Oleh: K Ng H. Agus Sunyoto
Beda dengan yang dibayangkan beda pula fakta terkait pembelajaran yang disampaikan Guru Sufi kepada seorang salik yang akan melakukan suluk. Mula-mula, Guru Sufi memang menjelaskan makna harfiah suluk, yaitu ‘menempuh’, maksudnya Menempuh Perjalanan Ruhani menuju Sumber Segala Sumber, suatu perjuangan menempuh jalan untuk kembali kepada Sang Pencipta, yakni melalui jalan taubat (taaba = kembali) yang dipungut dari sabda Allah :
Fasluki subula Rabbiki dzululan! (Q.S.An-Nahl: 69).
Dengan kata-kata lembut tapi tegas, Guru Sufi menjelaskan bahwa yang dimaksud ‘menempuh jalan suluk’ bukan berjalan melewati jalan tertentu yang lurus seperti halnya jalan tol, melainkan lebih bermakna laku dari serangkaian amaliyyah dari sebuah disiplin tertentu untuk menyucikan qalb dari dorongan-dorongan inderawi dan membebaskan nafs (jiwa) dari dominasi hasrat rendah keduniawian dengan dibimbing seorang guru ruhani atau mursyid, yaitu guru ruhani yang telah wushul meraih pengenalan akan dirinya dan Rabb-nya dalam makna yang sebenarnya. Di bawah bimbingan dan pengawasan guru ruhani atau mursyid, seorang penempuh jalan ruhani (salik) berjuang mengendalikan hawa nafsu rendahnya, membersihkan qalbu dari dorongan-dorongan dan tarikan-tarikan rendah hasrat inderawi, dengan melakukan mujahadah, muraqabah, hingga mukasyafah sampai mencapai tingkat hakikat. Dengan bersuluk, seseorang berusaha keras untuk memahami dan mengamalkan agama secara lebih dalam. Orang yang meniti jalan suluk, disebut salik (orang yang melakukan perjalanan).
Ber-suluk –bukan– mengasingkan diri. Ber-suluk adalah menjalankan agama sebagaimana awal mulanya, yaitu beragama dalam ketiga aspeknya, ‘Iman’ - ‘Islam’ - ‘Ihsan’ (tauhid - fiqh - tasawuf) sekaligus, sebagai satu kesatuan diin Al-Islam yang tidak terpisah-pisah. Secara sederhana, bisa dikatakan bahwa bersuluk adalah ber-thariqah,
Yang dilakukan, adalah setiap saat berusaha untuk menjaga dan menghadapkan qalb nya kepada Allah, tanpa pernah berhenti sesaat pun, sambil melaksanakan syari’at Islam sebagaimana yang dibawa Rasulullah saw. Amalannya adalah ibadah wajib dan sunnah sebaik-baiknya, dalam konteks sebaik-baiknya secara lahiriah maupun secara batiniah. Selain itu ada pula amalan-amalan sunnah tambahan, bergantung pada apa yang paling sesuai bagi diri seorang salik untuk mengendalikan sifat jasadiyah dirinya, mengobati jiwanya, membersihkan qalbnya, dan untuk lebih mendekat kepada Allah.
You have read this article Pesulukan
with the title Bersuluk Menggapai Allah. You can bookmark this page URL http://pesantren-budaya-nusantara.blogspot.com/2011/10/bersuluk-menggapai-allah.html. Thanks!
No comment for "Bersuluk Menggapai Allah"
Post a Comment