Blog Pesantren Budaya Nusantara adalah sebuah inovasi pendidikan non formal berbasis Budaya Islam Nusantara di dunia maya yang memiliki tujuan memelihara, melestarikan, mengembangkan secara inovatif warisan budaya Nusantara yang adiluhung di tengah arus gelombang globalisasi yang akan menghapus identitas etnis, budaya, bahasa, agama, negara

Sekilas Budaya India dan Indonesia

Sitar & Ragas, musik Asli India
                    Jumat malam pukul 21.00, seperti biasa para santri Pesantren Global Tarbiyyatul Arifin mengadakan kajian rutin Jum'at malam. Namun berbeda dengan biasanya, kali ini kajian diisi oleh pemateri tamu, ustadz H. Habibie Subandi,MA, dosen FISIP Universitas Brawijaya yang telah menempuh program pacasarjana di India selama tiga tahun. Oleh karena narasumbernya dosen, awalnya kajian  berlangsung tegang seperti dalam ruang-ruang kelas di sekolah. Namun, para mantri (mahasiswa santri) yang sebenarnya adalah para humoris, tidak mampu lagi mempertahankan suasana dingin dan tegang tersebut, di mana  semakin lama semakin terdengar suara-suara celoteh yang memecah keheningan malam itu. Canda tawa pun segera meliputi ruangan, ketika  sang narasumber mulai mengenali sosok pemuda-pemudi yang sedang dihadapi. Kekakuan pun segera melumer ketika narasumber  mulai mengikuti guyonan-guyonan, celoteh, dan humor para santri. Setiap orang, satu demi satu mulai berani menyantap makanan-makanan yang dihidangkan dan mengisi asbak-asbak kosong yang cukup lama tidak terisi abu rokok. Suasana pun berubah dari kaku menjadi diskusi kekeluargaan seperti yang selama ini dilakukan para santri ketika melakukan kajian.

                Setelah suasana cair, mula-mula ustadz  Habibie Subandi memberi gambaran umum tentang kebudayaan India saat ini. Menurut pandangan ustadz Habibie yang telah mengenyam pengalaman suka dan duka belajar di negeri Bharat tersebut, secara umum masyarakat India cukup ramah. Para pemuda di sana memiliki rasa cinta yang besar atas peninggalan-peninggalan leluhur seperti tradisi dan seni. Itu berbeda sekali dengan pemuda di Indonesia yang mulai kehilangan selera musik tanah air, para pemuda India masih menyukai musik-musik lokal negara mereka. Hal ini menyebabkan, para pemuda di India jarang mempelajari instrumen-instrumen musik band-band barat. Mereka berusaha menjaga tradisi budaya mereka walaupun telah dijajah oleh Inggris dalam waktu yang tidak singkat.
               
Group Musik India
Kesadaran pemuda India akan pentingnya eksistensi budaya mereka, juga tercermin melalui kesadaran akan pentingnya pendidikan. Nilai-nilai moral yang luhur sejak jaman dahulu kala masih dipegang sampai saat ini, terutama hal ini nampak dalam keseriusan para pemuda India untuk menuntut ilmu. Penanaman akan pentingnya ilmu pengetahuan di India sudah ditanamkan melalui kisah-kisah para Dewa yang memberi pencerahan melalui pengetahuan. Itulah sebabnya, dalam hal pendidikan dewasa ini India mampu bersaing dengan negara-negara maju yang lain. Begitu banyak prestasi yang ditunjukkan oleh negara bekas jajahan Inggris tersebut.
             Dalam sesi berikutnya, ustadz  Habibie mulai memberi gambaran umum tentang kebudayaan di India. Beliau menjelaskan bahwa, kebudayaan di India terbentuk oleh pengaruh 4 kebudayaan besar, yaitu kebudayaan Hindu, kebudayaan bangsa arya, kebudayaan bangsa Islam dan kebudayaan masyarakat Inggris. Kebudayaan lokal di India sudah ada sejak ribuan tahun sebelum masehi, sampai akhirnya bangsa arya yang hidup nomaden sampai di tempat tersebut. Menurut Ensiklopedia Encarta, bangsa Arya sudah datang di India sejak tahun 1500 sebelum masehi. Bukti ini diperkuat oleh kitab-kitab besar masyarakat hindu di India seperti Veda, Mahabharata, dan Ramayana yang menurut ustadz  Habibie ditulis dengan bahasa sansekerta. Sedangkan bahasa sansekerta sendiri merupakan bahasa yang dikategorikan sebagai bahasa Indo Eropa terkait kemiripan-kemiripannya.
              Karena itu, muncul asumsi bahwa kitab-kitab tersebut ditulis oleh bangsa Arya yang saat itu sudah mulai mendirikan kerajaan-kerajaan kecil di India.
Indian's  Classical Music
Sangati Classical Indian Music
  Kedatangan Arya juga berpengaruh besar terhadap sistem sosial di India. Dengan pengaruh bangsa Arya inilah dibuat sistem kasta yang dikenal sampai sekarang. Menurut ensiklopedia encarta, sistem kasta dibuat oleh bangsa Arya sebagai upaya pengendalian sosial, berikut kutipannya: ” The Aryans settle in India and, over the centuries, begin to rule over the Indian peoples. To ensure their place at the top of the social hierarchy and to regulate social interaction, they institute the caste system. The caste system eventually becomes a prominent feature of the Hindu religion” Microsoft ® Encarta ® 2009. © 1993-2008 Microsoft Corporation. All rights reserved.
            Hal ini memunculkan asumsi baru yang dikembangkan oleh ustadz  Habibie, sebagai seorang ahli politik, beliau mengungkapkan gagasan penjajahan terbesar bangsa Arya terhadap masyarakat India lokal sejak 1500 SM. Dengan dibentuknya sistem kasta oleh bangsa Arya tersebut, beliau melihat upaya-upaya pembodohan terhadap masyarakat lokal yang cenderung dikategorikan dalam kasta-kasta terendah, karena kitab-kitab suci pada saat itu hanya boleh dibaca oleh golongan kasta tinggi.
                Kebudayaan Islam juga berkembang pesat di India. Masa ini diawali oleh penaklukan Sultan Delhi Ibrahim Lodi oleh pangeran Timurid Uzbek Babur pada April 1526. Dengan penaklukan ini, India segera dikuasai oleh dinasti Mughal selama 300 tahun sejak penaklukannya 1526 hingga 1858. Menurut pak Habibi, mungkin salah satu alasan berkembang pesatnya mahzab fikih Hanafiah di India karena sebagian besar daerah kekuasaan dinasti Mughal berada di sekitar Afganistan. Pengalaman pribadi pernah ditemui beliau saat melakukan salat di salah satu masjid di India. Mahzab Hanafi yang tidak memperbolehkan sembarang orang menjadi Imam salat tampak pada masjid-masjid di India. Suatu ketika saat hendak salat, ustadz  Habibi menepuk salah satu pundak seorang muslim untuk menjadi imam  salat. Begitu kagetnya beliau saat orang tersebut tiba-tiba menghentikan salatnya dan berkata: ”I’m not able to be Imam.”
            Salah satu pengaruh dalam kebudayaan India juga datang pada masa kolonial di India. Kedatangan Inggris di India pada awal abad ke 18 hingga 19 menyebabkan pengaruh yang besar pada tatanan masyarakat India. Salah satunya adalah pada tahun 1835, Bahasa Inggris ditetapkan sebagai bahasa resmi pemerintahan di India. Dengan adanya aturan tersebut, upaya-upaya penanaman akar kolonialisasi yang lebih dalam dilakukan oleh Inggris. Menurut para ahli Linguistik, pengaruh terbesar pada seseorang yang mempelajari bahasa suatu kaum tertentu adalah melekatnya budaya dan kerangka berfikir pada seseorang dalam alam bawah sadarnya, sehingga dalam mengapresiasi dan memaknai sesuatu akan tercampur dengan pandangan-pandangan suatu kaum yang sedang dipelajari bahasanya. Mungkin salah satu alasan upaya-upaya penanaman budaya melalui bahasa tersebut diterapkan oleh Inggris pada pelaku-pelaku pemerintahan di India saat itu.
              Pengaruh Inggris dalam sistem pemerintahan tersebut juga tampak dalam penyebaran agama. Pada masa kolonial, ustadz Habibie menyebutkan bahwa Inggris pernah membagi wilayah India berdasarkan agama mayoritas yang dipeluk masyarakatnya. Sebagai contoh Pakistan yang saat itu mayoritas penduduknya adalah Islam digunakan sebagai wilayah migrasi pemeluk-pemeluk agama Islam yang lain di wilayah India. Sedangkan pemeluk agama Hindu di Pakistan, dihimbau untuk bermigrasi ke wilayah-wilayah pemeluk agama Hindu di India. Entah agenda dan upaya rahasia  apa yang berusaha diraih oleh pemerintahan kolonial Inggris dengan kebijakan tersebut, yang pasti setelah merdeka India benar-benar pecah dengan Pakistan.
                Diskusi yang jauh dari kata akhir tersebut, pada akhirnya juga harus berakhir karena keterbatasan waktu. Acara ditutup dengan sesi yang lebih santai, yaitu menghabiskan semua suguhan yang ada. Para santri yang sudah mulai lapar, segera dengan cepat membersihkan piring-piring yang ada. Karena malam semakin larut, diskusi diakhiri pada pukul 24.00 tepat dan akan dilanjutkan dengan tema-tema selanjutnya pada selasa 24 September 2013 pada jam yang sama. Semoga kajian tersebut memberikan manfaat dan diridhoi Allah SWT. Amin.
Posted By: Holy Muhammad






You have read this article Budaya with the title Sekilas Budaya India dan Indonesia. You can bookmark this page URL https://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2013/09/sekilas-budaya-india-dan-indonesia.html. Thanks!

No comment for "Sekilas Budaya India dan Indonesia"

Post a Comment