Blog Pesantren Budaya Nusantara adalah sebuah inovasi pendidikan non formal berbasis Budaya Islam Nusantara di dunia maya yang memiliki tujuan memelihara, melestarikan, mengembangkan secara inovatif warisan budaya Nusantara yang adiluhung di tengah arus gelombang globalisasi yang akan menghapus identitas etnis, budaya, bahasa, agama, negara

Misteri Kematian Adolf Hitler

Oleh: Izzulfikri M. Ansorullah

            Dalam film “Der Untergang” yang mengisahkan jatuhnya kekuasaan Hitler dan runtuhnya rezim Nazi, Albert Speer mengatakan,”Man muss auf der buhne stehen wenn der vorhang valt” (orang harus berada di pentas ketika layar jatuh).” Dan drama jatuhnya kekuasaan Hitler ditandai oleh pembakaran mayat Hitler bersama gundiknya, Eva Braun, yang dibakar tinggal serpihan-serpihan tulang hangus. Tentu saja bunuh dirinya Hitler dan gundiknya itu menjadi misteri, karena saat layar jatuh Hitler justru menghilang dari pentas sejarah dengan bersembunyi di balik serpihan-serpihan tulang hangus.
             Dalam Program History Channel Documentary yang ditayangkan Daily Telegraph, Senin 28 September 2009, Amerika Serikat menyatakan bahwa tengkorak milik Hitler yang disimpan Rusia sesungguhnya  bukan milik pemimpin NAZI tersebut.
          Itu adalah tengkorak perempuan berusia di bawah 40 tahun. Itu  bukan Hitler yang dinyatakn meninggal pada  usia 56 tahun.  Penemuan novum baru  itu, menguatkan kembali teori konspirasi bahwa Hitler tidak mati pada saat Berlin jatuh pada 1945. Hitler diduga melarikan diri dan bersembunyi sampai saat  mati pada usia tua.


          Sejumlah teori beredar soal dimana kematian Hitler. Ada yang mengatakan Hitler meninggal di Argentina, Brazil, Amerika Selatan, bahkan ada yang menyatakan mati di  Indonesia. Jurnalis Argentina yang  pengarang buku 'Bariloche Nazi', Abel Basti,  meyakini bahwa  Adolf Hitler  mati  di Argentina pada 1960. Basti mengklaim bahwa Hitler melarikan diri dari Jerman dengan menggunakan kapal selam. Bersama belahan jiwanya, Eva Braun, Hitler  menghabiskan hari-hari terakhirnya di sebuah kota bernama Bariloche. Basti mendasarkan klaimnya atas keterangan beberapa orang saksi.
          Seperti dikutip laman Salisbury Post, 30 Agustus 1999, artikel surat kabar pada 17 Juli 1945, memberitakan Hitler dan Eva Braun terlihat di Argentina. Seorang wartawan mengirim cerita dari Montevideo ke Chicago Times bahwa Adolf  Hitler dan Eva Braun melarikan diri ke Argentina dengan kapal selam. Keduanya hidup di kompleks orang-orang Jerman di daerah Patagonia.
            Sementara itu, klaim yang menyatakan bahwa Adolf Hitler meninggal di Brazil didasarkan pengakuan mantan anggota NAZI  bahwa  Hitler meninggal pada 1980 di Brazil. Brazil diketahui sebagai tempat pelarian para mantan pengikut Hitler. Sebuah makam NAZI  bahkan ditemukan di pedalaman Hutan Amazon, lengkap dengan lambang NAZI di nisan yang berbentuk salib.
         Sebuah artikel mengejutkan telah lama beredar di sejumlah mailing list dan laman jejaring sosial yang berisi versi lain seputar cerita kematian diktator Jerman, Adolf Hitler. Dikatakan bahwa Adolf Hitler meninggal di Indonesia. Cerita ini berawal dari sebuah artikel di Harian Pikiran Rakyat pada tahun 1983. Penulisnya bernama Sosrohusodo,  seorang dokter lulusan Universitas Indonesia yang pernah bertugas di kapal yang dijadikan rumah sakit bernama 'Hope' di Sumbawa Besar. Sosrohusodo menceritakan pengalamannya bertemu dengan dokter tua asal Jerman bernama Poch di Pulau Sumbawa Besar pada tahun 1960. Poch adalah pimpinan sebuah rumah sakit terbesar di Pulau Sumbawa. Klaim yang diajukan dr Sosrohusodo  soal Hitler langsung jadi polemik ketika  dia mengatakan bahwa dokter tua asal Jerman yang dia temui dan diajaknya  berbicara itu adalah Adolf Hitler di masa tuanya
             Bukti-bukti yang diajukan Sosrohusodo, adalah bahwa dokter tersebut tak bisa berjalan normal --- Dia selalu menyeret kaki kirinya ketika berjalan. Kemudian, tangannya, kata Sosrohusodo, tangan kiri dokter Jerman itu selalu bergetar. Dia juga punya kumis vertikal mirip Charlie Chaplin, dan kepalanya gundul. Kondisi fisik  itu diyakini mirip dengan gambaran Hilter di masa tuanya -- yang ditemukan di sejumlah buku biografi Sang Fuhrer. Saat bertemu dengannya di tahun 1960, orang yang diduga Hitler itu sudah berusia 71 tahun. Menurut Sosrohusodo, dokter asal Jerman yang dia temui itu sangat misterius. Dia tidak punya lisensi untuk jadi dokter, bahkan dia sama sekali tak punya keahlian tentang kesehatan.
            Keyakinan dokter Sosrohusodo  bahwa dia telah  bertemu Adolf Hitler dan Eva Braun, membuatnya makin tertarik membaca buku dan artikel soal Hitler. Menurutnya, setiap kali melihat foto Hitler di masa jayanya, dia makin yakin bahwa Poch, dokter tua asal Jerman yang dia temui itu tidak lain adalah adalah Adolf Hitler. Keyakinannya itu  bertambah saat seorang keponakannya, pada 1980, memberinya buku biografi Adolf Hitler karangan Heinz Linge yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh Try Budi Satria. Pada  halaman 59 artikel itu,  diceritakan kondisi fisik Adolf Hitler di masa tua. "Sejumlah orang Jerman tahu Hitler menyeret kakinya saat berjalan, penglihatannya makin kabur, rambutnya tak lagi tumbuh. Kala perang makin berkecamuk dan Jerman terus dipukul kalah, Hitler menderita kelainan syaraf."
             Saat membaca buku tersebut, Sosro makin yakin, bahwa Poch adalah Hitler sebab kondisi fisik yang sama yang digambarkan buku karangan Heinz Linge itu  ditemukannya  pada diri Poch. Bahkan dalam buku tersebut juga diceritakan tangan kiri Hitler selalu bergetar sejak pertempuran Stalingrad (1942 -1943) -- yang merupakan pukulan dahsyat bagi tentara Jerman. Sosro mengaku masih ingat beberapa percakapannya dengan Poch yang diduga adalah Hitler itu. Poch selalu memuji-muji Hitler. Dia juga mengatakan tak ada pembunuhan di Auschwitz, kamp konsentrasi yang diyakini sebagai lokasi pembantaian orang-orang Yahudi.
         "Saat saya bertanya soal kematian Hitler, dia mengatakan tak tahu. Sebab, saat itu situasi di Berlin dalam keadaan chaos. Semua orang berusaha menyelamatkan diri masing-masing," kata Sosrohusodo, seperti dimuat laman Militariana. Sosro mengaku pernah memeriksa tangan kiri Poch yang selalu bergetar. Saat menanyakan kapan gejala ini mulai terjadi, Poch lalu bertanya pada istrinya yang lalu menjawab, "ini terjadi ketika Jerman kalah di pertempuran dekat Moskow. Saat itu Goebbels mengatakan padamu bahwa kau memukuli meja berkali-kali."
             Goebbels yang disebut istri Poch diduga adalah Joseph Goebbe, menteri propaganda Jerman yang dikenal loyal dengan Hilter. Menurut  Sosro, istri Poch, yang diduga Eva Braun itu, diketahuinya  beberapa kali memanggil suaminya dengan sebutan 'Dolf', yang diduga kependekan dari Adolf Hitler. Usai membaca artikel-artikel dalam buku Biografi Adolf Hitler tersebut, Sosro mengaku menghubungi Sumbawa Besar. Dari sana, dia memperoleh informasi dr Poch telah meninggal di Surabaya. Poch meninggal pada 15 Januari 1970 pukul 19.30 di Rumah Sakit Karang Menjangan Surabaya karena serangan jantung, dalam usia 81 tahun. Dia dimakamkan sehari kemudian di daerah Ngagel. Sementara istrinya yang asal Jerman pulang ke tanah airnya, Poch diketahui menikah lagi dengan wanita Sunda asal Bandung berinisial S. Dia diketahui tinggal di Babakan Ciamis.
             Setelah menutup mulut, S akhirnya memberi semua dokumen milik suaminya pada Sosro. termasuk foto perkawinan, surat izin mengemudi lengkap dengan sidik jari Poch. Ada juga buku catatatan berisi nama-nama orang Jerman yang tinggal di beberapa negara, seperti Argentina, Italia, Pakistan, Afrika Selatan, dan Tibet. Juga beberapa tulisan tangan steno dalan bahasa Jerman. Buku catatan Poch berisi dua kode, J.R. KepaD No.35637 dan 35638, kode simbol lelaki dan perempuan.Ada kemungkinan buku catatan itu dimiliki dua orang, Hitler dan Eva Braun," kata Sosrohusodo.
            Ada juga tulisan yang diduga rute pelarian Hitler -- yakni B (Berlin), S (Salzburg), G (Graz), J (Jugoslavia), B (Belgrade), S (Sarajevo), R (Rome), sebelum dia ke Sumbawa Besar. Istri kedua Poch, S juga menceritakan suatu hari dia melihat suaminya mencukur kumis dengan gaya mirip Hitler. Ketika dia bertanya, suaminya menjawab, "Jangan bilang siapa-siapa."
            Sosrohusodo  mengaku tak ada maksud tersembunyi di balik pengakuannya itu. "Saya hanya ingin menunjukkan bahwa Hitler meninggal di Indonesia," katanya. Hingga saat ini apakah Hitler tewas di bunker, di Argentina, di  Brazil, atau di Indonesia, belum bisa dipastikan. Kisah akhir hayat 'Sang Fuhrer' sampai kini tetap menjadi misteri.

You have read this article Misteri with the title Misteri Kematian Adolf Hitler. You can bookmark this page URL http://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2011/10/misteri-kematian-adolf-hitler.html. Thanks!

No comment for "Misteri Kematian Adolf Hitler"

Post a Comment