Blog Pesantren Budaya Nusantara adalah sebuah inovasi pendidikan non formal berbasis Budaya Islam Nusantara di dunia maya yang memiliki tujuan memelihara, melestarikan, mengembangkan secara inovatif warisan budaya Nusantara yang adiluhung di tengah arus gelombang globalisasi yang akan menghapus identitas etnis, budaya, bahasa, agama, negara

Tradisi Ruwahan Muslim Indonesia

           Tradisi Ruwahan pada dasarnya dilandasi oleh niat mulia dan kesadaran spiritual masyarakat untuk membalas budi, menghormati, memuliakan, dan mengenang jasa para leluhur yang telah mendahului berpulang ke alam kelanggengan. Spiritualitas masyarakat yang tinggi menyadarkan mereka bahwa nikmat kehidupan yang mereka rasakan saat ini tidak terlepas sama sekali dari jasa leluhur, nenek moyang, ulama, guru-guru, penyebar agama khiususnya Walisongo, pahlawan-pahlawan, pejuang-pejuang  yang telah mewariskan ilmu, ajaran agama,  nilai-nilai, pandangan-pandangan, ide-ide, tatanan hidup, tanah air yang merdeka, harta benda, warisan budaya yang adiluhung. Dengan kesadaran spiritualnya masyarakat merasa telah berhutang budi, berhutang jasa, berhutang ilmu kepada para leluhur yang telah mendahului mereka.
            Tidak ada cara yang dianggap lebih tepat dalam berbakti membalas jasa dan budi para pendahulu yang sudah tinggal di alam kelanggengan itu selain mengirimkan pahala amaliah baik dan doa lewat kegiatan-kegiatan  baik yang mendatangkan pahala dan barokah. Begitulah bulan Ruwah ditandai dengan kegiatan masyarakat untuk membersihkan diri dalam menyambut bulan Ramadhan, di mana dengan badan, pikiran dan jiwa yang bersih dilakukan amaliah yang dianggap baik yang diyakini mendatangkan pahala dan barokah seperti Kataman Qur'an, Yasinan, Tahlilan, Sholawatan, Shodaqoh, Ziarah, dan lain-lain.
 

           Tradisi Ruwahan ini masih dijalankan di Pesantren Global Tarbiyyatul Arifin, Malang. Apakah ini amaliah bid'ah? Tentu saja, karena zaman Rasulullah Saw tidak ada kegiatan  Kataman Qur'an di mana seorang Hafidz melafadzkan bacaan al-Qur'an yang sudah dihafalnya, sementara  yang lain menyimak dengan membaca mushaf. Warga sekitar biasanya menyertakan nama-nama keluarganya yg sudah meninggal untuk disebutkan agar arwah mereka ikut serta memperoleh limpahan pahala dari bacaan al-Qur'an dalam Kataman tersebut. Tradisi Ruwahan yang bersifat kolektif ini adalah fakta tidak tersanggah tentang watak kebersamaan dan kegotong-royongan  bangsa indonesia baik dalam masalah-masalah yang bersifat profan maupun ruhani, sehingga wajar faham keagamaan yang paling banyak dianut di Indonesia adalah Ahlus Sunnah wal-Jama'ah.

Posted by K Ng H Agus Sunyoto
You have read this article Budaya with the title Tradisi Ruwahan Muslim Indonesia. You can bookmark this page URL https://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2013/06/tradisi-ruwahan-muslim-indonesia.html. Thanks!

No comment for "Tradisi Ruwahan Muslim Indonesia"

Post a Comment