Namun aksi PEGIDA ternyata ditentang banyak orang., ini membuat terciptanya demonstrasi tandingan yang menentang mereka. Demonstran di Berlin, Stuttgart, Cologne dan Dresden mengatakan mereka berkumpul melawan diskriminasi dan xenophobia. Aksi PEGIDA menurut mereka tak mencerminkan pesan toleransi. Sejumlah tempat usaha, gereja dan perusahaan listrik di kota Cologne berencana tetap mematikan lampu di bangunan dan fasilitas lain. Aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas terhadap protes menentang PEGIDA.
Kepala Katerdal Cologne Nobert Feldhoff kepada n-tv mengatakan, mematikan lampu merupakan upaya untuk membuat demonstran PEGIDA berpikir dua kali untuk melakukan protes. "Kamu mengambil bagian dalam tindakan itu, dari akar dan pidatonya, orang dapat melihat itu sebagai Nazi-izt, rasis, dan ekstremis. Anda mendukung orang-orang yang benar-benar tak ingin didukung?" ujarnya.
Selama tiga bulan terakhir, demonstrasi oleh PEGIDA dilakukan di kota Dresden yang memiliki beberapa imigran Muslim. Jumlah demonstran PEGIDA membengkak dari beberapa ratus hingga 17.500 orang sebelum Natal. Polisi mengatakan jumlah itu kembali meningkat pada Senin malam.
Sementara itu sekitar 10.000 orang kontra-demonstran diperkirakan akan berada di Berlin. Tak hanya itu 2.000 demonstran yang menentang PEGIDA juga turun ke jalan-jalan di Cologne dan 5.000 lainnya di Sttutgart. Pada 15 Desember sekitar 15 ribu orang ambil bagian dalam aksi yang digelar PEGIDA. Salah satu demonstran Paul mengatakan, penting untuk menunjukkan bahwa demonstran PEGIDA berasal dari orang-orang biasa.
"Pada prinsipnya saya tak menentang Muslim. Tapi saya mengatakan kami tak ingin banyak Muslim, budaya kami bisa berubah. Kami ingin menjadi orang Jerman, kami ingin menjadi orang Eropa, kami tak ingin terlalu banyak orang datang ke sini dan mencoba mendapatkan uang dari sistem sosial kami," ujar Paul pada Aljazirah.
Kanselir Angela Merkel mengutuk aksi demonstrasi dan mengatakan, tak ada tempat di sini untuk kebencian dan kebohongan mengenai orang-orang yang datang ke Jerman dari negara lain. Menteri Kehakiman Jerman Heiko Maas mengatakan, demonstrasi sebagai aksi memalukan bagi Jerman.
Pengelola PEGIDA Kathrin Oertel menyampaikan pada rapat Senin, bahwa mereka kembali mengalami penindasan politik. "Bagaimana Anda melihat ketika kami dihina atau disebut rasis atau Nazi secara terbuka oleh semua pihak politik mainstream dan media, untuk kritik kami pada kebijakan pencari suaka Jerman dan kebijakan imigrasi," ungkapnya.
PEGIDA telah berupaya menjauhkan diri dari sayap kanan. Mereka mengatakan dalam postingan di laman Facebooknya bahwa mereka menentang pengkhotbah yang menyerukan kebencian, terlepas dari apa agamanya dan radikalisme, terlepas apakah bermotif politik atau agama.
"PEGIDA melawan ideologi politik anti-wanita yang menekankan pada kekerasan, tapi tak menentang integrasi Muslim di sini," kata kelompok tersebut.
Mereka juga melarang penggunaan simbol maupun slogan neo-Nazi dalam aksi demonya. Meski mereka mendapat pujian dan dukungan dari kelompok neo-Nazi.
Ketua Partai Hijau Cem Ozdemir yang merupakan keturumam imigran Turki mengatakan, ia juga menentang segala bentuk ekstremisme. Menurutnya intoleransi tak bisa dilawan dengan intoleransi. "Ini bukan antara Kristen dan Muslim, ini masalah antara yang tidak toleran dan lain-lain, mayoritas," kata Ozdemir.
Di Berlin, salah satu demonstran anti-PEGIDA Ursula Wozniak mengatakan ia telah bergabung dengan aksi kerena merasa kelompok PEGIDA menyalahgunakan tradisi demokrasi Jerman. "Apa yang sekarang terjadi di Jerman sangat mengejutkan," ujarnya.
You have read this article Budaya
with the title ORANG JERMAN DUKUNG MUSLIM HADAPI ISLAMOPHOBIA. You can bookmark this page URL http://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2015/01/orang-jerman-dukung-muslim-hadapi.html. Thanks!
No comment for "ORANG JERMAN DUKUNG MUSLIM HADAPI ISLAMOPHOBIA"
Post a Comment