Dalam bahasa Indonesia kurang lebih inti makna pujian itu adalah seperti ini: ‘Ingatlah wahai saudara seiman, anak, famili dan handai taulan. Aku datang menengok rumahku, adakah engkau sudah kirim do’a untukku. Aku di sana (di alam kubur) hidup sendiri. Sunyi sepi, hanya kiriman do’a dan bacaan Qur’an darimu yang aku harapkan’.
Pepujian itu bukanlah dikarang seseorang berdasar imajinasi melainkan subtansi maknanya diambil dari hujjah yang kuat yang bersumber dari kitab I’anatuthalibin Juz II yang isinya kira-kira seperti ini:
وورد أيضا أن ارواح المؤمنين تأتى فى كل ليلة الى سماء الدنيا وتقف بحذاء بيوتها وينادى كل واحد منها بصوت خزين يااهل واقاربى وولدى يامن سكنوابيوتنا ولبسوا ثيابنا واقتسموا اموالنا هل منكم من أحد يذكرنا ويتفكرنا فى غربتنا ونحن فى سجن طويل وحصن شديد فارحمونا يرحمكم الله. ولاتبخلوا علينا قبل أن تصيروا مثلنا ياعباد الله ان الفضل الذى فى ايديكم كان فى ايدينا وكنا لاتنفق منه فى سبيل الله وحسابه ووباله علينا والمنفعة لغيرنا فان لم تنصرف اى الارواح بشيئ فتنصرف بالحسرة والحرمان وورد أيضا عن النبي صلى الله عليه وسلم أنه قال مالميت فى قبره إلاكالغريق المغوث ينتظر دعوة تلحقه من ابنه او اخيه اوصديق له فاذا لحقته كانت أحب اليه من الدنيا ومافيها.
Dari hadits diterangkan bahwa arwah orang-orang mu’min datang pada tiap malam ke langit dunia, dan berhenti di jurusan rumah-rumahnya dan berseru-seru dengan suara yang mengharukan seribu kali “Wahai keluargaku, sanak-saudara, dan anak-anakku, wahai kau yang mendiami rumah-rumahku, yang memakai pakaianku dan membagi-bagikan hartaku. Apakah ada di antara kalian yang mengingat dan memikirkanku dalam pengasinganku ini di mana aku berada dalam tahanan yang cukup lama dalam benteng yang kuat. Kasihanilah kami, maka Allah akan mengasihanimu. Janganlah kamu semua bakhil kepadaku sebelum kamu (mengalami nasib) sepertiku.Wahai hamba-hamba Allah sesungguhnya apa yang kau miliki sekarang dulu juga (pernah) ku miliki, hanya saja dulu aku tidak membelanjakannya di jalan Allah, di mana pemeriksaannya dan bahayanya menimpaku sedang kegunaannya bermanfaat kepada orang lain”. Jika kamu (sanak, saudara, handai taulan, anak cucu) tidak memperhatikannya (arwah), maka mereka (arwah-arwah itu) tidak mendapatkan oleh-oleh sesuatupun dan mereka hanya akan mendapatkan penyesalan dan kerugian. Ada pula hadits meriwayatkan Rasulullah Saw.bersabda ”Mayit itu di dalam kuburnya seperti orang hanyut yang meminta-minta tolong, mereka menungu-nunggu do’a dari anaknya, saudaranya atau teman-temannya. Maka jika do’a itu sampai kepadanya nilainya jauh kebih baik dibandingkan dunia seisinya.”
Demikianlah keterangan tentang keadaan arwah yang selalu menjenguk rumah dan keluarganya di setiap malam hari yang didendangkan orang-orang tua untuk mengingatkan kepada kematian.
By Ulil Hadrawi-NU Online
You have read this article Agama
with the title Ketika Arwah Kembali Ke Rumah. You can bookmark this page URL http://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2014/04/ketika-arwah-kembali-ke-rumah_29.html. Thanks!
No comment for "Ketika Arwah Kembali Ke Rumah"
Post a Comment