
Akibat artikel The Epoch Times, muncul artikel-artikel yang menanggapi fenomena kemanusiaan yang aneh – memperdagangkan organ tubuh manusia, bayi, janin, dan embrio yang diawetkan – yang sebagian di antaranya mengaitkan perusahaan plastination Premier Exhibition dengan Gu Kailai, istri mantan anggota Politbiro Bo Xilai yang tersingkir, yang diduga berperan penting dalam penyediaan jasad praktisi Falun Gong yang dieksekusi ke pabrik-pabrik yang didirikan di Kota Dalian untuk plastination atau pengawetan-penggantian cairan tubuh dengan polimer untuk tujuan mengubah mayat menjadi objek pameran.

Berbeda dengan disclaimer atau sangkalan Premier Exhibition, perusahaan plastination, Body Worlds, tidak mengeluarkan disclaimer atau sangkalan. Body Worlds hanya mengatakan dalam situsnya bahwa tubuh yang dipajang dalam pameran disumbangkan oleh "orang-orang yang menyatakan selama hidup mereka bahwa tubuh mereka harus dibiarkan utuh setelah kematian mereka untuk kualifikasi petugas instruksi dan dokter ."
Alasan Body Worlds tidak menghentikan orang untuk mencari tahu asal-usul mayat manusia, bayi, janin, embrio, dan organ tubuh mayat yang dipamerkan itu. Para netizen dan pers terus memburu penjelasan dari Body World, perusahaan plastination yang didirikan oleh Gunther von Hagens, orang Jerman yang diduga pendukung Neo-Nazi tentang asal usul mayat yang ia gunakan untuk plastination.

Dalam sebuah wawancara Gunther von Hagens membuat perbedaan antara tubuh yang digunakan oleh perusahaannya untuk pameran dan tubuh yang digunakan untuk penelitian. Untuk penelitian, ungkap von Hagens, ia di masa lalu mengaku telah menggunakan tubuh warga yang tidak diambil di bawah hukum China, polisi bebas untuk membuang berdasar kebijaksanaan mereka.
China Finance Online setelah mengajukan pertanyaan tentang kepentingan dan keuntungan di belakang bisnis mayat yang diawetkan di Dalian, tidak menyebutkan apa yang telah The Epoch Times temukan berupa peranan penting Gu Kailai dan Bo Xilai. China Finance Online menyatakan bahwa Bo Xilai, sebagai kepala Partai Komunis di Kota Dalian kemudian Gubernur Provinsi Liaoning, telah memperluas penjara dan kamp kerja paksa di Kota Dalian dan Provinsi Liaoning, dan kemudian mengisinya dengan aktivis Falun Gong yang pergi ke Beijing untuk memprotes penindasan rezim. Bo Xilai secara pribadi menyetujui pembangunan pabrik plastination milik Gunther Von Hagens di Dalian. Sementara Gu Kailai bekerja dengan warga Inggris Neil Heywood sebagai asisten terpercaya, melihat potensi untuk membuat keuntungan dari para aktivis yang dipenjara.

Posted by Agus Sunyoto
You have read this article Budaya
with the title Humanomic Manusia Diperdagangkan Sebagai Komoditas. You can bookmark this page URL http://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2015/01/humanomic-manusia-diperdagangkan_12.html. Thanks!
No comment for "Humanomic Manusia Diperdagangkan Sebagai Komoditas"
Post a Comment