Blog Pesantren Budaya Nusantara adalah sebuah inovasi pendidikan non formal berbasis Budaya Islam Nusantara di dunia maya yang memiliki tujuan memelihara, melestarikan, mengembangkan secara inovatif warisan budaya Nusantara yang adiluhung di tengah arus gelombang globalisasi yang akan menghapus identitas etnis, budaya, bahasa, agama, negara

Showing posts with label Biografi. Show all posts
Showing posts with label Biografi. Show all posts
Sunday, 26 May 2013

Gus Dur Biography

Kyai Haji Abdurrahman Wahid, known as Gus Dur was born in Jombang, East Java, on 7 September 1940 from the couple Wahid Hasyim and Solichah. He was born with the name Abdurrahman Addakhil or "the Conqueror", and then more fondly known as Gus Dur. Gus Dur is the first son of six children from a very respectable family in the Muslim community of East Java. Grandfather of his father is
K.H Asyari Hashim, the founder of Nahdlatul Ulama (NU), while his maternal grandfather,
KH Bisri Syansuri, is the first boarding school teacher who teaches a class on women. Gus Dur's father, K.H. Wahid Hasyim, was involved in the nationalist movement and became Minister of Religious Affairs in 1949. His mother, Mrs. Hj. Sholehah, is the daughter of the founder of Pondok Pesantren in Jombang Denanyar. In addition to Gus Dur, his brother Gus Dur is also a figure of national leaders At the time of his father diangkan became Minister of Religion, Gus Dur join move to Jakarta and went to primary school before moving to SD KRIS Matraman Perwari. His education continued in 1954 at Junior High School and not the next grade, but not because of intellectual problems. His mother then sent to Yogyakarta to continue their education. In 1957, after graduating from junior high school, he moved to Magelang to study at boarding school Tegalrejo. He developed a reputation as a gifted pupil, graduated from boarding school within two years (should be four years). In 1959, Gus Dur Tambakberas moved to boarding school in Jombang and get his first job as a teacher and head of the madrassa. Gus Dur is also a journalist and magazine Horizon Culture Jaya. In 1963, Wahid received a scholarship from the Ministry of Religious Affairs to study at Al Azhar University, Cairo, Egypt, but did not finish due to the criticality of his mind. Gus Dur and then studied at the University of Baghdad. Although initially neglected, Gus Dur can finish his education at the University of Baghdad in 1970. He went to Holland to continue his education, to study at the University of Leiden, but disappointed that his education in Baghdad under-recognized here. Gus Dur and then went to Germany and France before returning to Indonesia in 1971. Abdurrahman returned to Jakarta and joined the Institute for Research, Education and Economic and Social Affairs (LP3ES), an organization which consists of a progressive Muslim intellectuals and social democrats. In January 1998, Gus Dur was attacked stroke and was rescued by a team of doctors. However, as a result of health condition and the vision the President to-4 is deteriorating. In addition to its stroke, his health problems allegedly caused by hereditary factors also caused a close blood relationship between her parents. In the early 1980s, Gus Dur plunge care of Nahdlatul Ulama (NU) after three times ditawarin by his grandfather. In recent years, Gus Dur NU managed to reform the body so as to make his name more and more popular among NU. At the National Congress of 1984, Gus Dur was asked as Chairman of the NU. During his first term, Gus Dur focus in reforming the educational system succeeded in improving the quality of schools and boarding school education system so that it can compete with secular schools. And finally on December 30, 2009, Gus Dur died of illness complications and was buried in Jombang, East Java. Congratulations Gus Way, may appear Gus Gus Dur Dur-bari capable of thrilling the world. Amen
You have read this article Biografi / Gus Dur with the title Biografi. You can bookmark this page URL http://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2013/05/gus-dur-biography.html. Thanks!
Saturday, 25 May 2013

Biodata Gus Dur

BIODATA GUS DUR

ABDURRAHMAN WAHID
DATA PRIBADI
Kewarganegaran
:
Indonesia
Tempat, Tanggal Lahir
:
Jombang Jawa Timur, 4 Agustus 1940
Istri
:
Sinta Nuriyah
Anak
:
1. Alissa Qotrunnada Munawaroh (P)
2. Zannuba Arifah Chafsoh (P)
3. Annita Hayatunnufus (P)
4. Inayah Wulandari (P)
Alamat Rumah
:
Jl. Warung Silah No. 10, Ciganjur
Jakarta Selatan 12630 - Indonesia
PENDIDIKAN
1966-1970
:
Universitas Baghdad, Irak
Fakultas Adab Jurusan Sastra Arab
1964-1966
:
Al Azhar University, Cairo, Mesir
Fakultas Syari'ah (Kulliyah al-Syari'ah)
1959-1963
:
Pesantren Tambak Beras,
Jombang, Jawa Timur, Indonesia
1957-1959
:
Pesantren Tegalrejo,
Magelang, Jawa Tengah, Indonesia
JABATAN
1998-Sekarang
:
Ketua Dewan Syura DPP Partai Kebangkitan Bangsa
2000-Sekarang
:
Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Indonesia
2002-Sekarang
:
Rektor Universitas Darul Ulum, Jombang, Jawa Timur
2004-Sekarang
:
Pendiri The WAHID Institute, Indonesia
PENGALAMAN JABATAN
1999-2001
:
Presiden Republik Indonesia
1989-1993
:
Anggota MPR RI
1987-1992
:
Ketua Majelis Ulama Indonesia
1984-2000
:
Ketua Dewan Tanfidz PBNU
1980-1984
:
Katib Awwal PBNU
1974-1980
:
Sekretaris Umum Pesantren Tebu Ireng
1972-1974
:
Dekan dan Dosen Fakultas Ushuludin Universitas Hasyim Ashari, Jombang
PENGALAMAN ORGANISASI
2003
:
Gerakan Moral Rekonsiliasi Nasional
Penasehat
2002
:
Solidaritas Korban Pelanggaran HAM
Penasehat
1990
:
Forum Demokrasi
Pendiri dan Anggota
1986-1987
:
Festifal Film Indonesia
Juri
1982-1985
:
Dewan Kesenian Jakarta
Ketua Umum
1965
:
Himpunan Pemuda Peladjar Indonesia di Cairo –
United Arab Republic (Mesir)
Wakil Ketua
AKTIVITAS INTERNASIONAL
2003-Sekarang
:
Non Violence Peace Movement,
Seoul, Korea Selatan
Presiden
:
International Strategic Dialogue Center,
Universitas Netanya, Israel
Anggota Dewan Internasional bersama Mikhail Gorbachev, Ehud Barak and Carl Bildt
:
International Islamic Christian Organization for Reconciliation and Reconstruction (IICORR), London, Inggris
Presiden Kehormatan
2002-Sekarang
:
International and Interreligious Federation for World Peace (IIFWP), New York, Amerika Serikat
Anggota Dewan Penasehat Internasional
2002
:
Association of Muslim Community Leaders (AMCL), New York, Amerika Serikat
Presiden
1994-Sekarang
:
Shimon Perez Center for Peace, Tel Aviv, Israel
Pendiri dan Anggota
1994-1998
:
World Conference on Religion and Peace (WCRP),
New York, Amerika Serikat
Presiden
1994
:
International Dialogue Project for Area Study and Law, Den Haag, Belanda
Penasehat
1980-1983
:
The Aga Khan Award for Islamic Architecture
Anggota Dewan Juri
PENGHARGAAN
2004
:
Anugrah Mpu Peradah, DPP Perhimpunan Pemuda Hindu Indonesia, Jakarta, Indonesia
:
The Culture of Peace Distinguished Award 2003, International Culture of Peace Project Religions for Peace, Trento, Italia
2003
:
Global Tolerance Award, Friends of the United Nations, New York, Amerika Serikat
:
World Peace Prize Award, World Peace Prize Awarding Council (WPPAC), Seoul, Korea Selatan
:
Dare to Fail Award , Billi PS Lim, penulis buku paling laris "Dare to Fail", Kuala Lumpur, Malaysia
2002
:
Pin Emas NU, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama,
Jakarta, Indonesia.
:
Gelar Kanjeng Pangeran Aryo (KPA), Sampeyan dalem Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XII, Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia
2001
:
Public Service Award, Universitas Columbia ,
New York , Amerika Serikat
2000
:
Ambassador of Peace, International and Interreligious Federation for World peace (IIFWP),
New York, Amerika Serikat
:
Paul Harris Fellow, The Rotary Foundation of Rotary International
1998
:
Man of The Year, Majalah REM, Indonesia
1993
:
Magsaysay Award, Manila , Filipina
1991
:
Islamic Missionary Award , Pemerintah Mesir
1990
:
Tokoh 1990, Majalah Editor, Indonesia
DOKTOR KEHORMATAN
2003
:
Netanya University , Israel
:
Konkuk University, Seoul, South Korea
:
Sun Moon University, Seoul, South Korea
2002
:
Soka Gakkai University, Tokyo, Japan
2001
:
Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand
2000
:
Thammasat University, Bangkok, Thailand
:
Pantheon Sorborne University, Paris, France
1999
:
Chulalongkorn University, Bangkok, Thailand
HOBI
:
Mendengarkan dan menyaksikan pagelaran Wayang Kulit.
:
Mendengarkan musik, terutama lagu-lagu karya Beethoven berjudul Symphony No. 9 th, Mozart dalam 20 th piano concerto, Umm Khulsum dari Mesir, Janis Joplin dan penyanyi balada Ebiet G. Ade.
:
Mengamati pertandingan sepak bola, terutama liga Amerika latin dan liga Eropa.
:
Mendengarkan audio book, terutama mengenai sejarah dan biografi.
Abdurrahman Wahid telah menghasilkan beberapa buah buku. Hingga saat ini dia terus menulis kolom di sejumlah surat kabar. Selain itu, dia masih aktif memberikan ceramah kepada publik di dalam maupun luar negeri.

sumber: www.gusdur.net

You have read this article Biografi / Gus Dur with the title Biografi. You can bookmark this page URL http://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2013/05/biodata-gus-dur.html. Thanks!
Saturday, 1 January 2011

KH Ma’shum Sufyan Sang Konseptor Perjuangan

Pendiri pondok pesantren Ihyaul Ulum, adalah seorang tokoh dan ulama’ yang patut ditiru dan diteladani di bidang ilmu, perjuangan, kepemimpinan dan kesederhanaannya. Beliau bernama KH. Ma’shum Sufyan yang hidup dalam satu keluarga yang amat sederhana. Ayah beliau bernama H. Muhammad Sufyan, sedang ibunya bernama Amnah. Beliau lahir di Desa Dukun pada hari Sabtu Kliwon tahun 1334 H.

Kesederhanaan beliau tergambar dalam sikap dan lakunya tiap hari, keikhlasannya tergambar dalam setiap ucapan dan perbuatan beliau.Satu contoh, ketika beliau diwawancarai tentang riwayat hidupnya, sebagaian ucapannya dapat direkam sebagai berikut.”Wah… maaf saja, saya tidak tahu semua itu. Tahu saya Cuma sedikit dan itupun terbatas pada apa yang diinformasikan oleh ibu kepada saya. Disamping itu, apasih perlunya riwayat hidup saya ditampilkan dalam tulisan-tulisan? Thoh saya hanya begini saja. Tulis saja sedikit sejarah perjalanan Pondok Pesantren Ihyaul Ulum itu “. Ketawadlu’an beliau terbentuk karena kedalaman ilmu agamanya yang dipelajari semenjak masa kecil.
Pada sekitar umur 6 sampai 7 tahun KH. Ma’shum sufyan sudah fasih dan terampil membaca ayat-ayat al-Qur’an. Hal tersebut berkat asuhan kakek beliau yang dikenal adil dalam soal membaca al-qur’an, yakni kiyai Amari.Dalam usia yang masih kecil KH. Ma’shum sudah nampak kepandaiannya dalam ilmu agama, demikian pernyataan yang dilontarkan oleh KH. Ahyat salah seorang paman beliau yang sekaligus menjadi pengasuhnya. Sebagai lazimnya anak-anak pada waktu itu, KH. Ma’shum memohonkepada orang tuanya untuk disekolahkan, dan karena cintanya terhadap ilmu disamping merasa berkewajiban orang tua beliau leluluskan permohanannya.. mulai saat itu KH. Ma’shum bersekolah di madrasah Islamiyah di bawah asuhan para ustadz alumni Makkatul Mukarromah, di antaranya : KH. Dimyathi dan KH. Muhammad hasan.
Pada usia 12 tahun, KH. Ma’shum yang terkenal kecerdasannya, pergi berguru ke daerah Sidayu Gresik kepada KH. Munawar untuk menghafalkan al-Qur’an. Wal-hasil sungguh mengherankan dalam kurun waktu Cuma 3 bulan beliau telah hafal al-Quran dengan fasih. Berbagai sanjungan oleh para santri dan masyarakat pun dialamatkan pada beliau semenjak mengetahui kemampuan beliau, sehingga guru beliaupun KH. Munawar turut berbangga hati dan bersyukur kepada Allah SWT karena beliau diberi murid yang sehebat itu.
Prestasi yang dicapai oleh K.H. Ma’shum itu, membuat namanya melambung tinggi dan dalam usia yang semuda itu, (12 tahun) beliau diangkat sebagai asisten dosen dalam tahfidhul qur’an. Dasar sifat tawadlu’nya yang kuat, banyaknya sanjungan dan tingginya kedudukan tidak membuatnya sombong. Beliau tetap sebagaimana pohon padi, semakin berisi, semakin merunduk. Bahkan ketinggian yang dimiliki oleh beliau semakin merasa haus terhadap ilmu.
Setelah genap mendapat 7 bulan hidup bergelut dengan Al Qur’an, beliau meminta pamit kepada K.H. Munawwar untuk pulang dan melanjutkan mengaji ke K.H.M. Sa’id Sampang Madura. Beberapa kitab telah di hatamkan disana dalam waktu yang hanya tiga bulan. Dan waktu yang sesingkat itu, bagi Al-Mukarram K.H. Ma’shum sudah dianggapnya cukup. Karena itu beliau datang menghadap K.H. M. Sa’id untuk mengucapkan terima kasih dan minta permisi pulang sambil memohon do’a restu.
Pulangnya beliau dari Madura, bukan karena ingin beristirahat dari mengaji, bahkan pulang beliau adalah karena hausnya beliau dengan ilmu. Didekatinya K.H. Faqih bin Abdul Jabbar Maskumambang untuk ditimba ilmunya.Lima tahun beliau mengaji disana dan kemudian melanjutkan perjalanannya ke Rembang ngangsu ilmu dari ulama’ terkenal K.H.Kholil. Kedatangan beliau bersamaan dengan datangnya seorang pemuda yang pada akhirnya terkenal K.H. MAKHRUS ALI pimpinan Pondok Pesantren Lirboyo Kediri.

Perkenalan beliau dengan K.H. MAKHRUS ALI’ membuat persaudaraan yang erat sampai Pada saatnya Al Mukarram K.H. MAHRUS pulang ke Rahmatullah.
Terpetik suatu cerita yang lucu dari pengalaman kedua Kyai tersebut saat sama-sama mondok di K.H. Kholil Rembang. Suatu hari lurah Pondok mendapat tantangan dari orang-orang kampung disekitar pondok untuk bermain sepak bola. Sebetulnya surat tersebut merupakan surat yang kesekian kalinya. Oleh lurah pondok, berkali-kali tidak pernah dilayani sebab sudah berkali-kali main tetapi tidak pernah menang. Berita tersebut didengar oleh dua santri baru itu (K.H. Ma’shum dan K.H. Makhrus). Untuk menjaga nama baik pondok dan menanamkan rasa jera pada penantang yang PKI itu, kedua santeri tersebut menyarankan untuk dilayani dan keduanya siap untuk mengaturnya. Dikumpulkan santri-santri yang masih kecil yang mengerti aturan permainan. Entah bekal apa yang dipersiapkan, tapi suatu yang lucu dan mendebarkan terjadi pada waktu pertandingan berlangsung. Banyak pemain dari kesebelasan kampung yang pingsan tidak sadarkan diri karena kena tendangan bola dari kesebelasan pondok. Pergantian pemain terus berganti, namun yang tidak sadarkan diripun terus bertambah. Akhirnya permainan dihentika dengan scor kira-kira 14 – 0 (lupa bilangan persisnya) untuk kesebelasan pondok. Sejak peristiwa itu orang-orang PKI tidak lagi berani mempermainkan santri-santri pondok.
K.H. Ma’shum sebagaimana di pondok-pondok yang lain tidak pernah lama. Di Rembang, beliau hanya satu tahun setengah dan kemudian setelah itu kembali nyantri ke Hadrotis Syeh K.H. Faqih pada saatnya sang guru di panggil pulang ke haribaanNnya.
Memang bagi otak yang luar biasa cerdasnya sedikitnya waktu bukan halangan untuk mendapatkan ilmu yang banyak, demikian halnya dengan tokoh dan pendiri Pondok Pesantren ihyaul Ulum ini. Beliau tidak pernah lama tinggal di satu Pondok pesantren sebagaimana lumrahnya santri-santri yang lain, namun sebagimana realita yang ada, hanya 3 bulan Kitab Suci Al-qur’an yang setebal itu dapat dihafal di luar kepal dengan lancar.
Satu hal lagi yang perlu diketahui beliau KH. Ma’shum Sufyan membuat kejutan di kalangan kaum santri. Di saat beliau selesai melaksanakan akad pernikahannya dengan sorang putri bernama Masyrifah, di hari itu pula beliau sambil menghilangkan rasa rikuhnya sebagai pengantin baru di rumah mertuanya dengan menghafalkan kitab Alfiyah ibnu Malik, dan dalam satu malam beliau telah hafal kitab Alfiyah tersebut dari bait yang pertma sampai bait yang ke-832 yaitu sampai akhir dari bab Jama’ Taksir.
Sungguh hal yang menta’jubkan, adakah Santri-santri Ihyaul – Ulum yang akan mengikuti jejalk Pendirinya itu? Mudah-mudahan akan muncul mbah ma’shum-mbah Ma’shum lain yang kan memegang tongkat estafet dari kibaran panji ihyaul-Ulum ini.
Sebagai akhir dari tulisan ini perlu dicatat bahwa beliau KH Ma’shum Sufyan pada masa perebutan kekuasaan di negara Indonesia yang berpancasila ini ikut juga menjadi prajurit pembela negara. Bahkan tidak Cuma itu, beliau juga menjadi konseptor yang mengatur strategi perjuangan untuk menghadapi serangan kaum penjajah yang akan menguasai tanah air yang tercinta ini.
Satu diantara beberapa contoh cerita yang dapat dikemukakan di sini; pernah pada waktu Belanda sudah ada di daerah Sembayat Manyar, penguasa daerah mengadakan musyawarah tentang bagaimna cara pemecahannya. Pada saat itu beliau sempat bersitegang dengan keluarganya sendiri yaitu KH Muchtar Faqih (al-Maghfurlah) karena konsep yang dikemukakan dan langsung menjadi kesepakatan, konsep tersebut adalah “Kita harus mempertahankan di sembayat, kita bersama-sama menyerang ke sana”. Pertimbangan beliau anatara lain ;
Karena konsep tersebut munculnya dari beliau maka majlis memutuskan untuk melaksanakannya dan sekaligus mengamantkannya kepada beliau. Kemudian dipilihlah pemuda-pemuda yang cakap termasuk diantaranya M. Ali dan Fadlun, orang yang terakhir namanya disebutkan inilah yang sempat membuat kenangan karena dia pada waktu itu hampir saja mati tenggelam di sungai. Untuk menyelamatkan diri maka ia berupaya sekuat kemampuan dan al-hamdulillah dengan pertolongan Allah dapat selamat walaupun senjatanya hilang di sungai.
Begitulah kisah singkat Romo KH. Ma’shum Sufyan pendiri Pondok Pesantren ihyaul Ulum Dukun Gresik, semoga anak cucu dan santri-santri beliau dapat mengenang dan meneruskan perjuangan beliau.
You have read this article Biografi with the title Biografi. You can bookmark this page URL http://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2011/01/kh-mashum-sufyan-sang-konseptor.html. Thanks!