Blog Pesantren Budaya Nusantara adalah sebuah inovasi pendidikan non formal berbasis Budaya Islam Nusantara di dunia maya yang memiliki tujuan memelihara, melestarikan, mengembangkan secara inovatif warisan budaya Nusantara yang adiluhung di tengah arus gelombang globalisasi yang akan menghapus identitas etnis, budaya, bahasa, agama, negara

AL-MIHRAB: Zuhud dan Usaha Mencapainya

 Oleh: Ustadz Nadzirien
 Allah swt berfirman : “Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu.” (QS.Al-Hadiid : 20)
Dari Anas ra, Rasulullah Saw besabda,: “Akan didatangkan orang yang paling nikmat kehidupannya di dunia dan ia termasuk golongan ahli neraka pada hari kiamat nanti, lalu dicelupkan ke dalam neraka sekali celupan.
Kemudian dikatakan : “Hai anak Adam, apakah engkau dapat merasakan suatu kebaikan (kenikmatan yang pernah menghampirimu di dunia) sekalipun sedikit..?”
Ia berkata: “ tidak.. demi Allah, ya Robbku” juga akan didatangkan orang yang paling menderita (sengsara) di dunia dan ia termasuk ahli surga, lalu ia dicelupkan (dimasukkan) sekali masuk ke dalam surga.
Kemudian dikatakan padanya : “ hai anak Adam, apakah engkau dapat merasakan suatu kesengsaraan yang pernah menghampirimu di dunia, walaupun sedikit..?”
Ia menjawab :”Tidak,demi Allah, tidak ada kesukaran yang menghampiri diriku dan tidak pernah saya merasakan kesengsaraan sedikit pun.” (HR.Muslim)

Allah swt berfirman : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan pada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).” (QS.Ali Imran : 14)
Al-Junaid berkata : “Zuhud ialah keadaan jiwa yang kosong dari rasa ingin memiliki dan ambisi menguasai.”
Suatu hari Umar bin Khathab ra menemui Rasulullah Saw di kamar beliau, Umar mendapati beliau tengah berbaring di atas tikar usang yang pinggirnya telah lapuk. Sehingga jejak tikar itu membekas di belikat beliau, dan sebuah bantal yang keras juga membekas di bawah kepala beliau, juga lajur-lajur membekas di kepala Beliau. Air mata Umar bin Khathab ra meleleh, ia tidak kuasa menahan tangis karena iba dengan kondisi pemimpin tertinggi umat islam itu.
Rasulullah saw melihat air mata Umar ra berjatuhan. Kemudian Rasulullah bertanya : “Apa yang membuatmu menangis wahai  Ibnu Khathab?
Umar ra menjawab dengan perkataan terbata-bata bercampur perasaan yang terbakar (sedih) : “Wahai Nabi Allah, bagaimana aku tidak menangis, sedangkan tikar itu membekas di belikat Anda, dan aku tidak melihat sesuatu pun di lemari Anda.., padahal kisra dan kaisar duduk di atas tilam dari emas dan kasur dari beludru serta sutera, dikelilingi buah-buahan dan sungai-sungai. Sementara Anda seorang Nabi dan manusia pilihan Allah.…!"
Lalu Rasulullah Saw menjawab dengan senyum tersungging di bibirnya yang mulia : “Wahai Ibnu Khathab, kebaikan mereka dipercepat datangnya, dan kebaikan itu pasti terputus. Sementara kita adalah kaum yang kebaikannya ditunda hingga hari akhir. Tidakkah engkau rela jika akhirat untuk kita dan dunia untuk mereka..?!”
Umar menjawab : “Aku rela.” (HR.Hakim,Ibnu Hibban dan Ahmad)
Dalam riwayat lain : Rasulullah Saw menjawab dengan khusyuk dan merendah diri : “Apa urusanku dengan dunia..?!, perumpamaan diriku dengan dunia itu tidak lain seperti orang yang berkendara di suatu hari musim panas, lalu ia berteduh di bawah sebuah pohon, kemudian pergi meninggalknnya.” (HR.Tarmidzi)
Seseorang bertanya kepada Imam Ahmad : “Apakah orang kaya bisa zuhud?”
Beliau menjawab: “Ya, dengan syarat ketika banyak harta tidak menjadikannya bangga dan ketika dunia luput darinya dia tidak bersedih hati.”

Imam Ahmad  membagi zuhud menjadi tiga tingkatan:
1.Meninggalkan yang haram (zuhudnya orang awam)
2.Meninggalkan kelebihan-lebihan dari yang halal  (zuhudnya orang khusus)
3.Meninggalkan sesuatu yang dapat menyibukkan dari (mengingat) Allah (zuhudnya orang yang mendalami pengetahuan tentang Allah)
Dari Abu ‘Abbas Sahl bin Sa’as Assa’idi ra : “Seseorang mendatangi Rasulullah Saw, dan berkata : “Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amalan yang jika aku kerjakan,Allah dan manusia akan mencintaiku?”
Beliau bersabda :”Zuhudlah terhadap dunia maka engkau akan dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia maka engkau akan dicintai manusia.” (HR.Ibnu Majah).
Dalam hadist lain, dari Abu Hurairah ra, Rasulullah Saw bersabda : “Bukanlah kekayaan itu banyaknya harta benda tetapi kekayaan yan sebenarnya adalah kekayaan hati”. (HR.Bukhari dan Muslim)

Langkah Menuju Zuhud 
1.Menyadari bahwa harta dunia tidak akan dibawa mati
Dari anas ra, Rasulullah saw bersabda :”Ada tiga macam yang mengikuti mayat ketika dibawa ke kubur, yaitu: keluarganya, hartanya dan amalannya. Yang dua kembali dan yang satu ikut menyertainya. Keluarga dan hartanya kembali sedang amalnya mengikuti.” (HR.Bukhari dan Muslim)
2.Jangan diperdaya oleh syaitan
Allah swt berfirman : “Hai manusia, sesungguhnya janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah syetan yang pandai menipu, memperdayakan kamu dalam mentaati Allah.” (QS.Fathir : 5)
3.Jadikan akhirat sebagai tujuan hidup
Dari Zaid bin Tsabit ra, Rasulullah saw bersabda :”Barang siapa (menjadikan) dunia sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan atau tidak merasa cukup apa yang (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa (menjadikan) akhirat sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan, selalu merasa cukup dalam hatinya dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai dihadapannya)” (HR.Ibnu Majah, Ahmad)
4.Mengharapkan dunia sekedar cukup saja
Rasulullah saw bersabda : “Sedikit tapi mencukupi jauh lebih baik dari pada banyak tapi melalaikan.” (HR.Ibnu Majah)
5.Hidup dengan qana’ah (menerima dan mensyukuri)
Rasulullah saw bersabda :”Barangsiapa di antara kamu semua telah merasa aman dalam dirinya, sehat dalam tubuhnya, memiliki keperluan hidup pada hari itu, maka ia telah dikaruniai dunia dan seluruh isinya.” (HR.Turmudzi)
Dalam Hadist lain Rasulullah saw bersabda : “Sungguh berbahagialah orang yang beragama Islam serta diberi rejeki cukup dan diberi sifat qana’ah (menerima dan mensyukuri) dengan apa-apa yang telah dikaruniakan oleh Allah.” (HR.Muslim)
6.Tidak menjadi hamba dunia
Dari Abu Huraira ra, Rasulullah Saw bersabda : “Binasalah orang yang menjadi hamba dinar dan dirham, kain sutera serta pakaian. Jika diberi itu sukalah hatinya dan jika tidak diberi, maka tidak rela.” (HR.Bukhari)
7.Merasa asing di dunia
Dari Ibnu umar ra, Rasulullah saw menepuk kedua pundakku, lalu bersabda : “Hiduplah engkau di dunia ini seolah-olah orang asing atau orang yang menyeberangi jalan” (HR.Bukhari)
Dalam hadist lain, dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda :”Dunia adalah penjara bagi kaum mu’min dan surga bagi orang kafir.” (HR.muslim)

=======================================================================
Bahtsul Masaail:

Ustadz M. Rdilwan Qoyyum Sa’id

1.Pertanyaan:
Bagaimana hukumanya memakai wewangian dalam sholat dengan parfum yang mengandung campuran alcohol? Agus – Wates – Kediri & Ian Graha – Pare – Kediri.
Jawaban:
Alkohol termsuk bahan najis karena memabukkan sebagaimana khamr. Namun ia dima’fu (dimaafkan) jika berupa campuran yang sekedar untuk menjaga kualitas parfum dengan penggunaan tidak berlebihan.
Referensi:
Al-Madzahib al-Arbaah Juz 1 Halaman 19.

2.Pertanyaan:
 Bagaimana ustadz hukumnya orang yang melakukan bunuh diri? Tia – Kota Kediri
 Jawaban:
 Bunuh diri termasuk dosa besar. Rasulullah Bersabda,”Barangsiapa bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari ketinggian gunung, maka dia akan masuk neraka jahannam dengan terlempar ke dalamnya selama-lamanya.
Referensi: 
Hadits Shahih Bukhari -Muslim

3.Pertanyaan:
Bagaimana hukumnya pecandu rokok yang terus-menerus sakit batuk  padahal menurut dokter penyebabnya adalah merokok tersebut – Yuli –Kota Trenggalek
Jawaban:
Jika ada dugaan kuat apalagi diagnose dokter bahwa merokok menjadi penyebab penyakit, misal batuk, paru-paru, jantung, dll maka para ulama sepakat hokum merokok adalah haram. Tetapi jika dugaan seperti itu masih diperselisihkan – karena banyak dokter yang merokoknya sangat kuat  -- para ulama sebagian menghukumi mubah, sebagian menghukumi makruh dan sebagian yang lain tetap menghukumi haram.
Referensi:
Bughiyah al-Mustarsyidin halaman 260





You have read this article Pesulukan with the title AL-MIHRAB: Zuhud dan Usaha Mencapainya. You can bookmark this page URL http://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2014/03/al-mihrab-zuhud-dan-usaha-mencapainya.html. Thanks!

No comment for "AL-MIHRAB: Zuhud dan Usaha Mencapainya"

Post a Comment