan seluruh umat manusia. Ia mengatakan, "Jika alien mengunjungi kita, hasilnya akan sama seperti ketika Columbus mendarat di Amerika, yang tidak berakhir baik bagi penduduk asli Amerika". Hawking juga menyarankan, daripada mencoba menghubungi alien, sebaiknya kita menghindari hubungan dengan mereka.

Penghargaan
     1975 Eddington Medal
     1976 Hughes Medal of the Royal Society
     1979 Albert Einstein Medal
     1981 Franklin Medal
     1982 Order of the British Empire
     1985 Gold Medal of the Royal Astronomical Society
     1986 Anggota Pontifical Academy of Sciences
     1988 Wolf Prize dalam bidang fisika
     1989 Prince of Asturias Awards in Concord
     1989 Companion of Honour
     1999 Julius Edgar Lilienfeld Prize of the American Physical Society
     2003 Michelson Morley Award of Case Western Reserve University
     2006 Copley Medal of the Royal Society
     2008 Fonseca Price of the University of Santiago de Compostela
     2009 Presidential Medal of Freedom




You have read this article Misteri with the title Misteri. You can bookmark this page URL https://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2013/09/stephen-hawking-dan-teori-big-bang.html. Thanks!
Friday 23 August 2013

Post Hegemony XXII: Beli Rudal Anti Tank Untuk Siapa?


 Oleh: K Ng H Agus Sunyoto
Rudal Anti Tank Javelin 1
             Ahad pagi usai sholat Subuh para santri dan sufi berkumpul di pesantren untuk mendengar ceramah DR Turut Dawuh, M.Sc, pengamat militer dari ibukota. Tema yang diangkat menyangkut penguatan pertahanan nasional melalui pemenuhan kebutuhan alutsista bagi TNI dengan pokok bahasan pembelian rudal anti tank jenis ATGM (Anti Tank Guided Missile).       
            Tanpa basa-basi DR Turut Dawuh, M.Sc menjelaskan bahwa dalam waktu tidak lama lagi Angkatan Perang Indonesia  akan melengkapi alutsistanya dengan  rudal anti tank jenis ATGM (Anti Tank Guided Missile) Javelin I bikinan perusahaan Raytheon dan Lockheed Martin Amerika Serikat. Sambil menunjukkan news release Defence Security Cooperation Agency tanggal 19 November 2012, DR Turut Dawuh mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia telah  membeli sebanyak 25 CLU (Command Launch Units) yaitu peluncur rudal,  180 rudal, MSR (Missile Simulation Rounds), BCU (Battery Coolant Units), Weapon Effect Simulator, Batteries, Battery Chargers, Support Equipment, termasuk di dalamnya  suku cadang,  serta training personil dengan nilai kontrak  sebesar $ 60 juta USD.

          “Jujur harus kita akui, bahwa kebijakan menggunakan rudal ATGM Javelin 1 ini adalah sangat tepat,” ujar DR Turut Dawuh memuji,”Sebab rudal ATGM Javelin I ini tepat untuk Negara yang memiliki area geografi seperti Indonesia, yaitu bergunung-gunung dengan jurang dan  ngarai yang ditutupi hutan tropis, lembah yang dibelah sungai dan jurang, lembah sempit, tanah gambut, dan area persawahan bertanah gembur”
CLU peluncur rudal ATGM Javelin 1
          Dengan isyarat tangan DR Turut Dawuh meminbta operator untuk menayangkan film tentang rudal ATGM Javelin I dengan LCD Projector. Selama film yang menggambarkan  keunggulan rudal ATGM Javelin 1 ditayangkan, DR Turut Dawuh memberi penjelasan,”Selain sesuai dengan geografi Indonesia,  rudal  ATGM Javelin 1 memiliki sejumlah keunggulan yang juga tepat digunakan untuk area geografi seperti Indonesia, karena   rudal antitank itu bisa dipasang pada kendaraan tempur darat seperti Panser, Jep, Truk, atau IFV (Infantry Fighting Vehicle) dan amphibi, sebagaimana kita saksikan dalam film ini. Bahkan yang tak kalah dahsyat, rudal ATGM Javelin 1 bisa dipanggul dan dioperasikan oleh seorang prajurit karena beratnya hanya sekitar 22,3 Kg. Selain itu, rudal ATGM Javelin 1 dapat pula  difungsikan sebagai alat pengintai posisi pasukan musuh (stand-alone surveillance).”
               Ketika film menayangkan gambar bagaimana seorang prajurit Amerika berkulit hitam bertubuh tinggi dan besar dengan sangat mudah mengoperasikan rudal ATGM Javelin 1 sebagai rudal panggul yang memiliki akurasi tinggi dalam menghancurkan sasaran, DR Turut Dawuh berkomentar,”Dengan kemampuan mobilitas yang tinggi untuk fire and forget, seorang prajurit  dapat  langsung berpindah-pindah lokasi setelah  meluncurkan rudal, karena ATGM  Javelin 1 secara otomatis dapat  membimbing diri sendiri ke arah target yang dibidik di samping  mampu menembak sasaran sampai sejauh 2,5 Km. Selain faktor mobilitas dan kemampuan multi-fungsnya, keunggulan rudal ATGM Javelin 1 yang lain adalah kepraktisannya untuk  dioperasikan karena  hanya dibutuhkan waktu 30 detik bagi rudal antitank itu untuk siap ditembakkan dan 20 detik untuk isi ulang rudal. Selain itu, seorang prajurit petembak ATGM Javelin 1 bisa memilih direct mode untuk sasarannya, baik sasaran bergerak atau sasaran tidak bergerak seperti bunker, bangunan, helikopter. Prajurit petembak ATGM Javelin 1 juga bisa memilih mode lainnya seperti  top attack, yaitu  untuk sasaran tank. Dengan  top attack mode, rudal  ATGM Javelin1  akan melesat naik ke atas dan kemudian menukik ke arah tank sasaran, membidik bagian atap tank yang memiliki perlindungan paling minim. Rudal ATGM Javelin 1 ini dapat  naik dengan  ketinggian 18 derajat, di saat jarak sasarannya mencapai 150 meter guna  menciptakan top attack,” ungkap DR Turut Dawuh berhenti sejenak untuk minum, sebentar kemudian melanjutkan penjelasan,”Karena keunggulan teknologi dan mobilitasnnya yang tinggi untuk dioperasikan hanya oleh seorang prajurit petembak, tidak heran jika rudal  ATGM Javelin1 digunakan oleh Angkatan Darat  Amerika Serikat, Inggris, Australia,  Lithuania, Yordania, Australia, Selandia Baru, Norwegia, dan Irlandia.”
Kubah Tank kena serangan Top Attack AYGM Javelin
        Ketika DR Turut Dawuh usai presentasi dan memberi kesempatan kepada peserta untuk berkomentar dan bertanya, Sufi tua yang pensiunan perwira intelijen berkomentar,”Luar biasa sekali kecanggihan rudal ATGM Javelin 1 sebagaimana tayangan film barusan. Sayangnya, contoh yang ditayangkan dalam film tadi adalah prajurit Amerika Serikat yang postur tubuhnya tinggi dan besar. Maksud saya, apakah rudal ATGM Javelin 1 akan maksimal mobilitas dan keunggulannya jika digunakan oleh TNI AD, yang kita tahu  postur dan  ukuran tubuh rata-rata prajuritnya  tidak jauh berbeda dengan ukuran rata-rata prajurit di Negara-negara Asia, yaitu lebih pendek dan lebih kecil dibanding postur dan ukuran tubuh  prajurit Amerika dan Eropa. Itu artinya,  satu orang prajurit petembak Asia lebih khusus Indonesia dipastikan akan menghadapi kesulitan mengoperasikan rudal antitank yang beratnya 22,3 Kg apalagi setelah menembak harus memasukkan lagi rudal yang beratnya 11,8 Kg. Bagaimana ini Pak Doktor?”
            “Dalam kontrak pembelian itu ada klausul personil training pak,” sahut DR Turut Dawuh, “Jadi prajurit-prajurit TNI akan dilatih khusus sebelum mengoperasikan rudal ATGM Javelin 1.” 
            “Maaf, apakah dilatih seperti ini?” Sufi tua member isyarat kepada operator untuk menayangkan film yang menggambarkan bagaimana prajurit Indonesia sewaktu mengoperasikan rudal ATGM Javelin 1 sebagai rudal panggul, tubuhnya terpelanting ke belakang sewaktu rudal meluncur dari CLU peluncurnya.
Rudal Grom Milik Yon Arhanud Detasemen Rudal TNI AD
  “Lho darimana sampeyan bisa memperoleh film itu?” sergah DR Turut Dawuh heran.
Sufi tua tidak menjawab, sebaliknya ia berkata,”Atas dasar pertimbangan ukuran dan berat rudal ATGM Javelin 1 yang cocok untuk prajurit Amerika dan Eropa, maka menurut hemat saya,  sesungguhnya  rudal jenis ATGM yang lebih cocok untuk TNI AD adalah  rudal ATGM yang lebih kecil dan lebih ringan seperti ATGM NLAW (Next Generation Light Antitank Weapon), yaitu rudal antitank buatan SAAB Bofors Dynamics, Swedia yang bekerjasama dengan Inggris, rudal.”
             DR Turut Dawuh terkejut. Ia tidak menduga bahwa di pesantren yang berisi santri-santri dekil dan sufi kumal itu ternyata ada yang faham tentang alutsista dan pertahanan Negara. Itu sebabnya, dengan penasaran ia bertanya,”Bagaimana Anda menilai rudal ATGM NLAW lebih sesuai untuk TNI AD? Apakah Anda bisa menjelaskan keunggulannya dibanding Javelin 1?”
              Sambil ketawa-ketiwi Sufi tua menjelaskan,”Berbeda dengan ATGM Javelin 1 yang beratnya 22,5 Kg yang  cocok dengan postur dan  ukuran tubuh prajurit Amerika dan Eropa, rudal ATGM NLAW yang ukurannya lebih kecil karena  beratnya  hanya 12,5 Kg, tentu  lebih cocok digunakan oleh prajurit Asia termasuk  Indonesia,  sebab ukurannya yang lebih kecil dengan bobot lebih  ringan itu, memungkinkan dioperasikan oleh seorang prajurit petembak Indonesia, untuk menghancurkan berbagai jenis Main Battle Tank modern dengan  sekali tembak.  Meski jarak tembak ATGM NLAW lebih pendek dibanding Javelin 1, tetapi ia tetap efektif untuk dioperasikan di Indonesia yang medan tempurnya bergunung-gunung,  berhutan lebat, dilintasi sungai-sungai, rawa-rawa, dan area persawahan yang signifikan untuk pertempuran jarak dekat, sehingga tidak disangsikan lagi bahwa dengan bobot  12,5 Kg itu rudal ATGM NLAW yang memiliki sejumlah keunggulan yang tidak kalah dengan ATGM Javelin 1 seperti Predicted Line of Sight,  Attack modes Selectable,  Overfly Top Attack, Direct Attack memang cocok digunakan oleh prajurit TNI AD.”
            “Ini sebuah analisis yang relevan dengan kebijakan pemerintah,” sahut DR Turut Dawuh member penjelasan,”Sebab pemerintah telah memutuskan untuk melengkapi alutsista TNI AD dengan rudal ATGM NLAW. Kebijakan itu dapat dinilai sebagai kebijakan yang didasari pertimbangan rasional yaitu  sesuai dengan kebutuhan pertahanan Negara.”
Rudal Grom
  “Saya sepakat itu,” tukas Sufi tua berkomentar,”Tetapi kebijakan pemerintah untuk membeli rudal ATGM Javelin 1 yang bernilai $ 60 juta USD itu tampaknya lebih merupakan “keterpaksaan” sebagaimana proyek pengadaan IMSS (Integrated Maritime Surveillance System) yaitu peralatan sistem radar pengawasan laut dan pantai terintegrasi senilai $ 57 juta USD yang diserah-terimakan 25 Oktober 2012 lalu, yang tampaknya merupakan kelanjutan dari kebijakan pemerintah RI menerima “hibah” 24 unit pesawat F-16 rongsokan dari Amerika yang perbaikannya butuh dana $ 760 juta USD. Itu artinya, kebijakan membeli rudal ATGM Javelin 1 bisa dimaknai sebagai sebuah pemborosan karena di samping mobilitasnya kurang maksimal jika dioperasikan oleh prajurit Indonesia harga peralatan senjata produksi Amerika terbukti selalu lebih mahal dibanding produksi Negara lain.”
              DR Turut Dawuh diam. Ia tidak berani berkomentar karena menangkap gelagat bahwa Sufi tua sangat memahami bukan saja masalah alutsista dan pertahanan melainkan juga cukup faham dengan seluk-beluk kebijakan pembelian senjata.
                Mendapati DR Turut Dawuh hanya diam tidak menanggapi komentarnya, Sufi tua melanjutkan bicara,”Lepas dari unsur “keterpaksaan” atau faktor non teknis lain dalam pembelian rudal ATGM Javelin 1, pemerintah Indonesia diharapkan dapat memperoleh manfaat dalam bentuk transfer teknologi, dalam makna tidak saja tenaga-tenaga Indonesia dididik dan dilatih untuk mengoperasikan, merawat, memperbaiki, dan menyediakan suku cadang bagi rudal itu tetapi yang tidak kalah penting adalah bagaimana mengembangkan ATGM Javelin 1 menjadi rudal antitank yang memiliki kemampuan lebih canggih yang bisa diproduksi sendiri oleh anak-anak Bangsa Indonesia. Sejarah mencatat, bahwa dalam konteks transfer teknologi  rudal, Indonesia telah menunjukkan kemampuannya dengan keberhasilan meluncurkan rudal Kartika-1 seberat 220 Kg dari stasiun peluncuran Pamengpeuk, Garut, Jawa Barat pada 14 Agustus 1964, yang disusul peluncuran rudal  Kartika-2 seberat 66,5 Kg yang mampu menjangkau sasaran sejauh 50 Km, di mana kedua rudal Kartika itu  merupakan modifikasi dari rudal-rudal Surfance to Air Missile (SAM) yang dibeli dari Uni Soviet. Keberhasilan Indonesia dalam transfer teknologi rudal dari Uni Soviet pada dasawarsa 1960-an itu telah  menjadikan Indonesia dikenal sebagai Negara pengembang teknologi rudal  kedua di Asia dan Afrika setelah Jepang, hendaknya hal itu menjadi dasar kebijakan bagi pemerintah dalam konteks pembelian alutsista berteknologi canggih  dari Negara-negara maju seperti rudal ATGM Javelin 1.”
            DR Turut Dawuh menarik nafas berat. Ia faham betapa dalam kebijakan pembelian rudal ATGM Javelin 1 itu tidak terdapat kemungkinan bagi alih teknologi. Itu sebabnya, ia tidak berani buka mulut untuk berkomentar.
Kubah Tank Terhantam ATGM Javelin 1
  “Secara teoritis,” ungkap Sufi tua melanjutkan komentarnya, “Pertahanan negara kepulauan seperti Indonesia harus disandarkan  pada kekuatan Angkatan Laut yang didukung  Angkatan Udara  serta dukungan Angkatan Darat dan rakyat, baik dalam kerangka pertahanan terluar (zona penyangga), sampai pada kemungkinan terjadinya perang yang merambah  area kontinen Indonesia (zona pertahanan dan perlawanan). Oleh karena itu, sistem pertahanan Indonesia harus bersifat integral di mana penempatan Kekuatan Maritim dan  Udara sebagai kekuatan utama  menjadi prioritas  dengan ditopang Kekuatan Darat yang didukung kekuatan rakyat. Itu artinya, penempatan alutsista strategis harus didasarkan pada pertimbangan melindungi wilayah territorial Indonesia dengan prioritas area yang paling banyak dihuni warganegara, baik ibukota maupun kota-kota besar dan terutama kota-kota yang berdekatan dengan perbatasan wilayah teritorial Negara lain serta obyek-obyek vital Negara yang harus dilindungi. Kebijakan strategis melindungi rakyat dan obyek vital Negara adalah harga mati yang  tidak bisa ditawar-tawar lagi jika Indonesia adalah Nation State dalam bingkai NKRI  Tapi sungguh sangat disayangkan, kebijakan strategis yang ideal itu tidak selalu bisa terwujud dalam kenyataan karena berbagai faktor internal dan eksternal.”
            “Maaf pakde,” seru Dullah menyela, setelah mendapati DR Turut Dawuh hanya terdiam tidak merespon komentar Sufi tua,”Mohon dijelaskan maksud pakde membuat statemen bahwa kebijakan strategis negara melindungi penduduk dan obyek vital Negara tidak selalu terwujud dalam kenyataan. Apakah menurut sampeyan, kebijakan pemerintah sekarang tidak lagi didasarkan pada prinsip perlidungan terhadap penduduk sipil dan obyek vital Negara? Mohon penjelasan pakde supaya kita semua tahu bagaimana jiwa dan pikiran aparatur Negara kita sekarang ini.Mohon diberi contoh kongkrit pakde.”
            “Jika kita meminjam pandangan Immanuel Wallerstein tentang system dunia sebagaimana tertuang dalam buku A World Systems Reader: New Perspective on Gender, Urbanism, Cultures, Indigenous Peoples, and Ecology (2000) dan teori  yang dikemukakan  James O’Connor dalam The Meaning of Economic Imperialism (1981), maka kita akan mendapati bahwa Indonesia yang semula merupakan Negara Bangsa (nation state) telah bergeser menjadi State Capitalism, yaitu Negara Pinggiran (periphery) di dunia ketiga yang dieksploitasi Negara Pusat (Core) di dunia pertama, di mana kebijakan-kebijakan Negara tidak lagi diorientasikan untuk kepentingan warganegara dan Negara melainkan untuk kepentingan Negara asing di dunia pertama,” papar Sufi tua menjelaskan.
           “Lho apa benar seperti itu, pakde?” sahut Dullah kecewa,”Kalau begitu, kita ini sudah ditipu dsan dibohongi oleh elit penguasa yang kalau pemilihan umum selalu gembar-gembor sebagai abdi Negara dan hamba rakyat, yang ternyata abdi Negara lain dan hamba kapitalisme global.”
            Tidak bisa mendiamkan komentar-komentar miring Sufi tua, DR Turut Dawuh menyela dengan suara ditekan tinggi,”Pandangan bapak tadi adalah pandangan teoritis berdasar pemikiran pengamat asing seperti Walklerstein dan O’Connor yang belum tentu sesuai dengan fakta. Karena itu, mohon kami diberi contoh kongkrit bahwa kebijakan pemerintah kita tidak lagi untuk rakyat melainkan untuk kepentingan Negara dunia pertama. Mohon contoh kongkrit, bapak.”
              Sufi tua ketawa. Setelah itu dengan gaya orator, ia memaparkan pandangan dan penilaiannya,”Sebagaimana sudah kita ketahui,  bahwa sejak  rudal Rapier dipensiunkan oleh TNI AD pada Juni 2007,  Arhanud TNI AD telah memilih rudal Grom sebagai pengganti, yakni rudal jenis SHORAD (short range air defence), rudal pertahanan udara jarak pendek/ SAM (surface to air missile) yang  dirancang oleh Military Institute of Armament Technology dan diproduksi oleh Mesko, Skarżysko-Kamienna, manufaktur senjata asal Polandia. Namun saat rudal Grom secara bertahap mulai memperkuat arsenal arhanud TNI AD  yang mula-mula dilengkapi Grom adalah Detasemen Rudal 003 Kodam Jaya, yang disusul Detasemen Rudal 001 Kodam Iskandar Muda dengan tugas utama  mengamankan area kilang Arun dan Detasemen Rudal 002 Kodam Tanjungpura dengan tugas utama  mengamankan obyek vital di Bontang serta Detasemen Rudal 004 Kodam Bukit Barisan untuk  mengamankan obyek vital di Dumai.”
              “Penempatan rudal Grom pada Detasemen Rudal 003 Kodam Jaya tentu merupakan keniscayaan bagi perlindungan dan pengamanan ibukota yang dihuni sekitar 10 juta penduduk,” kata Sufi tua melanjutkan,”Tetapi memperkuat Detasemen Rudal 001 Kodam Iskandar Muda dengan tugas utama melindungi area kilang Arun yang merupakan kilang milik perusahaan multinasional Amerika, perlu dipertanyakan relevansinya dalam konteks pertahanan nasional yang berdasar pinsip Hankamrata. Hal yang sama harus juga dilakukan terhadap kebijakan menempatkan rudal Grom di Detasemen Rudal 002 KodamTanjungpura untuk mengamankan obyek vital Bontang dan Detasemen Rudal 004 Kodam Bukit Barisan untuk mengamankan obyek vital di Dumai, yang sudah diketahui sebagai area kilang milik MNC asing.”
           DR Turut Dawuh tersentak kaget mendengar uraian Sufi tua. Ia menyesal karena telah memberi peluang bagi Sufi tua untuk mengungkap kebijakan yang tidak boleh diketahui publik. Apa boleh buat. Sudah terlanjur. Ia hanya mendengar dengan sesekali menahan nafas karena dicekam  ketegangan.
          Sepintas melihat DR Turut Dawuh nervous, Sufi tua melanjutkan pembicaraan dengan suara naik turun,”Tanpa berpretensi mencurigai secara berlebihan latar pembelian rudal ATGM Javelin 1 dari Amerika Serikat yang disusul pembelian rudal ATGM NLAW dari perusahaan Swedia-Inggris, tetapi sungguh akan sangat disayangkan jika penempatannya kelak diletakkan pada Detasemen Rudal di Kodam yang berdekatan dengan obyek-obyek vital milik perusahaan asing seperti Freeport, Newmont, Exxon Mobile, Caltex, Shell, Amerada Hess, BP. Sebab kalau itu yang terjadi, kita akan benar-benar menjadi bangsa bodoh yang dibodohi oleh negara-negara produsen rudal tersebut. Bagaimana logika warasnya, dalam menetapkan kebijakan menjaga obyek-obyek vital milik perusahaan-perusahaan multi-nasional dan trans-nasional asing, pemerintah Indonesia diharuskan mengeluarkan anggaran militer untuk membeli senjata-senjata yang mereka produksi dan kemudian ditugasi menjaga dan melindungi perusahaan-perusahaan mereka yang tersebar di berbagai tempat di Indonesia, tentu saja dengan biaya dari pemerintah Indonesia. Sungguh, saya pribadi dan juga para santri di  pesantren ini tidak menghendaki kebijakan penempatan rudal Grom diulangi dalam penempatan rudal ATGM Javelin 1 dan ATGM  NLAW, karena apa pun yang terjadi, kami tidak ingin pemerintah kami dianggap bodoh dan dibodohi negara lain.”




You have read this article Misteri with the title Misteri. You can bookmark this page URL https://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2013/08/post-hegemony-xxii-beli-rudal-anti-tank.html. Thanks!
Friday 14 June 2013

KRI Ratulangi : Induk Semang Kapal Selam TNI AL


            Sebagian besar dari kita mungkin sudah mahfum dengan nama KRI Irian, sosok kapal penjelajah pertama  dan terakhir yang pernah dimiliki TNI AL pada era orde lama. Tapi untuk segmen kapal permukaan, sebenarnya ada beberapa nama kapal perang TNI AL lainnya yang juga fenomenal di masa tersebut. Sebut saja salah satunya adalah KRI Ratulangi (RLI), kapal yang disebut kapal tender kapal selam ini punya peran penting pada masa operasi Trikora sampai operasi Seroja di tahun 70-an.
           KRI Ratulangi adalah alutsista yang khas di era tersebut, pasalnya peran kapal ini begitu vital sebagai kapal induknya armada kapal selam TNI AL yang saat itu memiliki 12 kapal selam kelas Whiskey buatan Uni Soviet. KRI Ratulangi adalah jenis kapal perang atas air yang berfungsi sebagai pendukung dan pengendali operasi taktis kapal-kapal selam. Keberadaan jenis kapal ini diperlukan untuk menyuplai logistik, merawat, dan memperbaiki peralatan kapal, serta melakukan tindakan medis. Dan karena desain kapal selam kelas Whiskey yang kurang nyaman dan ergonomis untuk awaknya, maka KRI Ratulangi juga dimanfaatkan para awak kapal selam untuk beristirahat selama sedang tidak aktif.


           Logistik yang dapat diberikan kepada kapal selam dari KRI Ratulangi adalah logistik cair seperti bahan bakar, pelumas, air suling untuk elektrolit baterai, dan air minum. Logistik padat berupa bahan makanan untuk awak kapal dan suku cadang kapal. Dan tak ketinggalan beban berupa logistik tempur berupa torpedo, ranjau dan amunisi lainnya. Terkait torpedo, yang dibawa kapal tender ini bukan sembarangan, yakni torpedo kendali bertenaga listrik tipe SAET-50.
         Torpedo SAET-50 adalah senjata bawah laut paling mematikan milik Soviet saat itu, setelah diluncurkan torpedo ini dapat langsung mencari sasaran sendiri (fire and forget) berdasarkan suara baling-baling kapal atau magnetik badan kapal tersebut. Torpedo jenis ini bisa berada di tangan Indonesia dengan harapan kinerjanya dapat dijajal dalam operasi Trikora, sehingga merupakan poin penting bagi kampanye militer Uni Soviet.
           KRI Ratulangi merupakan kapal tender kelas Don buatan Uni Soviet. Bobot kapal ini mencapai 6.800 ton dalam kondisi standar dan 9.000 ton pada kondisi muatan penuh. Don class mulai diproduksi pada periode tahun 1958 – 1961. Untuk keperluan Angkatan Laut Uni Soviet, kapal Tender jenis Don ini diprodukksi sebanyak 7 unit, dan 1 unit diproduksi untuk digunakan oleh TNI AL (ALRI).
            Dalam operasinya, KRI Ratulangi dapat melayani 6 kapal selam sekaligus, selain berupa pasokan aneka logistik, kapal tender ini juga dapat melakukan pengisian tenaga listrik untuk baterai kapal selam yang sedang bersandar, sebab KRI Ratulangi memiliki generator untuk keperluan tersebut. Sebagai kapal dengan bobot yang cukup besar, KRI Ratulangi juga memiliki beragam fasilitas kesehetan umum dan rawat gigi untuk para awak kapal selam.
     Salah satu yang unik dari kapal ini adalah geladaknya yang cukup luas dan dilapisi papan dari kayu, sehingga memberi kenyamanan, baik bagi pejalan di atas geladak maupun kesejukan di ruang bawah geladak. Seperti diketahui, kayu adalah isolator panas yang baik sekaligus peredam getaran dan tidak licin.

Mesin
         KRI Ratulangi ditenagai mesin diesel listrik, denga diesel listrik olah gerak kapal ini menjadi lebih lincah dan efektif. Diesel utama memutar generator, dan generator menghasilkan tenaga listrik. Tenaga listrik memutar elektro motor, dan selanjutnya elektro motor memutar poros baling-baling yang ujungnya terpasang daun baling-baling. KRI Ratulangi memiliki dua poros baling-baling yang memutar pada sisi kanan dan kiri.

Desain
Dibanding jenis kapal perang pada umumnya, desain KRI Ratulangi terbilang lebih mirip kapal penumpang, sebab lambung kapal dibuat tinggi dengan banyak jendela kedap. Adanya fasilitas bengkel dan gudang menjadikan kapal ini layaknya depot. Sebagai induk semangnya kapal selam, pada ujung haluan terdapat sebuah katrol berukuran besar dengan daya angkat sampai 300 ton. Katrol ini diperlukan untuk perbaikan baling-baling dan sistem poros kapal selam dengan jalan menggulingkan kapal selam kedepan, sehingga baling-baling mencuat ke permukaan.

Persenjataan
               Kapal perang dengan awak 300 personel ini dilengkapi dengan aneka persenjataan yang membuatnya setara dengan destroyer. Dalam catatan sejarah, KRI Ratulangi memiliki 4 pucuk meriam kaliber 100mm dalam kubah meriam tunggal, dan 8 pucuk meriam kaliber 57mm berada dalam 4 menara meriam berlaras kembar. Dan untuk melibas kapal selam lawan, kapal tender ini juga dapat menyebar ranjau laut.

Ikhwal Kedatangan KRI Ratulangi

         Kedatangan KRI Ratulangi merupakan bagian dari paket pembelian 12 kapal selam oleh misi Nasution I, dalam paket pembelian disebutkan Indonesia akan menerima 2 kapal tender kapal selam. Ini artinya KRI Ratulangi punya ‘saudara’ dalam penusannya, yakni KRI Thamrin (THR). Baik KRI Ratulangi dan KRI Thamrin tiba di Indonesia ketika konflik Irian Barat hampir rampung, sehingga belum sempat unjuk gigi kepada Belanda.
           Kedua kapal tender ini nyatanya baru berperan penuh saat Indonesia terlibat konfrontasi dengan Malaysia. Bahkan KRI Ratulangi dikabarkan masih beroperasi dan aktif hingga tahun 1980-an, meskipun fungsinya telah berubah dari kapal tender menjadi kapal tempur/kapal markas. Ini tak lain berkat merian-meriam kaliber 100mm di geladaknya.
         Saat memasuki order baru, Indonesia terkena embargo militer dari Uni Soviet, kiprah KRI Ratulangi terbukti tetap berkibar. Dengan pola kanibalisasi suku cadang dari jenis kapal perang lain, Ratulangi masih dapat mengemban beberapa misi tempur, terutama pada operasi Seroja di tahun 70-an. Di Uni Soviet sendiri, kapal tender kelas Don ini masih digunakan sampai tahun 1998. Artinya bila suku cadang tersedia, sebenarnya kapal jenis ini masih diperlukan, apalagi bila Indonesia berniat punya kapal selam dalam jumlah lebih dari 2 unit seperti saat ini.

KRI Thamrin Yang Misterius
           Bila KRI Ratulangi punya catatan sejarah yang cukup lengkap, maka lain hal dengan KRI Thamrin. Jejak KRI Thamrin agak sulit ditelusuri, antara KRI Ratulangi dan Thamrin meski sama-sama kapal tender, tapi berangkat dari kelas yang berbeda. KRI Thamrin berasal dari kelas Atrek dan berpenggerak mesin turbin uap. Tidak jelas bagaimana riwayat kapal ini, dan kisah-kisah yang menyertainya.
           Terkait nomer lambung kapal juga ada yang unik dari keberadaan kapal tender milik TNI AL, mungkin karena dianggap bagian dari Satsel (satuan kapal selam), diketahui KRI Ratulangi memiliki nomer lambung 400, tapi dalam beberapa literatur juga terlihat nomer lambung kapal ini adalah 4101. Bahkan ada foto yang tak terbantahkan, bila nomer lambung KRI Ratulangi adalah 552. Mana yang benar, mungkin pihak TNI AL bisa memberikan informasi lebih lanjut.
           Satu hal lagi, tidak jelas pula bagaimana nasib akhir KRI Ratulangi, apakah kapal tender tersebut berakhir sebagai besi tua, atau dijadikan sasaran latihan tembak. Mungkin ada dari Anda yang punya kisah lanjutannnya? Monggo kita saling berbagi. (Haryo Adjie Nogo Seno).

Spesifikasi KRI Ratulangi
Pabrik : Nikolayev shipyard
Dimensi : 140 x 17,7 x 6,4 m
Berat Standar : 6.800 ton
Berat Penuh : 9.000 ton
Awak : 300 – 450 orang
Jarak Jelajah : 21.000 Km pada kecepatan 10 knot
Kecepatan max : 17 knot
Fasilitas Sensor : Radar Hawk Screech, Slim Net, 2 x Watch Dog ECM system dan Vee Cone Communication System.
Persenjataan : 4 – 100mm guns (4×1), 4 – 57mm guns
Lama berlayar tanpa bekal ulang : 40 hari
Kapasitas Torpedo : 42 torpedoes 533 mm

Sumber: http//:www.indomiliter.com
You have read this article Misteri with the title Misteri. You can bookmark this page URL https://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2013/06/kri-ratulangi-induk-semang-kapal-selam.html. Thanks!

KRI Irian, Kapal Cruiser Legendaris Yang Hilang Misterius

     
KRI Irian adalah sebuah kapal penjelajah kelas Sverdlov (Project 68-bis) milik TNI AL pada tahun 1960-an. Kapal jenis ini adalah kapal penjelajah konvensional terakhir yang dibuat untuk AL Soviet, 13 kapal diselesaikan sebelum Nikita Khrushchev menghentikan program ini karena kapal jenis ini dianggap kuno dengan munculnya rudal (peluru kendali). Kapal ini adalah versi pengembangan dari kapal penjelajah kelas Chapayev.
             Kapal ini diperbaiki dan versi sedikit membesar dari kapal penjelajah kelas Chapayev . Mereka memiliki perlindungan persenjataan utama yang sama, mesin dan sisi sebagai kapal-kapal sebelumnya, tapi telah meningkatkan kapasitas bahan bakar untuk rentang yang lebih besar, sebuah lambung semua dilas, perlindungan bawah laut membaik, meningkat artileri anti pesawat dan radar. Suite radar utama adalah: 1x 'Big Bersih atau radar udara pencarian' Trough Top ' 1x 'High Saringan' atau radar udara pencari 'Saringan Rendah' 'Pisau Istirahat' 1x udara pencari radar * 'Bersih Slim 1x udara pencari radar 1x 'Don-2' atau radar navigasi 'Neptune' Gun radar kontrol 2x 'Sun Visor' api 'Bow Top 2x 152mm radar kontrol senjata api Gun radar kontrol 8x 'Telur Piala' api 'Watch Dog' 2x ECM sistem Para Nakhimov Laksamana memiliki SS-N-1 anti-kapal peluncur rudal dipasang di tempat menara A dan B sebagai percobaan pada tahun 1957. Instalasi ini tidak berhasil, kapal itu cepat dihentikan dan digunakan sebagai kapal target di 1961. Para Dzerzhinsky memiliki peluncur rudal SAM untuk SA-2, menggantikan menara belakangnya di 1960-62. Konversi ini juga tidak berhasil dan tidak ada kapal selanjutnya dikonversi. Para Senyavin dan Zhdanov dikonversi menjadi kapal komando pada tahun 1971 dengan mengganti menara belakang dengan akomodasi tambahan dan elektronik. Kedua kapal perintah yang dilengkapi dengan dek helikopter dan hangar bersama-sama dengan SA-N-4 sistem rudal SAM dan 4 senapan 30mm kembar.



Senjata artileri KRI Irian
            Senjata utama dari KRI Irian adalah 4 buah turret/kubah, dimana setiap turret berisi 3 meriam kaliber 6 inchi. Sehingga total ada 12 meriam kaliber 6 inchi di geladaknya.
•10 tabung torpedo antikapal selam kaliber 533 mm
•12 buah kanon tipe 57 cal. B-38 kaliber 15.2 cm (6 di depan, 6 di belakang)
•12 buah kanon ganda tipe 56 cal. Model 1934 6 (twin) SM-5-1 kaliber 10 cm
•32 buah kanon multi fungsi kaliber 3,7 cm
•4 buah triple gun Mk5-bis kaliber 20 mm (untuk keperluan antiserangan udara)

Tenaga penggerak
         Sebagai tenaga penggerak, KRI Irian mengandalkan 2 bKRI Irian sebelumnya adalah kapal Ordzhonikidze (Орджоникидзе) (Object 055, diambil dari nama Menteri Industri Berat era Stalin, Grigory "Sergo" Ordzhonikidze) dari Armada Baltik AL Soviet, kemudian dibeli oleh pemerintah Indonesia tahun 1962. Saat itu KRI Irian adalah kapal terbesar di belahan bumi selatan. Kapal ini digunakan secara aktif untuk persiapan merebut Irian Barat.

Awal
       Kapal ini dibuat di Admiralty Yard, Leningrad. Peletakan lunas pertama dilakukan tanggal 9 Oktober 1949, diluncurkan tanggal 17 September 1950, dan pertama kali dioperasikan tanggal 30 Juni 1952.

Persiapan Pengoperasian di Indonesia
           Pada 11 Januari 1961 Pemerintah Soviet mulai mengeluarkan instruksi kepada Biro Desain Pusat #17 untuk memodifikasi Ordzhonikidze supaya ideal beroperasi di daerah tropis. Modernisasi skala besar dilakukan untuk membuat kapal ini dapat dioperasikan pada suhu +40 °C, kelembapan 95%, dan temperatur air +30 °C.
        Tetapi perwakilan dari Angkatan Laut Indonesia yang berkunjung ke kota Baltiisk menyatakan bahwa mereka tidak sanggup untuk menanggung biaya proyek sebesar itu. Akhirnya modernisasi dialihkan untuk instalasi genset diesel yang lebih kuat guna menggerakkan ventilator tambahan.
           Tanggal 14 Februari 1961 kapal ini tiba di Sevastopol, dan tanggal 5 April 1962 kapal ini memulai uji coba lautnya. Pada saat itu kru Indonesia (ALRI) untuk kapal ini sudah terbentuk dan ada di atas kapal. Mekanik kapal ini, Bapak Yatijan, di kemudian hari menjadi Kepala Departemen Teknik ALRI. Begitu juga banyak dari pelaut yang lain, banyak yang dikemudian hari mampu menduduki posisi penting.

Operasional
           KRI Irian tiba di Surabaya pada 5 Agustus 1962 dan dinyatakan keluar dari kedinasan AL Soviet pada 24 Januari 1963. Sebelumnya Uni Soviet tidak pernah menjual kapal dengan bobot seberat ini kepada negara lain kecuali kepada Indonesia. ALRI yang belum pernah mempunyai armada sendiri sebelumnya, belajar untuk mengoperasikan kapal-kapal canggih dan mahal ini dengan cara trial and error. Bulan November 1962 tercatat sebuah mesin diesel kapal selam rusak karena benturan hidrolis saat naik ke permukaan, sebuah destroyer rusak dan 3 dari 6 boiler KRI Irian rusak. Suhu yang panas dan kelembapan tinggi berefek negatif terhadap armada ALRI, akibatnya banyak peralatan yang tidak bisa dioperasikan secara optimal. Di lain pihak kehadiran kapal ini membuat AL Kerajaan Belanda secara drastis mengurangi kehadirannya di perairan Irian Barat karena Belanda sadar bahwa KRI Irian bukan tandingan kapal-kapalnya.

Perbaikan
          Pada 1964 kapal penjelajah ini sudah benar-benar kehilangan efisiensi operasionalnya dan akhirnya dikirim ke Vladivostok untuk perbaikan. Bulan Maret 1964, KRI Irian sampai di Pabrik Dalzavod. Para pelaut dan teknisi Soviet terkejut melihat kondisi kapal dan banyaknya perbaikan kecil yang seharusnya sudah dilakukan oleh para awak kapal ternyata tidak dilakukan. Mereka juga tertarik dengan sedikit modifikasi yang dilakukan ALRI yaitu mengubah ruang pakaian menjadi ruang ibadah (sesuatu yang tentu tidak mungkin terjadi di Uni Soviet).

Penugasan Kembali
          Setelah perbaikan selesai pada bulan Agustus 1964 kapal kembali berlayar menuju Surabaya dengan dikawal oleh destroyer AL Uni Soviet. Setahun kemudian (1965), terjadi pergantian pemerintahan. Kekuasaan pemerintah praktis berada di tangan Jenderal Soeharto. Perhatian Soeharto terhadap ALRI sangat berbeda dibandingkan Sukarno. Kapal ini dibiarkan terbengkalai di Surabaya, bahkan kadang-kadang digunakan sebagai penjara bagi lawan politik Soeharto.

Pemensiunan
Terdapat beberapa versi tentang riwayat KRI Irian setelah peristiwa G30S:
         Versi pertama menyebutkan bahwa tahun 1970, KRI Irian sudah sedemikian parah keadaannya hingga sedikit demi sedikit mulai dibanjiri air. Tidak ada orang yang peduli untuk menyelamatkan kapal penjelajah ini. Sehingga pada masa Laksamana Sudomo menjabat sebagai KSAL, maka KRI Irian dibesituakan (scrap) di Taiwan pada tahun 1972 dengan alasan kekurangan komponen suku cadang kronis.
          Versi kedua, menurut Hendro Subroto, kapal perang yang dibuat hanya empat buah ini dijual ke Jepang setelah persenjataannya dipreteli. "Padahal di Tanjung Priok masih terdapat dua gudang suku cadang. Tapi karena perawatan sebelumnya di tangani orang Rusia, selepas Gestapu, kita tidak punya teknisi lagi," kata Hendro.
         Versi ketiga menyebutkan bahwa ketika dibawa untuk dibesituakan, di tengah perjalanan KRI Irian dicegat oleh kapal Uni Sovyet. Versi ketiga ini adalah analisis dari penulis sendiri setelah membaca laporan dari berbagai majalah militer yang mengulas mengenai persenjataan Uni Sovyet semasa Perang Dingin. Uni Soviet hanya menjual penjelajah ringan kelas Sverdlov kepada dua negara, yaitu Indonesia (1962) dan India (1989–scrap). Ada dugaan bahwa pihak yang paling tidak menginginkan apabila kelas Sverdlov jatuh ke tangan pihak Barat adalah Uni Soviet. Teori ketiga, ada kemungkinan Uni Soviet mencegat kapal tersebut dan kemudian mengambil alih dengan kesepakatan, bisa jadi dengan mengurangi sejumlah hutang pembelian senjata yang belum dilunasi atau bisa jadi dengan melunaskannya. Dari ke-4 buah itu, hanya KRI Irian (Ordzhonikidze/Object 055) yang keberadaannya masih misterius.

Kecepatan  Kapal
       Sebuah turbin uap TB-72 yang mendapat pasokan uap dari 6 buah ketel KV-68 dan disalurkan melalui 2 buah shaft. Tenaga total yang dihasilkan adalah @110.000 HP sampai 122.000 HP pada kedua shaft, tenaga ini mampu membuat kapal seberat 13.600 ton ini mencapai kecepatan maksimum 32,5 knot. Sedangkan jarak maksimum yang bisa ditempuh adalah 9000 mil laut dengan kecepatan konstan 18 knot.

Sumber:
Alexander Pavlov. Cruiser for Indonesia, December 1998
Angkasa Online, 6 Maret 1999
Conway's All the World's Fighting Ships 1947-1995
Sejarah, Pengembangan dan Penggunaan Penjelajah Kelas Sverdlov
You have read this article Misteri with the title Misteri. You can bookmark this page URL https://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2013/06/kri-irian-kapal-cruiser-legendaris-yang.html. Thanks!
Wednesday 24 April 2013

Nabi Saw Menyukai Wewangian Kemenyan dan Dupa

    Oleh: K Ng H Agus Sunyoto
      Sampai tahun 1970-an, kita masih sering menjumpai orang-orang, membakar kemenyan di berbagai tempat yang dianggap keramat seperti makam para wali, punden, pedanyangan, orang mati, malam Jum’at dan lain-lain. Sering  pula dijumpai pada acara-acara tradisi keagamaan tertentu seperti kenduri memperingati hari kematian ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, ke-1000 hari, malam 10 Asyuro, malam Jum’at Kliwon,  yang di lakukan dengan menggunakan doa-doa berbahasa Arab selalu diiringi kepulan asap kemenyan.
    Dilihat dari sejarahnya, kebiasaan membakar kemenyan dilakukan oleh masyarakat Nusantara semenjak era perkembangan Agama Islam. Maksudnya, pada era kekuasaan Hindu-Buddha, orang-orang Nusantara tidak pernah menggunakan kemenyan sebagai pengharum. Yang lazim dibakar di padhepokan, asrama, dukuh, pertapaan, sanggar pamujan, dan tempat-tempat bertuah adalah kayu cendana, kayu gaharu dan setanggi. Kebiasaan membakar kemenyan lazim dilakukan penduduk muslim asal Arab, Persia dan India.
     Seiring berkembangnya faham pembaharuan yang diusung golongan Islam modernis, kebiasaan umat Islam membakar kemenyan dituduh  sebagai kegiatan perdukunan, pemanggilan roh, jin, dan perbuatan musyrik lainnya. Itu sebabnya, kebiasaan membakar kemenyan harus ditinggalkan karena potensi menyulut kemusyrikan. Jika ingin memperoleh bau harum, orang bisa menggunakan pewangi ruangan baik kamfer wangi, spray pewangi, jelly pewangi, dan berbagai jenis pewangi bikinan pabrik.
       
       Pada dasarnya mengharumkan ruangan dan tempat-tempat bersifat ruhaniah dengan membakar kemenyan, dupa, misik, setanggi, gaharu, cendana  yang mampu membawa ketenangan suasana adalah suatu hal yang baik. Karena hal ini itiba’ dengan Rasulullah Saw yang sangat menyukai wangi-wangian, baik minyak wangi, bunga-bungaan, maupun pembakaran dupa wangi. Hal ini turun temurun diwariskan oleh beliau kepada sahabat yang berlanjut hingga masa tabi’it tabi’in bahkan sampai sekarang banyak sekali penjual minyak wangi, kayu gaharu, dupa-dupaan, kemenyan di sekitar Masjid Nabawi dan Masjidil Haram.
          Beberapa hadits menerangkan tindakan sahabat yang menunjukkan kegemaran mereka terhadap wangi-wangian hal ini ditunjukkan dengan hadits:

اذا جمرتم الميت فأوتروا

Artinya: Apabila kamu mengukup mayit, maka ganjilkanlah (HR. Ibnu Hibban & Alhakim)

-Ad-Dailami  menerangkan:

جمروا كفن الميت

Artinya: Ukuplah olehmu kafan mayit.

-Ahmad juga meriwayatkan:

اذا اجمرتم الميت فاجمرواه ثلاثا

Artinya: Apabila kamu mengukup mayyit, maka ukuplah tiga kali
Bahkan beberapa sahabat berwasiat agar kain kafan mereka diukup


أوصى أبوسعيد وابن عمر وابن عباس رضي اللهعنهم ان تجمر اكفنهم بالعود

Artinya: Abu Said, Ibnu Umar dan Ibnu Abbas ra. berwasiat agar kain-kain kafan mereka diukup dengan kayu gaharu

Bahkan Rasulullah saw. pernah bersabda:

جنبوا مساجدكم صبيانكم وخصومتكم وحدودكم وشراءكم وبيعكم جمروها يوم جمعكم واجعلوا على ابوابها مطاهركم (رواه الطبرانى)

Artinya; Jauhkanlah masjid-masjid kamu dari anak-anak kamu, dari pertengkaran kamu, pendarahan kamu dan jual beli kamu. Ukuplah masjid-masjid itu pada hari perhimpunan kamu dan jadikanlah pada pintu-pintunya itu alat-alat bersuci. (HR.Al-Thabrani).

    Hadits-hadits di atas sebenarnya menunjukkan betapa wangi-wangian adalah sesuatu yang telah mentradisi di zaman Rasulullah Saw dan juga para sahabat. Hanya saja media wangi-wangian itu bergeser bersamaan dengan perkembangan zaman dan teknlogi. Sehingga saat ini kita merasa aneh dengan wangi kemenyan dan dupa. Padahal keduanya merupakan pengharum ruangan alami itu adalah andalan pada masanya.
       Di satu sisi persinggungan dengan dunia pasar yang semakin bebas menyebabkan selera ‘wangi’ jadi bergeser. Yang harum dan yang wangi alami seperti dupa, kemenyan, setanggi dianggap berhubungan dengan jin, setan, arwah, klenik, perdukunan, dan berbagai tindak kemusyrikan sehingga harus diganti dengan  parfum, kamfer wangi, spray, fresh room dan berbagai wewangian produksi pabrik. Demikianlah, perniagaan tradisional umat Islam memperdagangkan pewangi alami seperti kemenyan dan dupa jadi tenggelam digilas oleh gelombang aliran pewangi-pewangi bikinan pabrik milik pengusaha bukan Muslim yang merajai pasar bebas. Sungguh tuduhan dan fitnah keji seputar perklenikan, perdukunan, persekutuan dengan setan dan jin, serta kemusyrikan orang-orang yang mengharumkan tempat dengan menggunakan bahan alami seperti kemenyan, dupa, setanggi, gaharu adalah fakta yang menghancurkan perdagangan umat Islam di satu pihak dan sebaliknya menguntungkan pengusaha bukan Islam.

Sumber: http://www.sarkub.com
You have read this article Misteri with the title Misteri. You can bookmark this page URL https://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2013/04/nabi-saw-menyukai-wewangian-kemenyan.html. Thanks!
Monday 12 December 2011

Asal Mula Cerita Misteri Tentang UFO

Oleh: Izzulfikri M.Anshorullah   
            Cerita-cerita seputar misteri UFO (Unidentify Flying Object) yang banyak dibicarakan dalam berbagai perbincangan baik formal maupun informal dan telah ditulis dalam bentuk karya fiksi ilmiah (science fiction) maupun film-film fiksi ilmiah dan film jenis thrill,  bermula pada peristiwa aneh yang terjadi pada 24 Juni 1947, yaitu sewaktu pilot amatir bernama Kenneth Arnold menerbangkan pesawat kecil dekat Mt Rainier, Washington dan melihat obyek berbentuk sangat aneh. Benda apakah itu?
             Benda itu berada tepat di sisi sebelah kiri Arnold, kira-kira 20-30 km di utara pesawatnya pada ketinggian yang sama. Benda itu berupa rangkaian sembilan obyek yang menyala berkilat-kilat  beriringan terbang menuju matahari. Membandingkan ukuran pesawatnya, Arnold memperkirakan ukuran obyek itu selebar 13-15 m dengan gerakan sangat cepat.


             Mengingat benda ini mampu terbang sejauh 80 km dalam 1 menit 42 detik, Arnold memperkirakan benda ini mampu melaju pada kecepatan 2.736 km/jam atau 6,08 Mach (enam kali kecepatan suara) atau tiga kali lebih cepat dari pesawat Sukhoi-30.  Namun, seolah-olah dikendalikan, obyek terbang itu tampak menukik dan meliuk di sekitar rintangan di medan itu. Saat benda ini menghilang di kejauhan, Arnold terbang ke Yakima, Washington, kemudian mendarat dan langsung menceritakan peristiwa menakjubkan yang dialaminya itu  kepada staf bandara.
          Keesokan harinya, Arnold diwawancarai wartawan, dan ia cerita mengenai hal ini menyebar bak wabah di seluruh bangsa.
           “Saat itu, masih ada anggapan, Mars atau Venus bisa menjadi planet hunian baru,” kata penulis buku UFO Robert Bulpen.
           Orang mengira, UFO ini merupakan orang Mars yang datang mengawasi manusia yang kini memiliki senjata nuklir. Seiring waktu, kejadian inilah yang menjadi teori pertama dari banyak kunjungan yang bersifat luar angkasa. Era penampakan UFO pun dimulai.
              Penampakan Arnold menjadi 'semacam sensasi yang menjadi berita utama di seluruh dunia,' tulis ahli UFO Martin Kottmeyer. “Segera setelahnya, semua orang mencari pesawat baru berbentuk seperti piring,” lanjutnya.
           Dalam beberapa pekan, muncul ratusan laporan benda terbang ini di seluruh dunia. Sementara orang mengira melihat hal sama dengan Arnold, terdapat ironi besar saat itu. Yakni, “Kenneth Arnold belum melaporkan melihat piring terbang”. Bahkan, Arnold mengatakan kepada pers, benda itu terbang tak menentu, “Seperti piring jika melintasi air”. Benda ini tipis dan datar saat dilihat dari ujung, katanya. Namun, berbentuk bulan sabit jika dilihat dari atas. Meski begitu, reporter Bill Bequette dari United Press menafsirkan, benda ini berbentuk cakram bulat.
              Menurut ahli UFO dan wakil editor Inquirer Skeptical Benjamin Radford, “Pernyataan itu menjadi salah kutipan paling besar dalam sejarah yang dilakukan wartawan”. Ungkapan ‘piring terbang’ memberi bentuk pada mitos UFO sejak awal, tulis Kottmeyer.
           Dalam kacamata seni, film sains fiksi, acara tv dan sebagian besar laporan penculikan alien, UFO digambarkan sebagai piring terbang hingga saat ini.
             “Kesalahan Bequette sendiri tak mampu menjadi sanggahan utama teori luar angkasa bagi semua orang. Namun, kesalahan ini malah meninggalkan satu paradoks hebat, mengapa makhluk luar angkasa merancang ulang pesawat mereka demi menyesuaikan  diri dengan kesalahan Bequette itu?” tulis Kottmeyer.
             Meski tak melihat piring terbang, sebagian besar rekan Arnold yakin pilot ini benar-benar melihat sesuatu hari itu. Jadi, apa yang sebenarnya dilihat Arnold?
          Satu teori menyatakan, Arnold melihat bola api, meteor yang jatuh dari atmosfer. Selanjutnya, potongan-potongan meteor akan berwujud seperti rantai dan bersinar sangat terang serta bisa bergerak dengan ribuan kilometer per jam.
            Namun, banyak sejarawan mengira benda itu bukanlah bendar luar angkasa, “Benda itu mungkin hanya pelikan yang terbang dalam formasi,” kata Sheaffer. Mungkin Arnold salah menilai jarak dan mengira benda-benda itu besar dan berada di jarak yang jauh namun sebenarnya dekat, lanjutnya.
           Lepas dari berbagai spekulasi tentang ada dan tidaknya UFO, asumsi tentang kendaraan luar angkasa milik makhluk yang disebut Alien itu sudah menjadi cerita tersendiri yang berkembang di tengah masyarakat. Bahkan belakangan, keberadaan UFO dicari-carikan dasar kebenarannya dengan dalil kitab suci.
You have read this article Misteri with the title Misteri. You can bookmark this page URL https://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2011/12/asal-mula-cerita-misteri-tentang-ufo.html. Thanks!
Tuesday 1 November 2011

Misteri Rumah Amityville

Oleh: Izzulfikri M. Ansorullah
     Pada Desember 1975, George dan Kathleen serta anak-anak mereka pindah ke sebuah rumah di 112 Ocean Avenue, sebuah rumah besar bergaya kolonial Belanda di Amityville, sebuah lingkungan di pinggiran kota di selatan Long Island, New York.
            Tigabelas bulan sebelum keluarga Lutz pindah, Ronald DeFeo, Jr., pemilik sebelumnya, telah menembak mati enam anggota keluarganya di rumah itu. Setelah 28 hari keluarga Lutz tinggal dirumah itu, mereka mulai merasakan hal-hal aneh dengan rumah tersebut. Bagian ini berdasarkan buku yang ditulis oleh Jay Anson, 1977, The Amityville Horror – A True Story.

Jay Anson (1921-1980), adalah penulis The Amityville Horror
             Rumah bernomor 112 di Ocean Avenue telah kosong selama 13 bulan setelah DeFeo membunuh anggota keluarganya, hingga pada Desember 1975 keluarga Lutz membeli rumah tersebut seharga $80.000. Rumah yang memiliki enam kamar tidur ini dibangun dengan gaya kolonial Belanda, dan memiliki atap yang melengkung. Rumah ini dilengkapi dengan kolam renang dan sebuah rumah tempat penyimpanan kapal. George dan Kathy telah menikah pada bulan Juli 1975 dan mempunyai rumah mereka sendiri, namun ingin memulai kembali dengan memiliki rumah baru. Kathy mempunyai tiga anak dari pernikahan sebelumnya, Daniel (9), Christopher (7), dan Melissa alias Missy (5). Mereka juga memiliki seekor anjing Labrador yang diberi nama Harry. Selama pengecekkan mereka saat akan membeli rumah tersebut, oleh agen mereka telah diberitahukan
mengenai pembunuhan yang dilakukan oleh DeFeo, namun mereka menganggap hal itu bukanlah masalah.
                Keluarga Lutz pindah kerumah tersebut pada 18 Desember 1975. Sebagian besar mebel dari keluarga DeFeo masih ada, karena semuanya termasuk dalam kesepakatan jual beli. Seorang teman George Lutz telah mempelajari tentang masa lalu sejarah rumah tersebut, dan mendesak agar mereka melakukan pemberkatan. Namun mereka tidak mengerti cara-caranya. George mengenal seorang Pendeta Katolik yang bernama Bapa Ray, dan ia bersedia untuk melakukan pemberkatan. (Dalam buku Anson disebutkan nama Pendeta tersebut adalah Bapa Mancuso. Hal ini dilakukan untuk menjaga privasi Pendeta tersebut, nama aslinya adalah Bapa Ralph J. Pecoraro).
               Bapa Mancuso adalah seorang pengacara, imam Katolik, dan seorang psikoterapi yang tinggal di Sacred Heart Rectory. Ia tiba untuk melaksanakan berkat pada sore hari tanggal 18 Desember 1975 di saat George dan Kathy sedang membongkar barang-barang mereka. Ketika ia mengibaskan air suci yang pertama dan mulai untuk berdoa, ia mendengar suara dengan jelas yang mengatakan”Keluar!” – “Get out!”. Di saat meninggalkan rumah tersebut, ia tidak menceritakan kejadian itu kepada George maupun Kathy. Pada 24 Desember 1975, Bapa Mancuso menelepon George Lutz dan menasihatkan agar dia tidak menggunakan ruang di mana ia telah mendengar suara yang aneh tersebut. Ruang ini adalah ruangan yang direncanakan Kathy digunakan sebagai ruang jahit, dan tadinya adalah kamar tidur Marc dan Yohanes Matthew DeFeo. Percakapan telepon terputus secara tiba-tiba, dan kunjungan berikutnya ke rumah tersebut mengakibatkan Bapa Mancuso menderita demam tinggi dan pada lengannya dijumpai tanda yang mirip dengan tanda stigmata.
             Pada mulanya, George dan Kathy Lutz tidak merasakan hal yang aneh dengan rumah mereka. Namun kemudian, mereka merasa bahwa “masing-masing dari mereka tinggal di suatu rumah yang berbeda”.
              Sebagian dari pengalaman keluarga Lutz diuraikan sebagai berikut:
•    George selalu terbangun sekitar pukul 03:15 setiap paginya, dan kemudian keluar ke rumah tempat penyimpanan kapal. Waktu tersebut diperkirakan adalah waktu dimana DeFeo membunuh anggota keluarganya.
•    Rumah mereka selalu diganggu oleh segerombolan lalat di setiap musim dingin.
•    Kathy mendapat mimpi buruk tentang pembunuhan dan saat dimana ia melakukan persetujuan pembelian rumah tersebut. Anak-anak mereka juga mulai tertidur dengan terlungkup, posisi yang sama saat mayat DeFeo ditemukan.
•    Kathy merasakan seolah-olah “sedang dipeluk” dengan penuh kasih oleh suatu kekuatan yang tidak terlihat.
•    Kathy menemukan sebuah ruang kecil yang tersembunyi (sekitar empat kaki) di belakang basement. Dindingnya bercat merah dan ruangan itu tidak tampak didalam denah rumah. Ruangan itu kemudian dikenal dengan nama “The Red Room”. Ruangan ini memiliki pengaruh terhadap anjing mereka Harry, yang selalu menolak untuk mendekat dan selalu berjongkok seolah-olah merasakan sesuatu yang negatif.
•    Ada udara dingin, bau parfum dan kotoran didalam rumah, dimana tidak terdapat saluran udara atau jalur bagi sumber tersebut.
•    Putri mereka yang berumur lima tahun, Missy, mengisahkan teman imajinasinya yang bernama “Jodie” yang memiliki mata yang sangat merah.
•    George selalu dibangunkan oleh bunyi bantingan pintu depan. Ia akan segera ke lantai bawah dan menemukan anjing mereka tertidur dengan suara keras didepan pintu. Tidak ada orang lain yang mendengar suara itu kecuali dia.
•    George mendengar apa yang diuraikan sebagai “Marching band Jerman” atau suara seperti radio yang tidak di setel dengan frekuensi yang tepat. Namun ketika ia ke menuju lantai bawah, suara gaduh akan berhenti.
•    George disadari bahwa ia memiliki kemiripan kuat dengan Ronald DeFeo, Jr., dan mulai bermabukan di The Witches’ Brew, bar dimana DeFeo adalah salah seorang pelanggannya.
•    Ketika mengecek tempat penyimpanan kapal pada suatu malam, George melihat sepasang mata merah yang sedang memperhatikan dia dari jendela kamar tidur Missy. Ketika ia pergi keatas untuk melihatnya, ia tidak menemukan apa-apa. Kemudian disimpulkan bahwa itu adalah “Jodie”.
•    Ketika ditempat tidur, Kathy mendapatkan bekas merah didadanya disebabkan oleh suatu kekuatan tak terlihat, dan ia diangkat sekitar dua kaki dari tempat tidurnya.
•    Kunci, jendela, dan pintu rumah dirusakkan oleh suatu kekuatan yang tak terlihat.
•    Terdapat belahan kuku binatang yang besar di salju yang kemudian dihubungkan dengan seekor babi besar pada 1 Januari 1976.
•    Dari dinding aula dan lubang kunci dari pintu kamar bermain yang ada di loteng keluar lumpur yang berwarna hijau.
•    Sebuah salib 12 inchi yang digantung Kathy di kamar kecil ditemukan terpasang terbalik dan menyemburkan bau.
•    George tersandung oleh sebuah keramik singa Tiongkok yang memiliki tinggi sekitar empat kaki, yang kemudian meninggalkan bekas gigitan pada salah satu mata kakinya.
•    George melihat Kathy berubah menjadi seorang wanita tua yang berumur sekitar 90-an, “dengan rambut acak-acakan, muka dengan kerutan dan berbentuk buruk, dan air liur yang menetes dari mulutnya yang ompong”.
             George dan Kathy Lutz dikelilingi dengan berbagai media yang mengulas kasus mereka
                 Setelah memutuskan bahwa ada yang tidak beres dengan rumah mereka, yang tidak dapat dijelaskan secara rasional, George dan Kathy Lutz melaksanakan suatu pemberkatan dengan cara mereka sendiri pada 8 Januari 1976. George memegang sebuah salib yang terbuat dari perak selagi kedua-duanya membacakan Doa Para Raja, dan dari ruang tamu mereka, menurut dugaan banyak oang terdengar suara paduan suara yang meminta agar mereka berhenti: “Will you stop!”.
               Di pertengahan Januari 1976, dan setelah usaha pemberkatan yang dilakukan oleh George dan Kathy, mereka mengalami kejadian yang kemudian menjadi malam terakhir mereka berada di rumah itu. Keluarga Lutz menilai bahwa segala kejadian yang terjadi sebagai sesuatu yang sangat menakutkan, “too frightening”.
            Setelah berkonsultasi dengan Bapa Mancuso, mereka memutuskan untuk mengambil beberapa barang kepunyaan mereka dan memutuskan untuk tinggal di rumah ibu Kathy di dekat Deer Park, New York. Pada 14 Januari 1976, George dan Kathy Lutz bersama ketiga anaknya dan anjing mereka Harry, meninggalkan rumah dan meninggalkan banyak barang dibelakang rumah tersebut. Hari berikutnya, seorang tukang ditugaskan untuk memindahkan barang-barang untuk dikirim ke keluarga Lutz. Ia melaporkan ada fenomena yang tidak normal di dalam rumah itu.
               Buku ini ditulis setelah Tam Mossman, seorang editor di penerbit Prentice Hall yang mengenalkan George dan Kathy Lutz kepada Jay Anson. Mereka tidak bekerja secara langsung dengan Anson, namun disampaikan melalui rekaman tape yang berdurasi sekitar 45 jam, yang kemudian menjadi dasar bagi penulisan buku ini. Diperkirakan penjualan buku ini mencapai sepuluh juta kopi dari beberapa edisi. Anson dikatakan mengambil dasar judul bukunya “The Amityville Horror” dari “The Dunwich Horror” karangan H.P. Lovecraft yang diterbitkan pada tahun 1929.
Sumber: misteridunia.wordpress.com
You have read this article Misteri with the title Misteri. You can bookmark this page URL https://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2011/11/misteri-rumah-amityville.html. Thanks!