Oleh: Celya Intan Kharisma Putri
‘Abbas Mahmud al-‘Aqqad ( عباس محمود العقاد ) lahir di Aswan, Mesir, pada tanggal 28 Juni 1889 dan meninggal pada 12 Maret 1964 di usia 75 tahun. Al-ʿAqqad adalah seorang penulis, jurnalis Mesir, sejarawan, filsuf, penyair,kritikussastra, dan seorang inovator puisi dan kritik Arab abad ke-20 serta seorang politikus. Ia adalah salah satu penulis modern dan pemikir era liberal di Mesir modern. Ia menggunakan tulisannya untuk menyebarkan keyakinan liberal. Al-ʿAqqad banyak mengabdikan diri untuk memikirkanagama dan politik. Karya-karyanya meliputi studi tentang filsafat Al-Qurʾan, filsafat politik dan sosial, dan biografi para pemimpin muslim. Meskipun ia tidak mengikuti pendidikan formal layaknya orang-orang normal, ia tidak patah semangat dan terus belajar secara otodidak hingga ia berhasil membangun diri sebagai salah satu intelek yang paling tangguh pada masanya.
a.Kehidupan Karir
Aswan, kota kelahiran al-'Aqqad terkenal sebagai kota turis di Mesir selatan. Pada usia enam tahun, ia masuk ke sekolahkeagamaan dimana subyek utama pembelajarannya adalah Alquran dan bahasa Arab. Pada tahun 1899 ia pindah ke sekolah dasar dan hanya menghabiskan waktu 4 tahun untuk belajar di sana. Ia lulus dari sekolah dasar pada tahun 1903. Tidak seperti teman sekolahnya, ia menghabiskan semua uang saku mingguannya untuk membeli buku. Sayangnya ia tidak melanjutkan pendidikan formalnya karena kondisi keluarganya yang miskin pada saat itu. Selama masa mudanya ia bekerja di pabrik sutra dan menjadi seorang petugas stasiun. Namun, ia sangat terobsesi pada membaca dan belajar berbagai macam bidang ilmu. Dia membaca buku tentang agama, sejarah, geografi, dan mata pelajaran lainnya. Dia juga dikenal sangat bagus dalam penguasaan bahasa Inggris dan Perancis.Ia juga pernah bekerja sebagai penjaga toko di Quena sebaik pekerjaan-pekerjaannya yang lainsebelum ia mulai sering menulis di koran-koran karena intelektualitas dan pengetahuannya yang luas.
Saat remaja,Al-‘Aqqad bekerja di sebuah kantor pemerintah, namun mengundurkan diri pada tahun 1906. Pada usia 17 tahun, ia memutuskan untuk mengabdikan dirinya di karir menulis. Dalam pekerjaan menulis profesional pertamanya sebagai wartawan, ia menjadi editor surat kabar Al Bayan (Clear Rhetorical Speech) pada tahun 1911 dan Al Doustour (“The Constitution”) yang diterbitkannya tahun 1907 bersama Mohammad Farid Wagdy. Setelah beberapa waktu, korannya ditutup dan ia bekerja menjadi guru privat untuk bertahan hidup.
Al-‘Aqqad adalah orang Mesir pertama yang mewawancarai Saad Zaghloul, pemimpin nasionalis yang kemudian menjadi perdana menteri Mesir. Al-Aqqad juga menulis esai penting untuk sebuah majalah bernama Oukaz pada tahun 1912.Intelektualitas dan karya-karya sastranya tidak pernah sia-sia. Ia menulis artikel di beberapa majalah dan koran yang berbeda. Hingga ia pernah ditawari penghargaan sastra nasional selama masa kepemimpinan Gamal Abdulnasser pada tahun 50-an tapi ia menolaknya. Ia juga menolak gelar Ph. D. dari Universitas Kairo.
b.Pemikiran
Al-‘Aqqad dikenal dengan pandangan estetiknya pada puisi dan literatur. Karena pandangan pembaharuannya, ia dipertimbangkan sebagai salah satu pemimpin periode transisi kesusastraan Arab dari gaya tradisional ke modern. Ia mendirikan sebuah sekolah puisi dengan Ibrahim Al-Mazny dan Abdel Rahman Shokry bernama Al-Diwan yang bertujuan untuk melestarikan gaya puisi kuno tradisional Arab.Karya-karyanya yang paling terkenal adalah al-'Abkariat, Allah, dan Sarah. Beberapa bukunya juga sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris.
Al-Aqqad juga dikenal dengan penggunaannya dalam prosa yang rumit.Tulisan-tulisannya mengekspresikan pengetahuan yang dalam tentang bahasa Arab dengan gaya bahasa yang rasional dan penuh pertimbangan. Ia juga terkenal dengan pandangan analisis rasionalnya tentang pertahanan Muhammad dan pengikutnya dalam seri buku “The Geniuses” dimulai dari bukunya yang berjudul “The genius of Mohammad".
Pada awal tahun 1950, al-Aqqad mendirikan salon di rumahnya dan mengadakan diskusi disana setiap hari Jumat. Para tamu, termasuk beberapa intelektual Mesir terkemuka dan seniman terkini, akan mendiskusikan sastra, filsafat, ilmu pengetahuan, sejarah, dan bidang ilmu lain. Salah satu topik yang paling diperdebatkan adalah peran perempuan Muslim dalam masyarakat. Al-Aqqad, yang dilaporkan sangat menghormati wanita, menulis tiga buku tentang subjek wanita. Ia bersikeras dalam berpendapat bahwa perempuan harus memiliki hak untuk berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat, yang pada saat itu bertentangan dengan Islam ortodoks yang dianggap membatasi peran perempuan. Dia berargumen bahwa perempuan juga harus menikmati kebebasan berpikir.
c.Kehidupan Politik
Al-‘Aqqadjuga terkenal dengan kepercayaandirinya dalam posisi politik melalui tulisan-tulisannya di beberapa majalah yang beredar atau melalui keterikatannya dengan partai konvensionalis liberal. Ia menentang kelaliman dan disebutberkata akan menghancurkan kepala tertinggi negara jika ia melanggar perjanjianMesir. Akibatnya, ia masuk penjara selama beberapa bulan dengan tuduhan penghinaan terhadap raja Mesir.
Selain itu, sifat terus terang Al-‘Aqqad dalam mendukung kebebasan berekspresi dan kuat sifat pro-demokrasi yang membuatnya memperpanjang kutukannya terhadap Kanselir Jerman, Adolph Hitler, dengan Nazi yang memperluas kendali mereka ke Eropa dan Timur Tengah. Buku-bukunya tentang subjek termasuk Hitler dalam Neraca dan Nazisme dan Agama sering menjadi masalah yang kontroversial. Masalahnya tidak diragukan lagi disebabkan oleh pandangan liberal pada kritik sastra dan kebebasan berbicara.
d.Karya
Al-‘Aqqadmenulis lebih dari 100 buku tentang filsafat, agama, dan koleksi puisi mulai 1916 dengan mengikutsertakan beberapa konfrontasi intektualnya melawan beberapa pemikir Mesir terkenal dalam mempertahankan pendiriannya tentang puisi dan sastra. Karya-karyanya sangat banyak, diantaranya adalah :
•God
•The genius of Mohammad.
•The genius of Jesus
•The genius of righteous
•The genius of Omar
•The genius of Othman
•The genius of Al-Emam Aly
•The genius of Khaled
•The caller of the heaven Belal
•The daughter of the righteous
•Al-Hussein the father of the martyrs
•Amr Ibn Al'ass
•Mu'away Ibn Abi Sufian
•Fatima Al-Zahraa
•Al-fatemyoun
•The truths of Islam and the falsity of its contenders
•The Qur'anic philosophy
•Thought is an Islamic duty
•The emanation of the light
•Democracy in Islam
•Human being in the holly Qur'an
•Islam in the twentieth century
•What is said about Islam
•Me
•The opium of the peoples
•This tree
•The funny Guha
•Love affairs of El'Akkad
•The great soul of al-mahatma Gandy
•The life of a pen
•Sara
•The beginnings of the Mohammedan mission
•No for communism and colonialism
•Sa'ad Zaghloul
•Ibn Elroumy: his life and poetry
•Zionism and the issue of Palestine
Selama tahun 1920-an al-Aqqad menulis sebuah buku berjudul My Diary, yang menceritakan diri dan pengalamannya. Dia mencoba untuk menulis naskah pada tahun 1931 dan memprouksi The Song of the Heart, yaitu film ke-14 yang diproduksi di Mesir. Pada tahun 1932, ia menulis biografi para pemikir besar dan para pemimpin agama, yang ia anggap paling terkenal. Dalam biografi tersebit, Al-‘Aqqad berusaha untuk mengidentifikasi "kunci untuk kesuksesan" setiap tokoh besar seperti Benjamin Franklin, Ibnu Rusyd, Saad Zaghlool, dan Francis Bacon.
e.Kehidupan Pribadi
Al-Aqqad mengalami dua hubungan romantis besar dalam hidupnya. Pertama adalah dengan seorang wanita Kristen Lebanon yang ia sebut "Sarah" dalam novelnya dengan nama yang sama. Yang kedua adalah dengan aktris Mesir Madiha yang biasa dipanggil Yousri. Hubungan ini diakhiri al-Aqqad sendiri, dikarenakan karir Yousri sebagai seorang aktris. Al-Aqqad menulis sebuah karya puisi tentang hubungan ini dan dituangkan dalam salah satu karyanya berjudulCyclones of a Sunset (A-Asiru Maghrib dalam bahasa Arab).
Kamar Al-‘Aqqad terkenal karena lukisan di kamar tidurnya yang menampilkan kue lezat dengan kecoayang merangkak di atasnya. Al-Aqqad terus mempertahankan kondisidi kamarnya sebagai 'hal pertama yang ia lihat di pagi hari dan hal terakhir yang ia lihat di malam hari'. Ini melambangkan keindahan dan kemurnian (kue) yang dikorbankan untuk lampu sorot (kecoa) seperti yang dianggapnya tepat untuk menggambarkan Madiha Yousri.
Di bawah rezim politik yang represif di Mesir pada waktu itu, al-Aqqad dipenjara selama beberapa bulan di 1930 - 1931 untuk membela demokrasi parlementer dalam wawancara dia berikan sebagai anggota DPR. Juga pada tahun itu, dia memperoleh keanggotaan dari Akademi Bahasa Arab. Pada tahun 1938 al-Aqqad menulis Sarah baru, di mana ia menceritakan pengalamannya dengan seorang wanita - dilaporkan satu-satunya wanita yang pernah dicintainya. Terutama, bagaimanapun, penulis memusatkan usahanya pada puisi, percaya bahwa itu adalah media terbaik yang akan digunakan untuk mengekspresikan emosinya dan pulang pesannya tentang pentingnya kebebasan berbicara.
f.Penutup
Demikian sekilas pembahasan tentang biografi dan berbagai sisi kehidupan seorang tokoh besar dunia di zaman modern.Segala kekurangan dan keterbatasan bukanlah alasan untuk menjadikan seseorang menyerah kalah dan putus asa. Ketekunan dan semangat belajar yang tinggi adalah modal utama seseorang untuk bisa tetap berkarya dan mempengaruhi dunia. Semoga pembahasan mengenai Abbas Mahmoud Al-‘Aqqad ini dapat memperluas wawasan dan berguna bagi pembaca pada umumnya.
Celya Intan Kharisma Putri, mahasiswi Program Studi Sastra Inggris FIB Universitas Brawijaya
You have read this article Filsafat
with the title 'Abbad Mahmud al-'Aqqad. You can bookmark this page URL http://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2013/01/mahmud-al.html. Thanks!
No comment for "'Abbad Mahmud al-'Aqqad"
Post a Comment