Pengasuh Pondok Pesantren Dzikrusyifa Asma Brojomusti, Kyai Muzakkin, Minggu, mengatakan puluhan caleg yang datang itu berasal dari Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Madura, Bali dan daerah sekitarnya.
"Mereka datang ke tempat kami itu sejak Kamis (10/4) malam secara bergantian. Jumlah caleg gagal yang datang pada tahun ini lebih banyak, yakni mencapai 40 orang, sementara pada pelaksanaan Pileg tahun 2009 hanya 23 orang," kata Kyai Muzakkin seperti dikutip dari Antara, Minggu (13/4).
Tahun ini, ada sekitar 40 orang yang datang menjalani terapi di Pusat Rehabilitas dan Narkoba Pondok Pesantren Dzikrusyifa Asma Brojomusti, dan terdiri dari 13 perempuan serta 27 lainnya laki-laki.
"Jumlah itu akan terus bertambah, mengingat saat ini belum ada keputusan resmi hasil rekapitulasi suara," katanya.
Dia mengaku pondok pesantrennya yang terletak di Jalan Raya Sekanor atau lebih dikenal dengan 'Ponpes Jin' telah mempunyai pusat rehabilitasi dan narkoba sejak dulu, dan menangani beberapa pasien yang mengalami penyakit psikologi seperti stres.
"Beberapa pasien caleg yang datang kondisinya mengalami depresi berat karena gagal memperoleh dukungan dari rakyat, dan beberapa anggota keluarganya yang mengantar ke sini juga bercerita jika saudaranya itu sering bertingkah aneh dan berbicara sendiri," katanya.
Muzakkin mengaku pihaknya sampai menyiapkan beberapa ruangan khusus untuk isolasi sejumlah pasien, sebab pasien tersebut sering berontak dan marah kepada setiap orang yang dijumpainya.
Dia berharap dengan banyaknya caleg gagal yang datang ke pondoknya bisa diambil pelajaran bagi semua orang bahwa untuk maju dalam pesta demokrasi diperlukan mental yang kuat, serta spiritual yang bagus, sehingga tidak mengalami depresi.
Belum ada data resmi berapa jumlah caleg gila pasca-pilihan legislatif 9 April 2014 pekan lalu. Namun dari pemberitaan-pemberitaan di media, jumlahnya bisa dibilang banyak. Misalnya di Cirebon, Jawa Barat, yang dilaporkan ada banyak caleg mendatangi paranormal.
Caleg gila akibat gagal lolos menjadi anggota dewan ini memang sudah menjadi fenomena saban pemilu legislatif. Pada Pileg 2009 lalu misalnya, setidaknya Kementerian Kesehatan mencatat ada 7.736 caleg gila di seluruh Indonesia. Perinciannya, caleg gila untuk DPR RI ada 49 orang, DPRD provinsi 496 orang, DPD 4 orang dan DPRD kabupaten dan kota 6.827 orang.
Mantan Caleg ? |
Dua pengurus Partai Gerindra Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Kota Solo, Jawa Tengah, terlibat pertengkaran hebat. Cekcok sesama pengurus partai tersebut melibatkan Wakil Ketua DPC Nanang Sapto Nugroho dan Kurnia Sari, sekretaris partai.
Informasi yang dihimpun di kantor DPC Gerindra Solo, Sabtu (12/4), menyebutkan Kurnia yang juga calon legislatif (caleg) Dapil Laweyan tersebut datang ke kantor DPC di wilayah Pasar Kembang sekitar pukul 22.00 WIB.
Pada saat bersamaan, di lantai 2 sedang berlangsung rapat antara Nanang bersama pengurus lainnya. Kurnia yang ikut bergabung, langsung terlibat adu mulut dengan Nanang, hingga terjadi pertengkaran hebat.
"Mbak Kurnia tiba-tiba marah-marah ke Pak Nanang. Sempat adu mulut, dan saya lihat Mbak Kurnia berkali-kali memarahi Pak Nanang. Tak hanya itu, Mbak Kurnia juga menampar dan mencakar muka dan tangan Pak Sapto. Tapi Pak Sapto tidak melawan," ujar Wahyu, saksi mata, yang juga pengurus Gerindra Solo.
Mengenai motif pertengkaran, Wahyu mengaku tak mengetahui pasti. Namun saat datang, Kurnia yang dalam kondisi emosi, menanyakan kepada Nanang perihal surat mandat untuk saksi saat pencoblosan.
Surat mandat dimaksud tanpa sepengetahuan Kurnia sebagai sekretaris partai. Namun Nanang beralasan hanya menjalankan tugas dari ketua DPC. "Kata Pak Nanang surat mandat sudah sepengetahuan ketua DPC. Tapi Mbak Kurnia tetap tidak terima dan marah-marah," paparnya
Kemarahan Kurnia, lanjut Wahyu, kemungkinan juga dipicu perolehan suara Kurnia saat pileg, yang tak signifikan. Hal tersebut menyebabkan Kurnia kecewa karena kemungkinan terpilih menjadi caleg sangat kecil.
Cerita gila lain adalah aksi caleg Partai Hanura, Haji Miftahul Huda. Dia menarik kembali bantuannya untuk musala di RT 2 RW 2, Desa Majan, Kecamatan Kedang Waru, Tulungagung, Jawa Timur.
Haji Huda marah begitu tahu di kampung itu dia cuma dipilih 29 orang. Miftahul kecewa karena perolehan suaranya pada Pemilu Legislatif 9 April 2014 di luar harapan. Demikian diberitakan Antara.
Walhasil, sebanyak 2.000 batu bata, 10 sak semen dan satu truk pasir yang diberikan Miftahul Huda untuk pembangunan musala melalui salah satu tim suksesnya diminta kembali.
Kisah tragis caleg gagal lainnya ada di Maluku. Seorang calon anggota legislatif bersama sejumlah pendukungnya melakukan aksi demonstrasi ke beberapa desa di Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru, Maluku, setelah tidak mendapat dukungan suara dari masyarakat setempat.
"Caleg asal salah satu parpol terbesar berinisial BB itu melakukan aksi demo bersama sejumlah pendukungnya di dataran Waeapo karena merasa tidak puas dengan perolehan suara pileg kemarin," kata warga setempat, Baim Wael, seperti yang dikutip dari Antara, Jumat, (11/4).
Mereka melakukan demonstrasi dengan cara berorasi sambil mengelilingi beberapa lokasi permukiman penduduk di unit 17 dan 18 serta beberapa desa lainnya di dataran Waeapo.
Menurut Baim, caleg tersebut masuk Daerah Pemilihan (Dapil) II Kecamatan Waepo dan sangat berkeinginan menjadi anggota DPRD Kabupaten Buru untuk periode lima tahun mendatang.
Sayangnya warga di dapil tersebut tidak memberikan dukungan suara mengakibatkan yang bersangkutan merasa dikhianati dan tidak puas sampai melakukan aksi demonstrasi.
Caleg berinisial BB ini merupakan putera Hinolong Baman, seorang warga Buru yang selama ini dikenal menjual karcis masuk ilegal ke lokasi penambangan emas di Gunung Botak dan sekitarnya.
Aksi gila lainnya dilakukan caleg gagal di Kabupaten Klungkung, Bali, yang gagal meraih dukungan mayoritas masyarakat. Dia memblokade akses jalan warga di sekitar rumahnya di Nusa Penida.
Blokade itu dilakukan I Ketut Rai, caleg Partai Golkar nomor urut 5, kepada warga di sekitar tempat tinggalnya di Desa Suana, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung.
Penutupan jalan itu dilakukan dengan memasang batako di tiga tempat berbeda di sekitar rumah Ketut Rai. Akibatnya, warga, terutama tetangga Ketut Rai, kesulitan melakukan kegiatan di luar rumah.
"Dia kecewa karena tidak mendapatkan suara yang diinginkan dan merasa tidak didukung oleh masyarakat desa ini," kata seorang pria yang rumahnya berjarak beberapa meter dari rumah Ketut Rai, Sabtu (12/4). Demikian dikutip antara.
Sementara itu, Kepala Desa Suana I Putu Rai Sudarta menyayangkan sikap Ketut Rai. Dia menilai hal itu sebagai sikap kurang dewasa Ketut Rai dalam berpolitik.
"Kami berharap permasalahan ini cepat terselesaikan dengan baik agar warga dapat melakukan aktivitas seperti sedia kala," katanya.
Sumber: MERDEKA.COM.
You have read this article Sejarah
with the title Dapat Suara Sedikit, Banyak Caleg Sress, Dirawat Paranormal, Melakukan Aksi Gila. You can bookmark this page URL http://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2014/04/dapat-suara-sedikit-banyak-caleg-sress_14.html. Thanks!
No comment for "Dapat Suara Sedikit, Banyak Caleg Sress, Dirawat Paranormal, Melakukan Aksi Gila"
Post a Comment