Blog Pesantren Budaya Nusantara adalah sebuah inovasi pendidikan non formal berbasis Budaya Islam Nusantara di dunia maya yang memiliki tujuan memelihara, melestarikan, mengembangkan secara inovatif warisan budaya Nusantara yang adiluhung di tengah arus gelombang globalisasi yang akan menghapus identitas etnis, budaya, bahasa, agama, negara

David Ransom

Oleh: Rani Angrenggani P.W
         David Ransom, adalah seorang warga Negara Amerika lulusan Havard yang menjadi anggota dari Pasific Studies Center. Pasific Studies Center sendiri merupakan lembaga pusat studi masalah-masalah yang terkait dengan wilayah pasifik, sedangkan posisi dari David Ransom di lembaga itu sendiri dikhususkan untuk mempelajari Indonesia.
       Salah satu kontribusi penting yang telah diberikan David Ransom adalah tulisannya yang berjudul “Berkeley Mafia and Indonesian Massacre”. Tulisan ini banyak menjadi sorotan untuk sejarah yang berkaitan dengan penggulingan Soekarno. Buku yang ditulisnya juga banyak diterjemahkan, dan pernah menjadi tulisan bersambung di salah satu majalah Jakarta.
          David Ransom banyak menyoroti masalah hubungan antara Indonesia dan Amerika karena studinya yang dilakukan di Harvard. Bagaimana pun, kontribusinya dalam menulis sejarah Indonesia sangat bermanfaat.


Esensi buku “Berkeley Mafia and Indonesian Massacre”
        Istilah "Berkeley Mafia" atau Mafia Berkeley pertama kali dicetuskan oleh seorang aktivis-penulis 'kiri' AS, David Ransom, dalam sebuah majalah bernama Ramparts, edisi 4 tahun 1970. Istilah ini merujuk pada ekonom-ekonom Indonesia lulusan University of California, Berkeley yang menjadi arsitek utama perekonomian Indonesia pada tahun 1960-an. Ramparts adalah sebuah majalah yang awalnya terbit sebagai media literatur kelompok Katolik, tetapi belakangan menjadi media kelompok 'kiri baru'. Majalah ini sudah berhenti terbit tahun 1975.
          David Ransom menyebut para ekonom tersebut sebagai ‘mafia’ karena pemikiran mereka dianggap sebagai bagian dari rencana CIA untuk membuat Indonesia menjadi boneka Amerika, yakni dengan jalan menanamkan paham ekonomi liberalisme.
          Dalam artikel tersebut David  Ransom menghubungkan Mafia Berkeley dengan proyek AS (terutama CIA) untuk menggulingkan Soekarno, melenyapkan pengaruh komunis di Indonesia, mendudukan Soeharto di tampuk kekuasaan untuk menjalankan kebijakan politik dan ekonomi yang berorientasi kepada Barat, hingga mengaitkan Widjojo Nitisastro dkk. dengan pembantaian massal eks PKI pada akhir tahun 1960-an.
         Dengan buku berjudul “Berkeley Mafia and Indonesian Massacre” yang dahulu sempat diterjemahkan dan dimuat sebagai tulisan bersambung di Majalah Dwiwarna Jakarta tahun 1970. David Ransom memaparkan bagaimana sejarah jaman dahulu yang menyangkut penggulingan Soekarno. Ransom juga menyinggung bagaimana dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) Indonesia ditelikung oleh Amerika dan Belanda dengan menerima syarat bahwa pihak Indonesia bersedia menanggung hutang pemerintah Hindia Belanda kepada IMF senilai 3,8 Miliar US dolar.
         Terjemahan judul buku tersebut cukup menghebohkan, yakni “Mafia Berkeley dan Pembunuhan Massal di Indonesia". Dalam tulisan tersebut ada beberapa hal yang diungkapkan oleh David Ransom, yang antara lain :
•Kronologis penggulingan Soekarno, yang tidak lain adalah campur tangan Amerika melalui jaringan-jaringan terselubungnya.
•Kebijakan politik Amerika Serikat dengan dalih antikomunisnya telah menjerat bangsa-bangsa dan negeri-negeri lain untuk masuk ke dalam strategi globalnya. (Baca: Liberal dan kapitalisasi)
•Langkah-langkah yang dilakukan oleh badan intelijen Amerika Serikat  (Baca: CIA) telah menyusupi hampir semua badan, lembaga, kekuatan sosial-politik, dan oknum-oknum penting untuk kemudian diperalat.
•Yayasan-Yayasan yang menyediakan dana-dana bantuan pendidikan semacam Ford Fondation dan Rockefeller Foundation, yang di samping sering memberi bantuan-bantuan perlengkapan, tenaga-tenaga ahli, juga membiayai pengiriman mahasiswa-mahasiswa ke luar negeri adalah merupakan alat, pangkalan (sarang) dan kedok CIA untuk melancarkan operasi-operasinya ke berbagai penjuru dunia.
•Perguruan-perguruan tinggi semacam: Berkeley, Cornell, MIT (baca :Massachusetts Institute of Technology), Havard dan lain-lain telah dijadikan sarang dan dapur CIA untuk mencekokkan ilmu-ilmu liberal dan meng-Amerika-kan para mahasiswa yang datang dari berbagai negeri, serta menggemblengnya menjadi agen dan kaki tangan Amerika (baca:CIA) yang setia.
•Bahwa banyak badan-badan pendidikan dan perikemanusiaan sekedar dijadika kedok semata-mata untuk kepentingan CIA.
•Mengapa Soekarno mesti digulingkan dan nasionalisme yang dibawanya mesti dihancurkan.
•Bagaimana kaum Sosialis Kanan/PSI telah berpuluh tahun mengadakan persekongkolan dengan CIA untuk merebut kekuasaan di Indonesia ini dari tangan Soekarno.
•Bagaimana Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia di Jakarta telah dijadikan dapur dan sarang komplotan PSI-CIA dan untuk dari situ melancarkan gerilya politik dan subversinya kemana-mana.
•Bagaimana bantuan-bantuan ahli dari A.S seperti Guy Parker, George Kahin, John Howard, Harris, Glass-burner, dan kaum Sosialis Kanan/PSI semacam : Soemitro Djojohadikusumo, Widjojo Nitisastro, Sadli, Emil Salim, Subroto, Barli Halim, dan Sudjatmoko yang popular sebagai kaum teknokrat-ekonom caliber internasional dan dahulu berhasil menduduki posisi-posisi penting dalam lembaga-lembaga pemerintahan puncak, telah lama “mengadakan permainan bersama yang lihai”.
•Apa peranan dan usaha golongan  Sosialis Kanan/ PSI yang berkerumun di sekitar Jendral Soeharto saat itu.
       David Ransom adalah seorang pengamat dan penulis handal. Di antara karya David Ransom, adalah sebagai berikut :
People-First Economics: Making a Clean Start for Jobs, Justice and Climate
•The No-Nonsense Guide to Fair Trade (No-Nonsense Guides) by David Ransom
(Oct 1, 2006)
•The Blair Peach case: Licence to kill by David Ransom (1980)
•Eye to eye Childhood
•Across the great divide

          Sejarah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari jati diri bangsa. David Ransom sebagai salah satu tokoh asal Amerika yang punya pengaruh penting dalam konteks naskah sejarah yang dimiliki Indonesia. Bukunya yang berjudul “Berkeley Mafia and Indonesian Massacre” banyak dijadikan dasar sejarah khususnya dalam masa penggulingan Presiden Soekarno.
       Buku Barkeley Mafia and Indonesian Massacre sendiri berisi tentang kronologi penggulingan Presiden Soekarno dan hipotesis hipotesis David tentang spionase pihak Amerika.
            Mengingat masa kini adalah buah dari masa lalu, maka perlu adanya suatu Aware yang tinggi terhadap sejarah, sehingga langkah kita ke depan bisa lebih tepat atau minimnya tidak mengulangi kesalahan yang dahulu dibuat oleh para pendahulu kita. Karena tentunya kita semua tidak menginginkan terjatuh pada kesalahan yang sama. 
Rani Angrenggani P.W, mahasiswi program studi bahasa dan sastra Inggris FIB Univ.Brawijaya
You have read this article Filsafat with the title David Ransom. You can bookmark this page URL http://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2013/01/david-ransom.html. Thanks!

No comment for "David Ransom"

Post a Comment