Inilah Koran Satir Charlie Hebdo
Charlie Hebdo adalah sebuah surat kabar yang telah muncul di tengah masyarakat Eropa terutama di Prancis. Surat kabar satir ini tetap hadir meski kecaman dan cercaan terus disorotkan kepada mereka.
Sebagai surat kabar satir Charlie Hebdo selalu berisi penghinaan. Aspek yang biasa mereka hina seperti dunia perpolitikan, budaya, dan agama. Charlie Hebdo . Muncul pertama kali tahun 1969 hingga 1981. Setelah itu menghilang, tetapi direstrukturisasi kembali pada tahun 1992. Stéphane "Charb" Charbonnier sudah menjadi editor sejak 2012 hingga kematiannya dalam peristiwa ini. Surat kabar ini telah diberikan tempat yang permanen.
Bulan lalu, koran Charlie Hebdo telah menerbitkan edisi gambar Perawan Maria. Gambar itu menunjukkan kelahiran Yesus dari rahim Bunda Maria. Kemudian, Charlie Hebdo juga pernah menyerang penyanyi dunia, Michael Jackson pada 2009.
Setelah kematian Michael Jackson, surat kabar ini menampilkan kerangka kartun Michael Jackson yang berwarna putih. Judul pada gambar tersebut, yakni 'Michael Jackson Akhirnya Putih juga'. Jelas sekali, Charlie Hebdo milik Eropa kulit putih yang jijik dan bahkan antipasti terhadap ras kulit berwarna. Charlie Hebdo juga menyerang umat Islam pada September 2012. Mereka membuat kartun Nabi Muhammad SAW yang sedang telanjang.
Oktober lalu, Charlie Hebdo kembali beraksi menyerang Islam. Kali ini yang mereka gambarkan, yakni ISIS. Di gambar itu terlihat ISIS sedang memenggal kepala Nabi Muhammad Saw. Seperti yang diketahui laman 'Time', pemerintah setempat sebenarnya sudah melakukan protes. Namun, protes ini diabaikan oleh Charlie Hebdo.
Charlie Hebdo sesungguhnya sudah pernah menjadi sorotan dunia. Bahkan, sebelum penyerangan pada Rabu, 7 Januari 2014 lalu. Pada 2006, surat kabar ini pernah menerbitkan kartun Nabi Muhammad Saw. Sebelumnya gambar ini pernah diterbitkan di Denmark dan memicu protes dari umat Islam seluruh dunia. Salah satunya, sebuah radio komunitas Radikal FM di Kediri mereaksi dengan menyelenggarakan lomba mewarna bagi murid TK dan SD dengan tema “Raja Denmark babi”.
Dua kelompok Islam telah menggugat halaman yang disajikan surat kabar itu. Namun, gugatan ini dibiarkan begitu saja tanpa kelanjutan. Pada 2011, sehari setelah mengumumkan akan ada edisi khusus Nabi Muhammad Saw, kantor Charlie Hebdo pun dibom. Tidak ada yang terluka dalam serangan itu. Namun, koran itu terpaksa meningkatkan keamanan dengan dilengkapi pengawal khusus.
Majalah Penghina Nabi Diserang, 12 Orang Tewas
Sekelompok orang bertopeng berpakaian hitam dengan bersenjatakan AK-47 menyerbu kantor majalah satir di Paris, Prancis, Charlie Hebdo pada Rabu (7/1) waktu setempat. Sambil meneriakkan seruan 'Allahu Akbar', para pelaku menyerbu kantor majalah yang sering menghina Islam tersebut.
Dampaknya, 12 orang dipastikan tewas, yang dua di antaranya adalah petugas polisi. Dipastikan pula, Pemimpin Redaksi Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier dam kartunis Jean Cabut ikut tewas. Dilansir NBC News, tersangka menembak mati salah seorang petugas yang sedang mencoba melarikan diri dengan menggunakan mobil Citroen berwarna hitam.
Hingga kini, belum ada yang mengaku bertanggung jawab dalam serangan brutal itu. Termasuk dengan motif di balik serangan pun masih belum diketahui. Bisa jadi, hal itu terkait dengan publikasi majalah mingguan tersebut yang telah menerbitkan kartun yang dianggap mengolok-olok Nabi Muhammad Saw.
Salah satu jurnalis stasiun televisi Europe1 News Pierre de Cossette menyatakan, salah seorang pelaku berteriak "Ini pembalasan atas penghinaan kepada Nabi Muhammad Saw" ketika melakukan aksinya.
Menyikapi kejadian itu, pemerintah Prancis pada Kamis (8/1) menyatakan hari berkabung nasional. Petugas keamanan akan meningkatkan keamanan untuk organisasi media, tokoh besar, dan tempat ibadah, dan meluncurkan perintah perburuan guna mencari pelaku dengan meminta bantuan FBI.
"Kami akan menemukan orang-orang yang melakukan ini," kata Presiden Prancis Francois Hollande. Dia menyerukan persatuan nasional untuk menyikapi serangan itu. Pasalnya, serangan teroris tersebut merupakan yang terburuk dalam beberapa dekade terakhir.
Pascaserangan Charlie Hebdo, Masjid-Masjid Prancis Diserang
Beberapa masjid yang berada di Prancis menjadi sasaran penyerangan sejumlah kelompok, pascainsiden di kantor majalah mingguan Charlie Hebdo.
Dikutip dari Daily Star, sebuah ledakan terjadi di toko kebab dekat masjid di kota timur Prancis, Villefranche-sur-Saone, Kamis (8/1). Pihak berwenang mengabarkan tidak ada korban jiwa dalam insiden.
"Ini adalah tindakan kriminal," kata seorang pejabat lokal yang tak mau disebut namanya.
Ia mengatakan polisi segera melakukan menyelidikan pasca kejadian. Serangan tersebut disinyalir tidak ada hubungannya dengan serangan berdarah di majalah Paris Chalie Hebdo.
Meski demikian, AFP melaporkan serangan pada masjid-masjid Prancis tak hanya satu. Kelompok Muslim Prancis mendesak para imam mengecam terorisme dalam tempat ibadah, termasuk dalam ibadah shalat Jumat.
Menlu RI Kutuk Penyerangan Tabloid Charlie Hebdo
Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi menyinggung peristiwa penyerangan oleh sekelompok orang bersenjata terhadap bangunan dan karyawan tabloid mingguan Charlie Hebdo di Perancis, dalam pidatonya, Kamis (8/1/2014).
Indonesia tegas Retno mengutuk keras serangan itu. Meski tabloid mingguan Charlie Hebdo itu kerap mengomentari isu-isu politik dan agama dalam kemasan humor. Redaksi tabloid itu juga terkenal sering menghina simbol agama Islam, Kristen, maupun Yahudi.
"Indonesia mengecam keras serangan tersebut. Tindak kekerasan apapun tidak dapat dibenarkan," kata Retno saat menggelar jumpa pers tahunan Kemenlu di Kementerian Luar Negeri, Jakarta, Kamis (8/1/2015).
Dalam kesempatan sama Retno pun menyampaikan bela sungkawa pada keluarga korban dan pada bangsa Prancis secara keseluruhan.
Menurut Retno, Pemerintah Indonesia mendukung upaya Pemerintah Perancis menangkap dan mengadili para pelaku.
Surat Untuk Pemuka Islam Dibela PM Inggris
Perdana Menteri Inggris, David Cameron, membela surat yang mendesak para pemimpin Islam untuk menjelaskan 'bagaimana Islam bisa menjadi identitas Inggris'.
Beberapa aspek dalam surat yang ditulis oleh Menteri Komunitas, Eric Pickles, itu dikritik oleh Dewan Islam Inggris, MCB, antara lain tentang 'implikasi ekstrimisme yang terjadi di masjid-masjid'.
Namun PM Cameron mengatakan bahwa surat tersebut 'beralasan, masuk akal, dan moderat'.
Ditambahkan bahwa Pickles 'sepenuhnya benar' untuk menulis surat yang mendesak para pemimpin melakukan lebih banyak lagi dalam mengatasi ekstrimisme.
"Setiap orang yang membaca surat itu, dan saya sudah membacanya, akan melihat yang dikatakannya bahwa umat Muslim Inggris memberi sumbangan besar kepada negara kita, dan itulah yang terjadi dalam pengertian bahwa teror ekstrimis tidak ada hubungannya dengan agama Islam yang sebenarnya."
"Itu diselewengkan oleh minoritas yang sudah diradikalkan," tambah Cameron.
Surat Pickles itu dikirimkan ke 1.000 pemimpin Muslim setelah serangan militan Islam di Paris, antara lain atas kantor majalah satire Charlie Hebdo dan serangan atas sebuah toko.
Dalam surat itu, Pickles juga menyatakan 'bangga' atas cara umat Islam di Inggris menanggapi serangan teror Paris namun menambahkan 'ada pekerjaan yang lebih banyak untuk dilakukan'.
Bagaimanapun, Sekjen MCB, Shuja Shafi, mengatakan, surat Pickles itu 'bisa diartikan berbeda'.
Lewat surat tanggapan atas Pickle, dia mengatakan bahwa surat ditulis dengan niat baik dan setuju dengan penilaian bahwa nilai-nilai Ingris juga nilai-nilai Islam.
"Bagaimanapun, kita menangani masalahnya dengan implikasi bahwa ekstrimisme terjadi di masjid-masjid dan Islam tidak cukup berbuat untuk menantang terorisme yang terjadi atas nama kita."
Shafi menambahkan bahwa MCB bekerja untuk membawa bersama komunitas dan menentang semua bentuk ekstrimisme.
Pemimpin Inggris dan AS Janji Perangi Terorisme
Perdana Menteri Inggris David Cameron dan Presiden Amerika Serikat Barack Obama berjanji untuk mengalahkan ideologi terorisme.
Dalam pembicaraan di Washington DC, kedua pemimpin itu mengatakan mereka tidak akan membiarkan seseorang untuk "memberangus kebebasan berbicara" setelah pria bersenjata, yang punya kaitan dengan Al Qaeda, menewaskan 17 orang dalam serangan teror di Perancis.
Melalui sebuah artikel di harian New York Times edisi Kamis (15/01), kedua pemimpin menyatakan dunia telah merespons "dengan satu suara" serangan Paris terhadap majalah Charlie Hebdo, petugas polisi dan sebuah supermarket yang menjual makanan halal bagi kaum Yahudi.
Bersama dengan Perancis, pemimpin Inggris dan AS itu menyatakan, "Kami telah menjelaskan kepada mereka yang berpikir dapat memberangus kebebasan berbicara dan berekspresi dengan kekerasan akan membuat suara kami akan lebih keras," kata mereka.
Kedua pemimpin juga mengatakan mereka dapat "mengalahkan pembunuh yang barbar dan ideologi mereka yang salah".
Obama dan Cameron diperkirakan akan membahas kejahatan siber dan masalah ekonomi selama dua hari.
Selain itu, mereka akan membahas isu terkini tentang upaya memberantas Ebola, ancaman ISIS dan aksi Rusia terhadap Ukraina.
Dua pemimpin negara ini akan bertemu dalam jamuan makan malam di Gedung Putih pada Kamis(15/1/2015) dan bertemu kembali untuk pembicaraan politik dan ekonomi di Ruangan Oval, Gedung Putih, pada Jumat.
Pembicaraan pada Kamis lebih fokus pada ekonomi, di tengah ketidakpastian zona euro dan kontroversi terhadap rencana kesepakatan dagang AS-Uni Eropa.
Tampaknya ini akan menjadi kunjungan terakhir Cameron sebelum pemilu yang digelar pada Mei nanti. Cameron juga diperkirakan akan membahas tentang Shaker Aamer, warga Inggris yang ditahan di penjara Teluk Guantanamo.
Aamer telah ditahan selama 13 tahun tanpa pengadilan, dan Inggris akan mengembalikannya kepada keluarganya.
Presiden Perancis: Umat Muslim Korban Utama Fanatisme
Presiden Perancis Francois Hollande, Kamis (15/1/2015), berjanji pemerintahannya akan melindungi semua agama dan mengatakan warga Muslim Perancis adalah korban utama fanatisme.
Berbicara di Institut Dunia Arab di Paris, dia mengatakan Islam sejalan dengan demokrasi dan mengucapkan terima kasih kepada warga Muslim atas dukungannya terkait aksi terorisme di kota tersebut pekan lalu.
"Warga Islam Prancis memiliki hak yang sama dengan warga Perancis lainnya. Kita berkewajiban melindungi mereka," kata Hollande.
Presiden Hollande menambahkan berbagai aksi-anti Islam dan anti Yahudi harus dikecam dan dihukum.
Hollande memandang Islam radikal telah menyalahgunakan isu perbedaan, kemiskinan, ketidaksetaraan dan konflik, serta 'warga Islam adalah korban pertama kefanatikan, fundamentalisme dan anti toleransi'.
Dia menambahkan hukum harus diterapkan secara tegas di tempat-tempat beribadah seperti gereja, masjid, dan sinagoga.
Tiga serangan, termasuk terhadap majalah Charlie Hebdo dan sebuah toko serba ada Yahudi pekan lalu, menewaskan 17 orang.
Upacara pemakaman lima korban akan dilakukan, dua diantaranya adalah kartunis terkenal Charlie Hebdo, Bernard Verlhac atau Tignous dan Georges Wolinski.
Dua Orang Luka dalam Unjuk Rasa Anti-"Charlie Hebdo" di Pakistan
Dua orang terluka, salah satunya tertembak, dalam bentrokan antara polisi Pakistan dan pengunjuk rasa anti-majalah Charlie Hebdo di depan kantor konsulat Pakistan di Karachi, Jumat (16/1/2015).
Polisi menembakkan meriam air dan gas air mata ke arah sayap pelajar partai Jamaat-e-Islami, yang menggelar aksi unjuk rasa nasional menentang penggambaran Nabi Muhammad Saw dalam edisi terbaru majalah satir Charlie Hebdo.
Unjuk rasa ini terjadi sehari setelah PM Nawaz Sharif bersama parlemen Pakistan mengecam keras sampul terbaru majalah Charlie Hebdo yang kantornya diserang pekan lalu dan menewaskan 12 orang itu.
Ribuan aktivis partai itu turun ke jalan di seluruh wilayah Pakistan, termasuk para pengikut Jamaat-ud-Dawa yang merupakan bagian dari kelompok terlarang Lashkar-e-Taiba yang menjadi otak serangan Mumbai pada 2008.
Sementara itu, Jamat-ul-Ahrar, salah satu faksi Taliban Pakistan, merilis pernyataan yang memuji Cherif dan Said Kouachi yang menjadi pelaku utama penyerangan majalah Charlie Hebdo. Kelompok ini mengatakan dua bersaudara Kouachi telah membebaskan dunia dari keberadaan para para penghujat Islam.
Di kota Peshawar, pengunjuk rasa mewarnai aksi unjuk rasa dengan membakar bendera Perancis di jalanan kota itu. Unjuk rasa dengan tema sama juga digelar di ibu kota Islamabad dan Lahore.
Muslim Chechnya di Rusia Bangkit Memprotes
Hari Senin (19/1), merupakan hari yang bersejarah bagi warga Republik Chechnya. Pasalnya, pada hari itu berlangsung aksi massa terbesar dalam sejarah Chechnya. Mereka, dengan dipimpin oleh Ramzan Kadyrov, menentang media satir Charlie Hebdo yang menampilkan sampul depan karikatur Nabi Muhammad Saw.
Sambil memenuhi jalan-jalan utama di ibukota Chechnya, Grozny, mereka mengusung slogan bertuliskan 'Cinta kepada Nabi Muhammad'. Dilaporkan the Daily Beast, Selasa (20/1), aksi massa berpusat di alun-alun besar di depan Masjid Agung Chechnya.
Para imam dan pemuka Muslim setempat sempat memimpin shalat berjamaah yang diikuti massa demonstran. Kemudian, massa menyerukan, “Seluruh Muslim Rusia bersatu menentang karikatur Charlie Hebdo dan siapapun yang mendukung karikatur itu.”
Menurut keterangan pejabat kementerian dalam negeri setempat, jumlah massa yang mengikuti aksi ini diperkirakan sebanyak satu juta orang. Apalagi, aksi ini ternyata diikuti pula oleh kaum Muslim dari wilayah yang berdekatan dengan Chechnya, seperti Daghestan dan Ingushetia.
Tidak ketinggalan, kaum Kristen Ortodoks juga turut mengikuti aksi protes terhadap media satire tersebut bersama kaum Muslim Chechnya di sana, kemarin (19/1). “Jangan tangan kalian menggambar nabi kami tercinta Muhammad Saw!” demikian teriakan massa membahana sore hari itu (19/1).
Di alun-alun Masjid Agung Chechnya ada pula massa yang mengusung balon berbentuk simbol hati, yang bertuliskan Rasulullah Saw. Mereka hendak menunjukkan makna cinta akan Nabi Muhammad Saw. Sepanjang aksi berlangsung, teriakan “Allahu akbar!” terus bergema. Sekitar pukul 10.00 pagi waktu setempat, sejumlah aparat kepolisian datang ke lokasi aksi massa.
Muslim Ingushetia di Rusia Protes Charlie Hebdo
Lebih dari 20.000 orang berpawai di Magas, Ibu Kota Republik Ingushetia di Rusia, pada Sabtu (17/1) untuk memprotes penodaan Nabi Muhammad Saw oleh media Barat. Peserta pawai tersebut mengatakan mereka marah terhadap tindakan mereka yang terus tidak mempedulikan perasaan agama Umat Muslim dengan menyiarkan kartun Nabi Muhammad Saw.
"Kami telah bergabung dalam pawai ini karena penodaan Nabi Muhammad Saw, penodaan terhadap agama kami," kata Mufti lokal Issa Hadji Khamoyev sebagaimana dikutip kantor berita Rusia TASS.
"Tidak diragukan, seorang orang yang berakal sehat menentang apa pun bentuk tindakan kekerasan atau teror. Semua itu tak bisa disetujui," kata Issa.
Pawai terbuka itu diperkirakan adalah yang terbesar yang pernah terjadi di Ingushetia dalam 10 tahun belakangan. Aksi tersebut dilakukan setelah serangan dua pekan lalu terhadap majalah Prancis Charlie Hebdo, sehingga menewaskan 12 orang.
Majalah satir tersebut menyiarkan kartun Nabi Muhammad Sawdalam edisi sebelumnya, dan serangan itu adalah aksi pembalasan atas perbuatan Charlie Hebdo tersebut. Namun mingguan Prancis tersebut malah kembali menyiarkan kartun Nabi Muhammad Saw dalam terbitannya, Sabtu (17/1).
Di dalam terbitan pertamanya setelah serangan itu, majalah Prancis tersebut menyiarkan karikatur baru yang menampilkan gambar Nabi Muhammad Saw, sehingga memicu gelombang sangat besar kemarahan dan protes di seluruh dan di luar Dunia Muslim, di mana hari itu pula umat muslim Ingushetia berunjuk rasa mengutuk ketidak-perdulian media tersebut.
Profesor Yahudi: Hanya Ada Satu Agama, Yaitu Islam
Di tengah pro dan kontra kasus penghinaan terhadap Nabi Muhammad Saw dalam kasus majalah satir Charlie hebdo, beredar di Youtube kabar tentang Profesor Sejarah Universitas Hebrew, Yerusalem, Moshe Sharon, yang menegaskan bahwa pada dasarnya, agama di alam semesta ini hanyalah satu. Agama tersebut mengokohkan keesaan Allah dan menegaskan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah.
“Dari mulai diciptakannya semesta ini, hanya ada satu agama, yaitu Islam,” ujarnya, sebagaimana ditayangkan kantor berita Israel, Arutzsheva, yang dikutip pengguna youtube, Bahrain Tahir, pada 2012 lalu.
Dalam video berdurasi hampir tiga menit ini, Moshe menjelaskan lebih lanjut, jika ada siapapun menyatakan tempat ini adalah kuil Sulaiman, maka muslim akan menyatakan itu benar. “Solomon (sulaiman, - red) adalah muslim. David (Daud, - red), Abraham (Ibrahim, - red), Moses (Musa, - red), Yesus (Isa, - red), bahkan Adam pun adalah muslim.”
“Inilah yang saya maksudkan dengan Islamisasi sejarah. Di seluruh Islamisasi sejarah akan ada Islamisasi geografi, semua wilayah yang berhubungan dengan tokoh-tokoh tadi adalah wilayah muslim,” tegas Sharon, yang ketika tampil mengenakan tutup kepala ala Yahudi atau //yarmuk//.
Wilayah-wilayah tersebut, jelasnya, terlepas apakah sesudah Nabi Muhamad datang atau belum, harus dibebaskan. “Bukan untuk ditaklukkan. Yang ada adalah untuk dibebaskan,” imbuhnya. Islam muncul di sejarah, pada saat Muhammad, adalah sebagai pembebas. Tidak ada penjajahan dalam Islam. Yang ada adalah pembebasan dalam Islam.
Sutradara Kenamaan Perancis Memeluk Islam
Sutradara terkenal asal Prancis Isabelle Matic membuat publik gempar. Melalu akun Facebook resmi miliknya, Matic menyatakan telah memeluk agama Islam.
Isabelle memberikan pernyataan menjadi seorang mualaf beberapa hari setelah insiden penembakan di kantor majalah satir Charlie Hebdo.
"Hari ini, saya telah melalui pilar Islam yang pertama yaitu membaca dua kalimat syahadat. Tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad Saw adalah Rasul-Nya," ujar Isabelle dalam akun Facebook miliknya seperti dikutip OnIslam, Ahad (18/1).
Isabelle mengatakan dirinya benar-benar secara sadar tanpa paksaan atau ancaman dari pihak manapun untuk menjadi mualaf. Menurutnya, pernyataan yang ditulis dalam akun Facebook-nya juga merupakan kebebasan menyampaikan pendapat.
"Di antara pembantaian di kantor Charlie Hebdo dan peristiwa yang mengikutinya, saya menjadi seorang muslim," kata Isabelle.
Isabelle menambahkan, Charlie Hebdo telah melewati batas dalam kebebasan berekspresi. Menurut Isabelle sangat tidak diperkenankan untuk melecehkan Nabi Muhammad. Tetapi, Isabelle mengingatkan untuk tidak perlu terprovokasi dengan sikap Charlie Hebdo.
"Bila kita terprovokasi, itu hanya membuat mereka terkenal saja nantinya, kita harus mengamalkan ajaran Nabi Muhammad yang bersikap ramah walaupun dijelekan oleh penduduk Mekkah jaman dulu," ujar Isabelle.
Surat Terbuka Sutradara Kenamaan Prancis untuk Pemuda Muslim
Sutradara kenamaan Prancis Luc Besson menulis sebuah surat terbuka yang menyentuh untuk pemuda Muslim, setelah insiden penembakan di Charlie Hebdo. Sutradara Taken tersebut menyerukan penolakan pada ekstremisme dan berjanji akan bekerja sama dengan komunitas Muslim, untuk menuju masyarakat yang lebih adil.
The Guardian mengutip Deadline melaporkan, Besson menyalahkan masalah kesulitan ekonomi di Prancis sebagai akar dari radikalisme dan terorisme di negaranya. Ia berjanji akan bekerja sama dengan umat Muslim, untuk meraih kehidupan bermasyarakat yang lebih adil.
"Saudaraku, jika saja kalian tahu betapa terlukanya aku untuk kalian hari ini. Kamu dan agamamu yang indah telah dinodai, dihina, dan dipinggirkan. Melupakan kekuatanmu, energi, dan rasa humormu hati nurani dan persaudaraanmu. Ini tak adil dan kita bersama-sama akan memperbaiki ketidakadilan ini. Kami jutaan orang yang mencintaimu dan akan membantumu," ungkap Besson dalam salah satu penggalan suratnya.
Sutradara yang juga pendiri Eurocorp itu mengatakan, masalah mendasar kehidupan masyarakat Prancis selama ini berdasarkan empat hal yakni uang, keuntungan, segregasi (perbedaan), dan rasisme. Ia mengatakan, jumlah pengangguran di bawah usia 25 tahun di Prancis mencapai 50 persen. Banyak masyarakat yang terpinggirkan menurutnya, hanya karena masalah warna kulit dan nama mereka.
"Kalian dipertanyakan 10 kali setiap hari, kalian memadati blok apartemen dan tak ada yang mewakilimu. Siapa yang bisa hidup dan berkembang dalam kondisi seperti itu?" ujar Besson.
Besson mengimbau para pengusaha dan pemimpin politik di Prancis, untuk membantu pemuda Muslim keluar dari jeratan masalah ekonomi. Ia juga meminta 'saudara' (Muslim)nya, untuk bertanggung jawab dan tak mencari jalan keluar yang berhubungan dengan radikalisme.
"Butuh 250 euro untuk membeli Kalashnikov (AK-47), tetapi hanya butuh kurang dari tiga dolar untuk membeli pena. Dan tindakamu itu akan seribu kali lebih berdampak. Raih kekuatan demokratis, bantuan dari semua saudaramu. (Maka) Terorisme tak akan pernah menang. Sejarah yang akan membuktikannya," ungkap sutradara Lucy tersebut. Berikut ini adalah teks lengkap surat terbuka Besson, seperti diterjemahkan Deadline:
Saudaraku, jika kalian tahu betapa aku terluka untuk kalian hari ini, kamu dan agamamu yang indah telah dinodai, dihina dan dipinggirkan. Melupakan kekuatanmu, energi dan rasa humormu, hati nurani dan persaudaraanmu. Ini tak adil dan bersama-sama kita akan memperbaiki ketidakadilan ini. Kami adalah jutaan orang-orang yang mencintaimu dan akan membantumu. Mari kita mulai dari awal. Apa yang masyarakat kami tawarkan padamu hari ini?
Selama ini didasarkan pada uang, keuntungan, segregasi (perbedaan), dan rasisme. Di beberapa tempat di pinggiran kota, pengangguran di bawah usia 25 tahun mencapai 50 persen. Kamu terpinggirkan hanya karena warna kulit atau nama depanmu. Kalian dipertanyakan 10 kali setiap hari, kalian memadati blok-blok apartemen dan tak ada yang mewakilimu. Siapa yang bisa hidup dan berkembang dalam kondisi seperti itu?
Keuntungan jadi yang utama. Kami memotong dan menjual cabang pohon apel dan terkejut karena tak ada buahnya. Masalah sebenarnya di sana dan itu jadi tanggung jawab kita semua untuk menyelesaikannya.
Saya memanggil para pemangku kekuasaan, bos-bos besar, dan semua pemimpin. Bantu pemuda yang telah dipermalukan ini untuk hanya sekadar menjadi bagian dari masyarakat. Perekonomian semestinya melayani manusia buykan sebaliknya. Melakukan kebaikan adalah hal yang indah. Para penguasa, apa Anda memiliki anak-anak? Apa Anda mencintai mereka? Apa yang akan Anda tinggalkan untuk mereka? Uang? Mengapa bukannya sebuah dunia yang lebih adil? Itu akan membuat anak-anak Anda lebih bangga kepadamu.
Kita tak bisa membangun kebahagiaan di atas penderitaan orang lain. Ini tak ada di Kristen, Yahudi atau Muslim. Ini sesuatu yang egois dan seperti membenturkan masyarakat dan bumi kita ke dinding. Apa yang kita mulai lakukan hari ini untuk menghormati mereka yang tewas.
Terorisme tak akan pernah menang.
Dan engkau saudaraku, kalian juga memiliki tugas untuk dilakukan. Bagaimana kalian mengubah kehidupan masyarakat yang selama ini ditawarkan pada kalian? Dengan bekerja, belajar, pilih pena dibandingkan Kalashnikov (senjata). Itulah hal baik mengenai demokrasi, ia menawarkan Anda alat untuk membela diri. Tentukan nasibmu sendiri, raih kekuatn. Kalian bisa membeli KAlashnikov (AK-47) dengan 250 euro, tapi tak lebih dari tiga euro untuk membeli pena, dan respon yang Anda dapat akan seribu kali lebih berdampak. Raih kekuasaan dan ikuti aturan hukum.
Raih kekuatan secara demokrasi, dibantu semua saudaramu. Terorisme tak akan pernah menang. Sejarah yang akan membuktikannya. Gambaran indah para martir akan berjalan di kedua arah. Saat ini ada seribu Cabus dan Wolinskis (mengacu pada para penembak di Charlie Hebdo) yang baru saja lahir.
Raih kekuatan dan jangan biarkan orang lain mengontrol kalian. Ketahuilah kedua saudaramu yang berdarah hari ini bukanlah saudaramu dan kita semua tahu itu.
Mereka hanya dua orang yang memiliki cara berpikir yang lemah dan dikucilkan masyarakat dan kemudian disalahgunakan oleh pengkhotbah yang menjual keabadian. Pengkhotbah radikal yang bermain dan melakukan bisnis dengan memainan penderitaanmu bukanlah sesuatu yang baik. Mereka memanfaatkan agamamu untuk keuntungan mereka. Itulah bisnis mereka, perusahaan kecil mereka. Besok saudaraku, kita akan menjadi lebih kuat, lebih terhubung, lebih dekat. Saya berjanji pada kalian. Tapi hari ini, saudaraku, saya menangis bersamamu.
Dunia Kecam Majalah Charlie Hebdo
Dunia mengecam majalah satir Charlie Hebdo yang kembali menerbitkan kartun Nabi Muhammad Saw pada edisi Rabu (14/1) lalu. Kecaman itu diungkapkan para pemimpin dunia hingga aksi demonstrasi di berbagai negara.
Charlie Hebdo menerbitkan kartun Nabi Muhammad Saw yang membawa tulisan “Je suis Charlie “ (Saya Charlie) dengan mimik sedih dan menangis. Edisi tersebut terbit setelah serangan terhadap kantor majalah itu yang menewaskan 12 orang. Penerbitan kartun Nabi Muhammad Saw itu dianggap sebagai penghinaan terhadap umat Islam di seluruh dunia. Paus Fransiskus pun mengecam majalah Charlie Hebdo.
Menurut pemimpin umat Katolik di seluruh dunia itu, setiap agama memiliki kehormatannya. Agama harus dihormati agar para penganutnya tidak merasa dihina. “Jika seorang teman baik (Doktor Gasparri yang bertugas mengatur perjalanan Paus) berbicara buruk tentang ibu saya, dia akan mendapatkan pukulan. Itu hal normal. Anda tidak boleh memprovokasi. Anda tidak boleh menghina kepercayaan orang lain. Anda tidak bisa mengolok-olok,” kata Paus berusia 78 tahun itu tegas.
Paus yang berhaluan progresif itu mengaku membela kebebasan berpendapat, namun juga menyatakan kebebasan ada batasnya. “Kebebasan berpendapat merupakan hak dan kewajiban yang harus disampaikan tanpa menyinggung,” katanya sebelum berkunjung ke Manila, Filipina, Kamis (15/1). Sementara itu, di Kota Karachi, Pakistan, 200 demonstran kemarin bentrok dengan polisi di luar konsulat Prancis.
Mereka menentang penerbitan majalah Charlie Hebdo. Unjuk rasa dilakukan satu hari setelah Perdana Menteri Nawaz Sharif memimpin parlemen untuk mengecam kartun yang dipandang warga Islam sebagai suatu penghinaan. “Seluruh muslim seharusnya mengutuk kartun yang perlu dihujat,” kata Menteri Urusan Agama Pakistan Sardar Yousaf, dikutip NBC.
Aksi demonstrasi serupa juga digelar anggota Ikhwanul Muslimin di Amman, Yordania selepas salat Jumat. Mereka mengecam serangan tiga hari di Paris yang menewaskan total 17 orang. “Kita mengecam serangan terhadap Nabi Muhammad Saw,” kata juru bicara Ikhawanul Muslimin Yordania, Murad Adaileh. Di Kuwait, puluhan warga berunjuk rasa di luar Gedung Kedutaan Besar Prancis. Mereka membawa spanduk yang berisi kecaman terhadap Charlie Hebdo. Tidak ada kekerasan dalam demonstrasi yang berlangsung damai itu.
Di Kairo, Al-Azhar, lembaga keagamaan ternama di Mesir, mengungkapkan kekecewaannya dengan penerbitan kartun Nabi Muhammad Saw. “Kartun merupakan tantangan terang-terangan bagi perasaan warga muslim yang bersimpati kepada majalah itu,” kata Abbas Shumann, deputi imam besar Al-Azhar. Dia menyarankan umat Islam agar menunjukkan toleransi.
“Kemarahan tak akan menyelesaikan masalah, justru akan menambah ketegangan,” ucapnya.
Pemerintah Iran juga resmi mengecam penerbitan kartun Nabi Muhammad Saw sebagai tindakan provokatif. Kartun yang diterbitkan Charlie Hebdo itu menghina umat Islam dan Nabi Muhammad Saw. “Karikatur Nabi itu memprovokasi sentimen muslim di seluruh dunia,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Marzieh Afkham.
Bukan hanya di luar Prancis, organisasi muslim di Prancis juga mengecam majalah Charlie Hebdo. Mereka menganggap kartun Nabi Saw itu sebagai bentuk diskriminasi terhadap muslim. “Semua organisasi muslim di Prancis menyerukan komunitas muslim untuk tetap tenang dan menghindari reaksi yang emosional,” tutur Dalil Boubaker, ulama ternama di Paris.
Kecaman terhadap Charlie Hebdo juga dating dari mantan pendirinya, Henri Roussel. Dia menyatakan editor majalah itu, Stephane Charbonnier, merupakan salah satu orang yang layak disalahkan. Charbonnier terlalu memaksakan staf redaksi lain untuk membuat lelucon tentang Islam dan itu menyebabkan kematian anggota lainnya. Charbonnier juga termasuk korban tewas dalam serangan mematikan.
Sementara itu, mantan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yuhdoyono (SBY) juga mengecam penerbitan kartun Nabi Muhammad Saw oleh majalah Charlie Hebdo . SBY menyebut itu sebagai kebebasan yang kebablasan. “Membuat gambar Nabi Muhammad, apalagi karikatur, bagi umat Islam sangat ditabukan. Ini juga berlaku bagi umat Islam sendiri,” tulis SBY melalui akun Twitter-nya @SBYudhoyono.
“Membuat karikatur Nabi Muhammad bukan hanya membikin marah kaum yang ekstrem dan radikal, melainkan juga umat Islam secara keseluruhan,” ungkap SBY. SBY menyarankan agar kelak semua orang bisa saling memahami dan menghormati pandangan masing-masing yang berbeda. SBY mengungkapkan, pemimpin Islam bertanggung jawab mencegah kekerasan oleh muslim.
Apalagi pembunuhan meski dilakukan terhadap oknum yang dianggap menghina Islam. Majalah Charlie Hebdo bukan hanya membuat satir Nabi Muhammad Saw, melainkan Paus Fransiskus hingga Kanselir Jerman Angela Merkel juga merupakan figur yang disindir dalam edisi Rabu (14/1) lalu. Charlie Hebdo laku terjual hingga 700.000 kopi dalam satu jam pertama di Paris. Lebih dari 3,5 juta kopi majalah itu terjual.
Muslim Canada bertambah pesat, imam besar justru khawatir
Imam besar masjid Ottawa, Kanada, Samy Metwally mengaku khawatir jumlah warga muslim di negaranya mengalami peningkatan drastis. Menurutnya, sejak insiden penembakan di depan gedung parlemen Kanada pada Oktober tahun lalu, sudah ada 20-an pemuda menyatakan masuk Islam. "Ini angka terbesar sejak kejadian itu dan ini aneh sekali," ujar Metwally, dilansir dari Al-Arabiya. Salah satu yang membuatnya khawatir adalah setelah mengucapkan syahdat, mereka justru enggan kembali ke masjid. Padahal pihaknya sudah berusaha mengontak mereka kembali namun tidak ada respon. "Mereka tak pernah kembali lagi. Ini perhatian yang besar bagi kami," kata Metwally. Sementara itu, juru bicara lembaga muslim nasional Kanada Amira Elghawaby menjelaskan, komunitas Islam harus merumuskan cara agar para mualaf tidak menyerah di tengah jalan dalam mengenal dan mempelajari Islam lebih lanjut.
PBNU : Tidak Pernah Belajar, Redaksi Charlie Hebdo Bodoh
REDAKSI Charlie Hebdo dinilai tidak cerdas alias bodoh karena tidak belajar dari kejadian penyerangan terhadap kantor redaksinya dengan kembali menerbitkan edisi terbaru dengan sampul bergambar kartun yang disebut sebagai Nabi Muhammad.
"Barat harus belajar menghargai pemikiran Timur bahwa kebebasan harus disertai tanggung jawab dan empati terhadap apa yang diyakini orang lain," ujar Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Slamet Effendi Yusuf kepada media di Jakarta, Rabu (14/1/2015).
Menurutnya, penyerangan yang dilakukan terhadap kantor redaksi majalah Satire dari Perancis itu memang tidak bisa dibenarkan. Namu, kampanye "Je Suis Charlie" yang berarti "Aku adalah Charlie" juga tidak bisa sepenuhnya diterima, apalagi sebagai konsep kebebasan berekspresi.
Seharusnya, tegas Slamet, Barat tidak boleh memberi ruang untuk melakukan penghinaan dan pelecehan terhadap apa yang dianggap suci oleh miliaran orang di dunia.
"Segala bentuk penghinaan terhadap agama apa pun, baik Yahudi, Kristiani dan orang-orang suci dari masing-masing agama seperti Yesus dan Muhammad sama sekali tidak bisa dibenarkan. Apalagi bagi agama Islam yang sama sekali melarang visualisasi Nabi Muhammad," cetusnya.
You have read this article Agama
with the title Charlie Hebdo Dalam Kilasan Berita. You can bookmark this page URL http://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2015/01/charlie-hebdo-dalam-kilasan-berita.html. Thanks!
No comment for "Charlie Hebdo Dalam Kilasan Berita"
Post a Comment