Ini Kurikulum Sekolah ala ISIS
ISLAMIC State in Iraq and Syria (ISIS) mengeluarkan kebijakan yang melarang matematika, olah raga dan ilmu sosial diajarkan di sekolah. Demikian diumumkan kelompok militan yang menguasai sebagian besar wilayah Suriah dan Irak tersebut, Rabu (17/9).
Diberitakan CNN, kebijakan baru ini diumumkan melalui selebaran yang ditempel di dinding-dinding dan tiang listrik. Di dalam selebaran juga tertulis bahwa guru yang berani melanggar ketentuan ini akan diberi "hukuman keras".
Pelajaran tentang demokrasi, pemilihan umum, nasionalisme serta ideologi lainnya juga ikut dilarang. Siswa hanya diperkenankan belajar tentang ideologi Islam dan wajib memusuhi "kekafiran dan kaum kafir".
Ilmu pengetahuan alam seperti kimia dan fisika tetap boleh diajarkan, dengan pengecualian terhadap teori evolusi Charles Darwin yang sama sekali tidak boleh disinggung. Selain itu, guru juga dituntut untuk menekankan kepada para murid bahwa "semua yang terjadi di alam adalah atas perintah dan hukum Allah SWT".
Dalam pengumuman tersebut, ISIS juga menyebutkan tentang adanya beberapa mata pelajaran alternatif yang akan diberikan kepada siswa. Namun tidak dijelaskan secara detail mata pelajaran alternatif seperti apa yang akan diberikan nanti. (CNN/dil/jpnn).
Sambil ketawa geli Ndemo berteriak,”Ayo rek, mumpung Kurikulum 2013 dihentikan kita pakai kurikulum ISIS!”
“Ojok ngawur,” sahut Daitya,”Bagaimana cara menghapus pelajaran matematika, olahraga dan ilmu social? Bukankah Islam dulu berjaya sewaktu Al-Khwarizmi Al-Jabar mengembangkan ilmu hitung yang dicontoh dan diikuti ilmuwan sedunia? Ini pasti program pembodohan umat agar kembali kepada primitivisme badui Nejd.”
“Benar bro,” sahut Johnson menimpali,”Begitu matematika dilarang diajarkan, praktis ilmu falak juga dibenamkan ke dalam lembah ketololan. Umat Islam tidak bisa lagi mengembangkan kalender Islam karena ilmu hitung dilarang. Itu tujuannya, agar umat Islam tunduk pada satu sistem kalender yang dibikin “juragan” para Salafi-Wahhabi!”
“He he, benar juga ya bro,” sahut Ndemo manggut-manggut,”Kalau olahraga dilarang, berarti umat Islam tidak lagi bisa mengikuti World Boxing Federation, sepak bola piala Asia, Afrika, Eropa, Amerika, Piala Dunia, Thomas Cup, Davies Cup, Olympiade kecuali lomba naik unta atau pertandingan sepak bola berjubah.”
“Ya kalau ilmu sosial dilarang, berarti tidak boleh lagi ada ilmu sejarah, arkeologi, sosiologi, antropologi, psikologi, filologi, ilmu ekonomi, ilmu hukum, ilmu pendidikan, intelijen, ilmu politik, ilmu bahasa, sastra, ilmu budaya, seni rupa, humaniora, dan lain-lain. Sebaliknya, akan dikembangkan ilmu fitnah, ilmu manipulasi, agitasi, provokasi, ilmu khayal, dan mistik badui Nejd yang terpengaruh Freemason,” kata Daitya menyimpulkan.
“Aneh sekali kalau pelajaran tentang demokrasi, pemilihan umum, nasionalisme, dan ideologi lainnya ikut dilarang?” gumam Johnson garuk-garuk kepala,”Memangnya mau diganti pelajaran apa? Apa Salafi-Wahhabi sudah mengembangkan ilmu pengetahuan sendiri? Apa Salafi-Wahhabi mampu membangun epistemology keilmuan sendiri?”
“Yang lebih aneh dan lebih tolol, ISIS menyatakan dalam selebarannya bahwa ilmu pengetahuan alam seperti kimia dan fisika tetap boleh diajarkan, dengan pengecualian terhadap teori evolusi Charles Darwin. Ini bodoh, tolol, pandir, goblok, atau dungu? Itu bukti mereka buta ilmu pengetahuan karena telah tegas melarang ilmu kimia dan ilmu fisika mengajarkan teori evolusi Charles Darwin. Mereka tidak tahu bahwa teori evolusi Charles Darwin itu masuk disiplin ilmu biologi khususnya Antropologi Fisik, sekali-kali bukan kimia dan fisika. Blok goblok. Tidak faham ilmu pengetahuan bikin kurikulum,” kata Daitya geleng-geleng kepala.
“Aku justru tertarik dengan mata pelajaran alternative yang akan diberikan oleh Salafi-Wahhabi ISIS,” kata Ndemo menyela,”Itu sebabnya aku mau menerapkan kurikulum ISIS agar tahu ilmu alternative apa yang mereka berikan?”
“Ilmu pengetahuan apa lagi yang dipunyai ISIS kalau bukan ilmu bekam, ru’yah, ilmu dalil, indoktrinasi, brain washing, dan aneka takhayul badui,” kata Johnson.
Sufi Sudrun yang mendengarkan perbincangan para santri tiba-tiba menyela,”Untuk apa kalian ribut-ribut membincang kurikulum ISIS. Itu kan kurikulum illegal bikinan teroris. Tidak ada yang bertanggung jawab atas kurikulum yang ditempel di dinding-dinding dan tiang listrik itu. ISIS hanya mengancam-ngancam saja dengan kurikulumnya itu.”
“Benar juga paklik,” tukas Johnson berkomentar,”Lalu apa tindakan kita mengantisipasi kurikulum teroris itu?”
“Jalankan kurikulum pendidikan Islam Aswaja yang kita yakini kebenarannya dan tidak perlu peduli dengan kelompok yang mengaku dan mengklaim diri Islam. Yang penting, tetap waspada dan siaga menghadapi ancaman terror mereka,” sahut Sufi Sudrun.
You have read this article Pendidikan
with the title KURIKULUM SEKOLAH, ALA ISIS. You can bookmark this page URL http://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2015/01/kurikulum-sekolah-ala-isis_10.html. Thanks!
No comment for "KURIKULUM SEKOLAH, ALA ISIS"
Post a Comment