Nama lengkapnya adalah Avram Noam Chomsky. Dia lahir pada tanggal 7 Desember 1928 di Philadelphia. Chomsky lahir di tengah keluarga yang berpendidikan tinggi. Ayahnya, bernama William Chomsky, adalah seorang ahli bahasa Yahudi yang dikenal sebagai ahli gramatika bahasa Ibrani terkenal pada saat itu. Ketekunan Chomsky dalam membantu kegiatan kebahasaan ayahnya sangat membantu daya intelektualnya dalam kajian kebahasaan di kemudian hari. Pamannya pun ikut andil dalam mempengaruhi arah watak intelektual Chomsky dengan mengenalkannya pada tokoh-tokoh pemikir terkemuka, seperti Sigmund Freud dan berbagai aliran komunis, seperti Marxisme, Stalinisme, Trotskisme, Leninisme, dan lain-lain. Toko pamannya, yang menjual berbagai koran dan majalah di New York, menjadi tempat berkumpulnya para intelektual Yahudi di New York Chomsy belajar di Universitas Pennsylvania.
Pada awalnya ia berguru pada salah satu tokoh aliran struktural, yaitu Harris. Walaupun Haris adalah salah satu tokoh pengembang strukturalisme, tapi gagasannya tidak selalu mengekor pada konsep pemula strukturalisme, yaitu Bloomfield. Dalam studinya, Chomsky tidak hanya mengambil jurusan lingusitik saja, namun ia juga mengambil jurusan Matematika dan Filsafat. Kajian bidang matematikanya memengaruhi Chomsky dalam model penyusunan aksioma linguistik yang diformulasikan. Sedangkan filsafat memengaruhi Chomsky dalam menilai wawasan folisofis tata bahasa strukturalisme yang banyak bertumpuh pada paham empiris. Tulisan, artikel, dan pendapatnya sering berbeda dengan pandangan umum dan memberikan arti baru dalam berbagai istilah dan peristiwa. Selama lima dasawarsa ini, Chomsky telah menjalin kontrak secara langsung dengan lebih dari 60 penerbit di seluruh dunia dan sudah menulis lebih dari 30 buku bertema politik. Dan baris-baris kalimat dalam tulisannya muncul di lebih dari 100 buku, mulai dari karya ilmiah tentang linguistik, politik hingga kumpulan kuliah, wawancara, dan esai. STUKTURALISME NOAM CHOMSKY Dengan paruh kedua abad ke-20, banyak ide-ide Saussure berada di bawah kritik berat. Ide linguistik nya sekarang umumnya dianggap penting di waktu itu, namun usang dan digantikan oleh perkembangan baru. Strukturalisme ala Noam Chomsky adalah kritikan pada strukturalisme linguistic Ferdinand de saussure. Chomsky menemukan bahwa metode linguistik struktural yang berhasil dipakai untuk menjelaskan fonem dan morfem( de sausurre ) ternyata tidak terlalu berhasil dipakai pada kalimat. Tiap bahasa memiliki jumlah fonem dan morfem yang terbatas dan daftar atasnya mungkin untuk dibuat. Namun, jumlah kalimat pada, misalnya, bahasa Inggris atau bahasa Prancis bisa dikatakan tidak terbatas. Tidak ada batasan pada jumlah kalimat yang bisa dibuat dan tiap kalimat itu, tidak peduli seberapa panjangnya, selalu mempunyai kemungkinan untuk memunculkan kalimat yang lebih panjang lagi. Di dalam asumsi para strukturalis, untuk menjelaskan bahwa bahasa memiliki jumlah kalimat yang tidak terbatas itu tidak gampang. Metode pengklasifikasian oleh para strukturalis juga tidak mampu menjelaskan semua relasi yang ada di dalam maupun di luar kalimat. Ini terlihat pada dua kalimat “JOHN IS EASY TO PLEASE” dan “JOHN IS EAGER TO PLEASE“. Keduanya memiliki struktur tata bahasa yang sama tetapi tata bahasa kedua kalimat ini sebenarnya berbeda. Arti kalimat pertama adalah “John mudah dibuat senang”, sementara arti dari kalimat kedua adalah “John ingin membuat orang senang”. Tidak ada cara yang mudah dan natural untuk menjelaskan fakta-fakta seperti ini di dalam asumsi para strukturalis. Fakta sintaktis lain yang tidak mampu ditangani oleh para strukturalis adalah keberadaan kalimat-kalimat taksa yang ketaksaannya tidak disebabkan oleh kata melainkan oleh struktur kalimat. Agar kening tidak berkerut terus, kita lihat fenomena ini pada contoh kalimat “I LIKE HER COOKING“. Walaupun kalimat ini tidak mengandung kata yang ambigu dan struktur kalimatnya juga sederhana, kalimat ini tetap ambigu. Kalimat ini bisa berarti “Aku menyukai apa yang dia masak”, “Aku menyukai caranya memasak”, atau “Aku menyukai fakta bahwa dia memasak”. Salah satu jasa Chomsky adalah dia memunculkan permasalahan yang selama ini diabaikan oleh orang-orang, yaitu fakta-fakta yang sudah sangat familiar sehingga kita merasa tidak memerlukan adanya suatu penjelasan atas fakta tersebut: fakta-fakta yang selama ini diabaikan oleh para strukturalis bahasa. Ketidakmampuan para strukturalis dalam menjelaskan fakta-fakta sintaktis itu membuat Chomsky menantang tidak hanya metode, tetapi juga tujuan dan definisi pokok persoalan dari Linguistik yang diberikan oleh para ahli bahasa strukturalis. Alih-alih mengklasifikasikan elemen dengan menunjukkan serangkaian eksploitasi pada bahan pengucapan, Chomsky berargumen bahwa seharusnya tujuan dari pendeskripsian linguistik adalah untuk menggagas teori yang akan menerangkan jumlah tak terbatas atas kalimat-kalimat dari bahasa yang alami. Teori seperti itu akan menunjukkan jalinan kata mana yang merupakan kalimat dan mana yang bukan, dan akan menyediakan pendeskripsian struktur tata bahasa dari tiap kalimat. Pendeskripsian semacam itu akan mampu menerangkan fakta-fakta seperti relasi internal tata bahasa dan keambiguan yang dideskripsikan di atas. Pendeskripsian dari tata bahasa akan menjadi teori deduktif formal yang berisi serangkaian aturan ketata-bahasaan yang bisa menghasilkan rangkaian tak terbatas kalimat-kalimat dari bahasa, akan menghasilkan sesuatu yang bukan merupakan kalimat, dan akan menyediakan pendeskripsian struktur tata bahasa dari tiap kalimat. Teori seperti itu disebut generative grammar karena dimaksudkan untuk menggagas suatu alat yang akan menghasilkan kalimat-kalimat dari suatu bahasa. Noam Chomsky, misalnya, tidak lagi berbicara tentang forma, tetapi transformasi, bukan tentang struktur, melainkan strukturasi. Teorinya dikenal dengan nama transformational generative grammar. Disebut generative karena ia terutama berurusan dengan kreativitas pemakai bahasa: bagaimana seorang pembicara menghasilkan kalimat-kalimat baru dalam jumlah yang praktis tak terbatas. Disebut transformational karena ia menunjukkan bagaimana terjadi transformasi antarkomponen semantis (yang disebutnya deep structure) dan komponen fonologis (surface structure). Tata bahasa Generatif Trasformasi Chomsky Tata bahasa Generatif Trasformasi (TGT) adalah sebuah konsep kajian kebahasaan yang dipelopori oleh Chomsky. Pada tahun 1931-1951, kajian linguistik pada saat itu diwarnai oleh aliran structural, yang kita kenal dengan nama Tata Bahasa Deskriptif. Dalam tata bahasa jenis ini, kajian yang dikembangkan adalah kajian linguistik yang berhubungan dengan masalah-masalah praktis, dan langsung menjelaskan komponen serta struktur bahasa tertentu berdasarkan realitas formalnya sebagai ujaran. Oleh karena itu, model kajian semacam ini disebut dengan istilah Tata bahasa Struktural. Model kajian semacam ini sesuai dengan konsep pengembangan teori yang sedang “menjamur” di Amerika Serikat, yaitu logika positivistisme. Bagi logika ini, sebuah teori bisa dianggap benar atau salah, jika telah diujikan pada data kajian secara kongkrit. Pada tahun 1957, Chomsky mengenalkan gagasan barunya melalui sebuah buku yang berjudul Syntactic Structure. Gagasan barunya yang tertuang dalam buku itulah yang kemudian oleh para linguist disebut degnan Tata bahasa Generatif Transformasi.Dalam uraian di atas disebutkan bahwa gagasan Chomsky tentang TGT tertuang dalam bukunya Syntactic Structure. Dalam tersebut, Chomsky menjelaskan bahwa dia melakukan penolakan terhadap asumsi utama strukturalisme yang beranggapan bahwa kelayakan kajian kebahasaan ditentukan oleh diskripsi data kebahasaan secara induktif. Data kebahasaan secara induktif di sini diartikan oleh penulis sebagai data-data kebahasaan yang sudah paten dan dianggap selesai. Akibat dari konsep dasar tersebut di atas, dalam TGT teori diartikan sebagai seperangkat hipotesis yang memiliki hubungan secara internal antara yang satu dengan yang lainnya.. Fungsi Tata Bahasa Generatif Transformasi : Berdasarkan uraian tentang TGT di atas, kita mengetahui bahwa Chomsky telah menuangkan idenya dalam sebuah buku yang berjudul Syntactic Structure. Setelah ia mengungkapkan konsep TGT secara mendalam, akhirnya Chomsky berkesimpulan bahwa tugas teori linguitik adalah menangkap perangkat kaidah yang terbatas, yang secara tuntas mampu menjelaskan ciri gramatikal dari sejumlah kalimat yang tak terbatas.Jadi dengan adanya TGT ini, kita bisa mengetahui seperangkat kaidah kalimat secara jelas.
You have read this article Filsafat
with the title Strukturalisme Noam Chomsky. You can bookmark this page URL http://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2012/09/strukturalisme-noam-chomsky.html. Thanks!
No comment for "Strukturalisme Noam Chomsky"
Post a Comment