Blog Pesantren Budaya Nusantara adalah sebuah inovasi pendidikan non formal berbasis Budaya Islam Nusantara di dunia maya yang memiliki tujuan memelihara, melestarikan, mengembangkan secara inovatif warisan budaya Nusantara yang adiluhung di tengah arus gelombang globalisasi yang akan menghapus identitas etnis, budaya, bahasa, agama, negara

Seni Dzikir Saman Banten

 Oleh: Aulia Rahman Arif*)
         Seni Saman disebut juga Dzikir Maulud, adalah kesenian tradisional rakyat Banten khususnya di Kabupaten Pandeglang yang menggunakan media gerak dan lagu  dengan syair-syair yang dilantunkan mengagungkan Asma Allah dan puji-pujian kepada Nabi Muhammad Saw. Berdasarkan literatur, tarian ini disebut Dzikir Saman karena berkaitan dengan arti Saman yaitu Delapan dan dicetuskan pertama kali oleh Syekh Saman dari Aceh.
      Tari Saman berasal dari Kesultanan Banten yang dibawa para ulama pada abad 18 sebagai upacara keagamaan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw pada bulan Maulud, namun dalam perkembangan selanjutnya dapat pula dilakukan pada upacara selamatan khitanan, pernikahan, pindah rumah, nadzar, bahkan  selamatan rumah. Seni Dzikir Saman yang berasal dari Banten, ditemukan di sejumlah tempat seperti di daerah Paciran Kabupaten Gresik, Kabupaten Blitar, dan DIY Yogyakarta dengan pemain usia lanjut.


       Pemain seni Dzikir Saman berjumlah antara 26 sampai dengan 46 orang. 2 sampai 4 orang sebagai vokalis yang membacakan syair-syair Kitab Barjanjian (Barzanji), sementara 20 sampai 40 orang yang semuanya laki-laki mengimbangi lengkingan suara vokalis dengan saling bernyanyi bersahutan bersamaan (koor) sebagai alok.
       Pola permainan seni Dzikir Saman dilakukan sehari penuh dangan tiga babakan, yaitu : Babakan Dzikir, Babakan Asroqol, dan Babakan Saman.
                                                                                                                                                                                   
Manfaat Seni Dzikir Saman
    Kegiatan SENI DZIKIR SAMAAN adalah kegiatan yang  memunculkan sebuah konsep tentang hubungan seni dan religi. Seni dalam pengertian yang amat luas, memungkinkan menjadi bahasa ekspresi dalam berbagai kepentingan. Sementara itu, religi memberikan suatu konsep tentang hubungan manusia dengan Sang Pencipta atau Yang Maha Kuasa yang diwujudkan dalam bentuk praktik "peribadatan".. 
          Pada titik tertentu, hubungan seni dan religi tidak saling bertentangan atau berlawanan, bahkan sebaliknya dapat bersinergi, dan menjadi kekuatan baru menjadi seni agamis (religius) untuk pendakian spiritual, sehingga dapat menyehatkan jasmani dan rohani karena selain gerakan tarian juga diiringi dengan doa-doa keselamatan dunia dan akhirat.                                                                                                             
Melestarikan Seni Dzikir Saman
    Salah satu cara dan upaya untuk melestarikan Seni Dzikir saman adalah diselenggarakannya “ SEMARAK SENI TRADISI 50 TAHUN LESBUMI,Acara yang dikemas tidak biasa ini, menampilkan Tari Dzikir Saman yang kemudian setelahnya, ibu-ibu pemenang Lomba Kartini RT setempat turut menunjukkan kebolehan paduan suara mereka. Hal ini menunjukkan kedekatan emosional penyelenggara dengan masyarakat. Pada saat Ki Ageng Ganjur yang merupakan sebuah orchestra gamelan terkemuka di Indonesia naik pentas, mereka sempat berkolaborasi dengan Seni Emprak yang merupakan asuhan Pesantren Kaliopak.
          “Acara ini sangat bagus untuk generasi bangsa, biar mereka sadar bahwa bangsa ini mempunyai identitas. Seni merupakan media yang bagus untuk kita pertahankan,” kata Muhyidin, Mahasiswa Aqidah Filsafat UIN Sunan Kalijaga, ketika dimintai pendapatnya mengenai acara 50 Tahun Lesbumi ini. Ia juga berharap acara seperti ini bisa merata di seluruh Nusantara.


SIMPULAN

      Tari Saman berasal dari Kesultanan Banten yang dibawa para ulama pada abad 18 sebagai upacara keagamaan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW pada bulan Maulud. Awalnya, tari Saman hanya untuk upacara Maulid,  namun dalam perkembangan selanjutnya dapat pula dilakukan pada upacara selametan khitanan, pernikahan atau selametan rumah.. kegiatan ini memunculkan sebuah konsep tentang hubungan seni dan religi.
       Seni dalam pengertian yang amat luas, memungkinkan menjadi bahasa ekspresi dalam berbagai kepentingan. Sementara itu, religi memberikan suatu konsep tentang hubungan manusia dengan Sang Pencipta atau Yang Maha Kuasa yang diwujudkan dalam bentuk praktik "peribadatan" sehingga dapat menyehatkan jasmani dan rohani karena selain gerakan tarian juga diiringi dengan doa-doa keselamatan dunia dan akherat..
           Salah satu cara dan upaya untuk melestarikan Seni Dzikir Saman adalah diselenggarakannya              “SEMARAK SENI TRADISI 50 TAHUN LESBUMI ", di mana dalam acara yang dikemas tidak biasa ini, ditampilkan Tari Dzikir Saman, yang dewasa ini sudah langka.
Aulia Rahman Arif, mahasiswa Prodi Sastra Cina FIB Universitas Brawijaya





You have read this article Budaya with the title Seni Dzikir Saman Banten. You can bookmark this page URL http://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2013/10/seni-dzikir-saman-banten.html. Thanks!

No comment for "Seni Dzikir Saman Banten"

Post a Comment